Atasi Kanker Pankreas dengan Whipple Surgery, Berikut Tata Laksananya

Anisha Saktian Putri diperbarui 31 Jul 2024, 07:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Kanker pankreas merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan, sering kali didiagnosis pada tahap lanjut, dan sulit diobati. Namun, ada sebuah prosedur bedah yang kompleks dan dapat menjadi pilihan untuk menangani kanker pankreas atau kanker saluran empedu yaitu Whipple surgery.

DR. dr. Wifanto Saditya Jeo, Sp.B-KBD, dokter spesialis bedah digestif dari RS MRCCC Siloam Semanggi, mengatakan pankreas adalah organ penting dalam sistem pencernaan manusia yang terletak di belakang rongga perut. Salah satu fungsi utama pankreas adalah memproduksi hormon dan enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan. Namun, ketika sel-sel di pankreas mulai tumbuh secara tidak terkendali, kondisi ini dapat menyebabkan pembentukan tumor yang ganas, yang dikenal sebagai kanker pankreas.

”Kanker pankreas ini gejalanya tidak spesifik dan sulit dideteksi atau tidak terlihat pada tahap awal. Gejala yang mungkin muncul termasuk nyeri perut, penurunan berat badan, gangguan pencernaan, dan kulit menjadi kuning. Pada banyak kasus sering ditemukan pasien sudah memasuki tahap lanjutan,” sebut dr. Wifanto.

Untuk mengatasi kanker dapat dilakukan Whipple Surgery prosedur bedah yang bertujuan untuk mengangkat tumor yang berlokasi di kepala pankreas. Prosedur ini juga dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi lain yang melibatkan kepala pankreas, seperti kista pankreas, tumor neuroendokrin, atau tumor di daerah saluran empedu.

“ Whipple surgery biasanya menjadi pilihan ketika tumor belum menyebar ke organ lain di sekitar pankreas. Dalam prosedur ini, dokter spesialis bedah akan mengangkat bagian dari pankreas, bagian pertama usus kecil (duodenum), sebagian saluran empedu, dan kantong empedu. Pada beberapa kasus, sebagian dari lambung atau tubuh pankreas juga dapat diangkat,” katanya.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Tatalaksana Whipple Surgery

Ilustrasi Tatalaksana Whipple Surgery. (Shutterstock/amab)

Prosedur Whipple merupakan operasi bedah yang kompleks dan memerlukan tim bedah terampil serta fasilitas medis yang memadai. Rata-rata untuk operasi ini, memerlukan waktu 6-8 jam. Berikut merupakan langkah-langkah utama dalam proses Whipple surgery:

a. Persiapan Pra-Operasi

Sebelum operasi dimulai, pasien akan menjalani serangkaian tes diagnostik dan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi kesehatan mereka secara keseluruhan. Hal ini mencakup tes darah, pencitraan seperti CT scan atau MRI, serta konsultasi dengan spesialis bedah dan anestesi. Pasien juga akan diberikan instruksi tentang persiapan pra-operasi, seperti puasa makan dan minum sebelum operasi.

b. Anestesi

Sebelum prosedur dimulai, pasien akan diberikan anestesi umum untuk memastikan mereka tertidur selama operasi. Anestesi akan diberikan oleh dokter spesialis anestesi yang terlatih dan akan memantau kondisi pasien.

c. Akses ke Pankreas

Setelahnya tim bedah akan membuat sayatan kecil (laparoskopi) pada perut untuk mengakses organ-organ yang terlibat dalam prosedur. Sayatan ini biasanya dibuat di bagian tengah atau kanan atas perut.

d. Evaluasi dan Pengangkatan Organ

Setelah akses terhadap organ-organ yang terlibat, seperti pankreas, duodenum (bagian pertama usus kecil), saluran empedu, dan kantong empedu, tim bedah akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengevaluasi sejauh mana tumor telah menyebar dan apakah organ-organ tersebut harus diangkat. Bagian kepala pankreas biasanya menjadi target utama dalam prosedur ini.

e. Pengangkatan dan Rekonstruksi

Jika tumor terlokalisasi di kepala pankreas, dokter spesialis bedah akan mengangkat bagian tersebut, bersama dengan sebagian dari duodenum, saluran empedu, dan kantong empedu. Pada beberapa kasus, sebagian dari lambung atau tubuh pankreas juga dapat diangkat. Setelah pengangkatan organ-organ yang terkena, langkah selanjutnya adalah melakukan rekonstruksi atau penyambungan kembali organ-organ yang tersisa. Ini melibatkan proses menyambungkan usus, saluran empedu, dan pankreas dengan hati-hati untuk memastikan kelancaran aliran makanan dan cairan pencernaan.

f. Penutupan Sayatan Setelah prosedur selesai, sayatan pada perut akan ditutup dengan jahitan atau perekat medis. Perawatan luka yang tepat sangat penting untuk memastikan penyembuhan yang optimal dan mencegah infeksi.