Fimela.com, Jakarta Bintang muda Ersya Aurelia mendapat pengalaman baru saat terlibat dalam film horor, 'Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu'. Gadis 24 tahun itu mengatakan jika untuk film tersebut, ia harus rela tergantung menggunakan sling dalam waktu yang cukup lama.
Hal itu diceritakan Ersya Aurelia berkaitan dengan perannya sebagai Amelia di film produksi Dee Company tersebut. Menjadi pengalaman pertama, Ersya pun mengaku harus cukup lama menahan pegal di tubuh untuk satu adegan sling yang diambil dalam proses syutingnya.
"Film ini memberikan pengalaman yang baru ketika syuting. Banyak banget adegan yang pakai sling dan kita harus diam lamakalau belum take supaya slingnya tetap aman, lumayan pegal," kata Ersya Aurelia kepada awak media, baru-baru ini.
What's On Fimela
powered by
Sama
Tak cuma bagi Ersya Aurelia, Annette Edoarda yang memainkan karakter bernama Maya juga merasakan hal serupa. Menurut Annette, efek beradegan aksi menggunakan sling untuk film Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu cukup membuatnya merasa nyeri di beberapa bagian tubuh.
"Aku ada adegan yang jatuh dari atas terus slingnya di pinggangkan. Nah, itu aku ditahan, tunggu take. Berkali-kali take nggak masalah, tapi besok paginya berasa encoknya," tuturnya.
Ada Pesan Moral
Sebagai informasi, film Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu diadaptasi dari cerita yang sempat viral di sosial media. Filmnya sendiri akan tayang di bioskop mulai 15 Agustus 2024 dengan nama-nama seperti Endy Arfian, Ersya Aurelia, Rayn Wijaya, Annette Edoarda, dan Egi Fedly yang terlibat di dalamnya.
Secara garis besar, film Dosen Ghaib: Sudah Malam atau Sudah Tahu berkisah tentang empat mahasiswa yang harus mengikuti semester pendek saat mahasiswa lainnya tengah libur. Pada awalnya para mahasiswa ini tidak menaruh curiga saat kelas berlangsung.
Akan tetapi, kecurigaan muncul saat ketua kelas mendapatkan pesan dari dosen mata kuliah tersebut yang tidak bisa hadir di kelas. Dari situ, teror pun dimulai.
Dheeraj Kalwani selaku produser mengatakan jika tontonan yang menghibur bukanlah satu-satunya alasan mengangkat cerita tersebut ke layar lebar. Menurutnya, ada pesan moral lain yang tak kalah penting yang ingin disampaikan lewat film tersebut.
"Film ini bukan cuma teror, tapi membawa isu penting dalam pendidikan Indonesia. Kami ingin menunjukkan dampaknya seperti apa jika pembelajaran tidak dilakukan dengan baik," kata Dheeraj Kalwani.