Fimela.com, Jakarta Belakangan sedot lemak kembali mencuri perhatian. Secara umum, sedot lemak adalah prosedur pembedahan yang menggunakan teknik hisap untuk menghilangkan lemak dari area tubuh tertentu, seperti perut, pinggul, paha, bokong, lengan, atau leher.
Adapun tujuan dari prosedur sedot lemak, yaitu menghilangkan lemak yang sulit hilang melalui olahraga dan pola makan sehat, serta membentuk area tubuh tersebut. Sedot lemak juga dikenal dengan istilah liposuction atau lipoplasti dalam dunia medis. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh dokter bedah plastik yang terpercaya dan dilakukan di klinik atau rumah sakit.
Prosedur sedot lemak dilakukan dengan menggunakan teknik hisap menggunakan selang khusus yang menghancurkan lemak dengan getaran cepat. Ada beberapa jenis teknik sedot lemak yang umum dilakukan, seperti tumescent liposuction, laser-assisted liposuction, dan sedot lemak ultrasound. Setiap teknik memiliki keuntungan dan risiko yang perlu dipertimbangkan.
Meskipun sedot lemak umumnya dianggap sebagai prosedur kosmetik yang aman, tetap ada risiko yang perlu diperhatikan. Beberapa risiko yang mungkin terjadi setelah menjalani prosedur sedot lemak. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani prosedur sedot lemak untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang risiko dan manfaatnya.
Apakah Prosedur Sedot Lemak Aman?
Prosedur sedot lemak umumnya dianggap aman ketika dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dan dilakukan dengan peralatan yang aman. Namun, seperti halnya prosedur bedah lainnya, sedot lemak juga memiliki risiko dan efek samping yang perlu dipertimbangkan. Beberapa risiko dan efek samping yang mungkin terjadi setelah menjalani sedot lemak, antara lain:
1. Infeksi
Risiko infeksi dapat terjadi setelah prosedur sedot lemak. Penting untuk menjaga kebersihan luka dan mengikuti instruksi perawatan pasca operasi yang diberikan oleh dokter.
2. Perdarahan
Perdarahan dapat terjadi selama atau setelah prosedur sedot lemak. Dokter akan melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko perdarahan, tetapi tetap ada kemungkinan terjadinya.
3. Kulit tidak merata
Setelah sedot lemak, kulit di area yang diobati mungkin tidak merata atau tampak bergelombang. Hal ini bisa terjadi jika prosedur sedot lemak dilakukan secara tidak merata atau jika elastisitas kulit tidak baik.
4. Kerusakan jaringan
Selama prosedur sedot lemak, ada risiko kerusakan jaringan di sekitar area yang diobati. Risiko ini dapat terjadi terutama jika prosedur dilakukan oleh dokter yang tidak berpengalaman.
5. Reaksi alergi
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap anestesi atau obat yang digunakan selama prosedur sedot lemak.
6. Kekurangan cairan
Setelah sedot lemak, tubuh dapat mengalami kekurangan cairan. Penting untuk menjaga hidrasi yang baik dan mengikuti instruksi dokter mengenai asupan cairan setelah prosedur.
7. Perubahan sensasi
Beberapa orang mungkin mengalami perubahan sensasi di area yang diobati setelah sedot lemak. Sensasi mati rasa atau kebas sementara dapat terjadi.
Kapan Prosedur Sedot Lemak Diperlukan?
Pasien yang menjalani sedot lemak umumnya ingin menghilangkan lemak di area-area tertentu yang sulit dihilangkan melalui cara-cara konvensional. Proses ini dapat membantu mencapai bentuk tubuh yang diinginkan, terutama pada orang dengan berat badan normal di area tubuh yang memiliki kulit kencang.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa prosedur sedot lemak biasanya tidak dianggap sebagai metode penurunan berat badan maupun alternatif penurunan berat badan. Jika seseorang memiliki berat badan berlebih, metode diet, olahraga, atau prosedur bariatrik mungkin lebih sesuai.
Selain itu, sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur sedot lemak, penting untuk mempertimbangkan syarat dan risiko yang terkait dengan prosedur ini. Adapun syarat melakukan prosedur sedot lemak ini, antara lain:
1. Kondisi kesehatan yang baik
Kamu harus dalam keadaan sehat tanpa kondisi yang dapat mempersulit operasi. Beberapa kondisi yang tidak direkomendasikan untuk melakukan sedot lemak adalah memiliki aliran darah yang terbatas, penyakit arteri koroner, diabetes, atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
2. Tidak mengonsumsi obat tertentu
Mengonsumsi obat pengencer darah atau beberapa jenis obat seperti ibuprofen dan aspirin dapat menjadi kontraindikasi untuk melakukan sedot lemak.
3. Tidak memiliki riwayat kesehatan tertentu
Jika kamu memiliki riwayat kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung, atau gangguan pembekuan darah, prosedur sedot lemak mungkin tidak disarankan.
4. Tidak merokok
Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi proses penyembuhan dan pemulihan setelah sedot lemak. Sebaiknya berhenti merokok sebelum menjalani prosedur ini.
5. Berat badan yang stabil
Sedot lemak bukanlah metode penurunan berat badan. Syarat untuk menjalani prosedur ini adalah memiliki berat badan kurang lebih 30% di atas berat badan ideal.
Sebelum menjalani prosedur sedot lemak, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh dan berkonsultasi dengan dokter bedah plastik yang berpengalaman. Dokter akan mengevaluasi kondisi kesehatanmu dan memberikan saran yang sesuai berdasarkan situasimu.