Fimela.com, Jakarta Sebuah acara inspiratif yang didukung oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Parade Wastra Nusantara resmi selesai. Beragam keseruan ditampilkan dalam acara ini. Acara yang ingin mengenalkan lebih dekat tentang beragamnya kekayaan wastra budaya Indonesia.
Banyak dari kita tidak tahu bahwa Indonesia memiliki kekayaan wastra yang beragam dari masing-masing daerah. Menampilkan wastra khas dari Paser, Taliabu, Trenggalek, dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Yang dijahit oleh para designer andal IFC.
Harapannya acara ini dapat membuat semua orang terutama generasi muda semakin bangga saat memakai wastra nusantara. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ellyana Mae, Editor in Chief Fimela saat membuka acara ini.
“Kami harap makin banyak generasi muda semakin bangga memakai wastra nusantara,” tuturnya.
Lalu, apa saja keseruannya? Simak detailnya sebagai berikut.
What's On Fimela
powered by
Mengenal Lebih Dekat Wastra Nusantara Lewat Cerita Wastra
Cerita Wastra adalah ajang diskusi yang mengenalkan wastra nusantara antara lain dari Trenggalek, Taliabu, dan Paser. Dalam diskusi yang bertajuk 𝐈𝐧𝐨𝐯𝐚𝐬𝐢 𝐁𝐚𝐭𝐢𝐤 𝐃𝐚𝐞𝐫𝐚𝐡 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐁𝐮𝐬𝐚𝐧𝐚 𝐊𝐞𝐤𝐢𝐧𝐢𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐌𝐚𝐭𝐚 𝐌𝐮𝐝𝐚.
Bersama Hj. Zahra Yolanda Mus, ketua TP-PKK Kabupaten Pulau Taliabu, Novita Hardini Mochamad, ketua TP-PKK Kabupaten Trenggalek, dan Sinta Rosma Yenti, Ketua TP-PKK Kabupaten Paser di acara tersebut, Sahabat Fimela bisa tahu jika batik dari setiap daerah di seluruh Indonesia, memiliki keunikan dan sisi menarik masing-masing. Dengan berbagai inovasi baru yang ada, tentunya kita tak perlu malu untuk memakai batik di aktivitas sehari-hari.
Diskusi kedua, masih dari Cerita Wastra yang bertajuk Menjawab Tantangan Mode Masa Kini bersama dengan PNM dan Batik Tuli Kerawang. Diskusi ini diikuti oleh bu Cut Ria Dewanti (Kepala Divisi Jasa Manajemen dan TJSL PT. Permodalan Nasional Madani, Ibu Inaraya (Founder dan Pengurus Kreasi Tuli Indonesia), dan Akeyla Naraya (Young Fashion Designer dan Founder Kreasi Tuli Indonesia).
Di dalam talkshow tersebut menghadirkan 3 narasumber yakni, Cut Ria Dewanti selaku Kepala Divisi Jasa Manajemen dan TJSL, PT. PNM, Inaraya, selaku Sosiopreneur dan Pengurus Kreasi Tuli Indonesia, serta turut hadir pula Akeyla Naraya sebagai seorang Young Fashion Designer dan Founder Kreasi Tuli Indonesia.
Pengumuman Pemenang Tata Wastra 2024
Setelah melalui proses seleksi dan penjurian, kompetisi Tata Wastra akhirnya menuju akhir perjalanannya. Setelah keempat finalis mempresentasikan karyanya, didapat pemenang Tata Wastra 2024 yaitu:
- Pemenang 1: Reyno Rizky
- Pemenang 2: Adinda Trilovely
- Pemenang 3: Adelia Dwi Azkia Rahma
- Pemenang Harapan: Prima Nugroho
Harapannya Tata Wastra sebagai wadah untuk mengembangkan bakat dan mengenalkan wastra nusantara.
Selaras Wastra dan Anugerah Wastra
Sebagai penutup rangkaian Parade Wastra Nusantara, penampilan dari berbagai karya designer andal dari Novita Yunus, Deden Siswanto, Ferry Sunarto, dan Eko Tjandra. Mereka mengambil karya wastra dari beberapa daerah.
Novita Yunus banyak menggunakan wastra Nusantara menjadi sebuah koleksi busana yang apik. Salah satunya Batik Karawang yang dikreasikan Novita Yunus menjadi kebaya lewat brand Batik Chic by Novita Yunus.
Kali ini, Novita Yunus bermain dengan motif Batik Karawang yang menampilkan kekayaan flora dan fauna. Sebanyak Dipresentasikan pada gelaran Parade Wastra, Novita Yunus menghadirkan rangkaian koleksi kebaya yang dibuat dari 20 helai kain Batik Karawang.
Memadukan batik Paser, Ferry Sunarto hadirkan gaya kebaya tradisional dan modern, ciptakan kebaya dengan gabungan korset blouse, rok, serta aksesori pemanis dari Rinaldy A. Yunardi, melahirkan karya fashion yang penuh warna dan berwibawa. Sebanyak 11 rancangan indah dari Ferry Sunarto diperagakan dalam panggung Parade Wastra. Dominasi warna bumi seperti hijau, maroon, oranye, mendomunasi rangkaian busana yang ditampilkan. Adapun nuansa warna lainnya seperti fuchsia menambah semarak rangkaian karya yang dihadirkan.
Melalui label busananya yang bernama Olanye by Eko Tjandra, ia mempersembahkan koleksi bertajuk “Finengkoyong Fiking Maunahyu” dalam bahasa Taliabu yang bermakna yang cantik, kuat, dan berwibawa. Koleksinya menghadirkan rangkaian kebaya megah dengan menggunakan kain batik Taliabu asal Maluku Utara sebagai elemen utama.
Desainer Eko Tjandra bercerita, bahwa koleksi tersebut mengambil inspirasi dari busana kebangsawanan Eropa, khususnya busana Napoleon Bonaparte yang identik dengan kerah tinggi, lengan puffy, dan aksen ekor panjang menyapu lantai. Akulturasi dua unsur budaya, yakni Barat dan Timur menghasilkan satu koleksi yang elegan, tegas, dan berkarakter. Setidaknya terdapat 11 tampilan yang melenggang di panggung Selaras Wastradengan berbagai warna menarik sebagai gambaran kekayaan dari kain batik Taliabu. Mulai dari biru, hijau, hitam, coklat, terracotta, hingga maroon.
Terakhir adalah karya dari Deden Siswanto yang mengintip cerita di balik koleksi 𝐉𝐔𝐌𝐀𝐍𝐓𝐑𝐀, rangkaian koleksi ready-to-wear deluxe yang menampilkan keindahan motif batik Trenggalek.
Harapannya Parade Wastra Nusantara ini menjadi ajang apresiasi untuk karya dan mengenal lebih dekat budaya bangsa. Semoga menginspirasi, Sahabat Fimela.