Elegansi Kebaya Kombinasi Batik Taliabu dari Olanye by Eko Tjandra, Terinspirasi dari Napoleon Bonaparte

Hilda Irach diperbarui 08 Agu 2024, 16:57 WIB

Fimela.com, Jakarta FIMELA dan Liputan6.com mempersembahkan gelaran istimewa bertajuk “Cita Cipta” sebagai apresiasi sekaligus aspirasi untuk negara tercinta. Dengan cita besar untuk Indonesia yang lebih baik, dihadirkan karya-karya anak bangsa dari berbagai daerah di Nusantara, sekaligus berbagai diskusi menarik. 

Acara yang berlangsung pada 31 Juli 2024 di Ballroom Hotel Shangri La, Jakarta ini hadir dalam beberapa rangkaian kegiatan menarik. Salah satunya Parade Wastra Nusantara yang menampilkan “Selaras Wastra”, yakni fashion show di mana terdapat kolaborasi desain kebaya dari desainer Tanah Air dengan ketua Dekranasda.  Eko Tjandra, menjadi salah satu desainer yang terlibat dalam panggung mode ini.  

Melalui label busananya yang bernama Olanye by Eko Tjandra, ia mempersembahkan koleksi bertajuk “Finengkoyong Fiking Maunahyu” dalam bahasa Taliabu yang bermakna yang cantik, kuat, dan berwibawa. Koleksinya menghadirkan rangkaian kebaya megah dengan menggunakan kain batik Taliabu asal Maluku Utara sebagai elemen utama.

 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Terinspirasi dari Busana Napoleon Bonaparte

Melihat karya magis Eko Tjandra dalam mengolah kain batik Taliabu menjadi kebaya-kebaya elegan nan megah di peragaan Selaras Wastra. [Dok: Fimela/Adrian Utama P/Daniel Kampua/Busan].

Setidaknya terdapat 11 tampilan yang melenggang di panggung Selaras Wastradengan berbagai warna menarik sebagai gambaran kekayaan dari kain batik Taliabu. Mulai dari biru,  hijau, hitam, coklat, terracotta, hingga maroon.

Desainer Eko Tjandra bercerita, bahwa koleksi tersebut mengambil inspirasi dari busana kebangsawanan Eropa, khususnya busana Napoleon Bonaparte yang identik dengan kerah tinggi, lengan puffy, dan aksen ekor panjang menyapu lantai. Akulturasi dua unsur budaya, yakni Barat dan Timur menghasilkan satu koleksi yang elegan, tegas, dan berkarakter. 

“Jadi, budaya berbusana orang-orang bangsa Eropa waktu itu yang saya bawa ke sini. Saya padu padankan, saya akulturasikan dengan kebaya sehingga kebaya ini akan menjadi sesuatu yang berbeda. Bukan hanya kebaya modern yang seperti biasanya tapi kebaya dengan muatan sejarah di dalamnya. Karena bagaimanapun, koleksi ini memuat unsur yang sangat kental sekali dengan sejarah dari daerah Taliabu itu sendiri,” ujar desainer asal Bojonegoro tersebut. 

Eko Tjandra berhasilkan mewujudkan tantangannya dalam mengolah kain batik sebagai center of point dalam koleksi, bukan sebagai pelengkap kebaya. Kekayaan motif batik Taliabu dengan ciri khas motif buah cengkeh, buah pala, hingga buah kelapa disematkan di hampir keseluruhan kebaya.

Melihat karya magis Eko Tjandra dalam mengolah kain batik Taliabu menjadi kebaya-kebaya elegan nan megah di peragaan Selaras Wastra. [Dok: Fimela/Adrian Utama P/Daniel Kampua/Busan].
Melihat karya magis Eko Tjandra dalam mengolah kain batik Taliabu menjadi kebaya-kebaya elegan nan megah di peragaan Selaras Wastra. [Dok: Fimela/Adrian Utama P/Daniel Kampua/Busan].
3 dari 4 halaman

Zahra Yolanda Tampilkan Langsung Keindahan Batik Taliabu

Melihat karya magis Eko Tjandra dalam mengolah kain batik Taliabu menjadi kebaya-kebaya elegan nan megah di peragaan Selaras Wastra. [Dok: Fimela/Adrian Utama P/Daniel Kampua/Busan].

Menambah elegansi tampilan kebaya, kain batik Taliabu tersebut dikombinasikan dengan material-material seperti silk liquid, lace, katun shimmer, dan jacquard yang didatangkan langsung dari Guangzhou. Disematkan juga detail embroidery dan sentuhan gaya arty of beat yang menjadikan koleksi ini tidak hanya klasik, tetapi juga modern. Detail-detail kecil seperti kancing jamur dan bros berbentuk koin menjadi statement penampilan.  Kancing dan bros ini melambangkan para bangsawan yang memiliki kepribadian dan strata sosial yang luar biasa.  

Parade semakin meriah dengan kehadiran Istri Bupati Taliabu, Zahra Yolanda sebagai muse. Zahra berjalan di atas catwalk mengenakan kebaya model beskap atau janggan kombinasi material jacquard dan batik Taliabu warna coklat. Semakin anggun, dengan selendang batik Taliabu warna coklat senada sebagai pelengkap tampilan.

Melihat karya magis Eko Tjandra dalam mengolah kain batik Taliabu menjadi kebaya-kebaya elegan nan megah di peragaan Selaras Wastra. [Dok: Fimela/Adrian Utama P/Daniel Kampua/Busan].

Selain kebaya-kebaya berstruktur tegas, Olanye by Eko Tjandra juga menghadirkan kebaya peplum dengan siluet mengagumkan untuk menonjolkan keanggunan dan feminitas. 

Ditampilkan juga inspirasi gaun malam dengan siluet kebaya. Detail kerah tinggi dan potongan asimetris memberi impresi dramatis. Aksen batik Taliabu warna ungu cerah membuat tampilan kebaya menjadi lebih hidup.

Melihat karya magis Eko Tjandra dalam mengolah kain batik Taliabu menjadi kebaya-kebaya elegan nan megah di peragaan Selaras Wastra. [Dok: Fimela/Adrian Utama P/Daniel Kampua/Busan].
Melihat karya magis Eko Tjandra dalam mengolah kain batik Taliabu menjadi kebaya-kebaya elegan nan megah di peragaan Selaras Wastra. [Dok: Fimela/Adrian Utama P/Daniel Kampua/Busan].
4 dari 4 halaman

Aksesori sebagai Pelengkap

Melihat karya magis Eko Tjandra dalam mengolah kain batik Taliabu menjadi kebaya-kebaya elegan nan megah di peragaan Selaras Wastra. [Dok: Fimela/Adrian Utama P/Daniel Kampua/Busan].

Penampilan para model dan muse dilengkapi dengan sepatu dari Langkah by Lina Lee, serta aksesori klasik dari Le Ciel. Disempurnakan dengan pulasan makeup glam dari The Body Shop.

“Melalui koleksi Finengkoyong Fiking Maunahyu, saya ingin membuktikan bahwa batik Taliabu ini ketika dibentuk dalam satu outfit yang sangat luar biasa tentunya dia juga memiliki value dan nilai yang sangat luar biasa,” pungkas Eko Tjandra.