7 Tanda Pertengkaran Sehat yang Membuat Hubungan Makin Kuat

Endah Wijayanti diperbarui 30 Jul 2024, 11:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Pertengkaran dalam hubungan sering kali dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Namun, pertengkaran sebenarnya bisa menjadi kesempatan untuk memperkuat hubungan jika dilakukan dengan cara yang sehat dan konstruktif.

Sebuah hubungan, setelah pertengkaran yang sehat, malah cenderung menjadi makin kuat. Mengutip buku I Do, "Berdasarkan penelitian John Gottman, ia menemukan bahwa pasangan yang sukses adalah yang tidak takut bertengkar dan sering bertengkar Keberanian dan keterbukaan untuk mengalami pertengkaran dan mendalami akar pertengkaranlah yang membedakan mereka dari pasangan-pasangan dengan hubungan kandas. Mereka berniat untuk saling mendengarkan dan memahami isu utama masing-masing, sehingga selesainya pertengkaran membuat mereka saling terkoneksi dan berempati."

Berikut ini adalah tujuh tanda pertengkaran sehat yang dapat membuat hubungan kamu semakin kuat. Mari simak uraiannya di bawah ini, ya Sahabat Fimela.

 

 

2 dari 8 halaman

1. Fokus pada Masalah, Bukan Diri Pribadi

Cinta berbalas./Copyright Image by freepik

Pertengkaran yang sehat selalu berfokus pada masalah yang dihadapi, bukan menyerang pribadi pasangan. Ketika kamu bertengkar, pastikan untuk membahas masalah spesifik yang menjadi sumber konflik. Hindari penggunaan kata-kata yang menyakitkan atau menyerang karakter pasangan. Misalnya, daripada mengatakan "Kamu selalu egois," lebih baik mengatakan "Aku merasa tidak diperhatikan ketika kamu tidak mendengarkan pendapatku."

Dengan fokus pada masalah, kamu dapat menemukan solusi yang konstruktif tanpa merusak perasaan pasangan. Ini membantu membangun kepercayaan dan saling pengertian dalam hubungan.

 

 

3 dari 8 halaman

2. Mendengarkan dengan Empati

Berdua./Copyright Image by freepik

Dalam pertengkaran yang sehat, kedua belah pihak berusaha mendengarkan dengan empati. Mendengarkan dengan empati berarti memahami perasaan dan perspektif pasangan tanpa menghakimi. Cobalah untuk benar-benar mendengarkan apa yang dikatakan pasangan kamu, dan tunjukkan bahwa kamu peduli dengan apa yang mereka rasakan.

Misalnya, ketika pasangan mengungkapkan perasaan kecewa, kamu dapat merespons dengan mengatakan, "Aku mengerti mengapa kamu merasa begitu, dan aku minta maaf jika aku membuatmu merasa seperti itu." Respons seperti ini menunjukkan bahwa kamu peduli dan menghargai perasaan pasangan, yang pada gilirannya dapat memperkuat hubungan.

 

 

4 dari 8 halaman

3. Komunikasi yang Jelas dan Terbuka

Ingin lebih dicintai./Copyright Image by freepik

Pertengkaran yang sehat melibatkan komunikasi yang jelas dan terbuka. Ini berarti kedua belah pihak merasa aman untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka tanpa takut dihukum atau dihakimi. Pastikan untuk berbicara dengan jelas dan langsung, tanpa menyembunyikan atau memutarbalikkan kata-kata.

Misalnya, jika ada sesuatu yang mengganggu kamu, bicarakan dengan pasangan kamu secara langsung. Katakan, "Aku merasa tidak nyaman ketika kamu melakukan itu. Bisakah kita membicarakannya dan mencari solusi bersama?" Komunikasi yang terbuka seperti ini dapat membantu mencegah kesalahpahaman dan memperkuat ikatan antara kamu dan pasangan.

 

 

5 dari 8 halaman

4. Tidak Mengungkit Kesalahan Masa Lalu

Sikap perhatian./Copyright Image by tirachardz on Freepik

Pertengkaran yang sehat tidak melibatkan pengungkitan kesalahan masa lalu. Fokuslah pada masalah yang ada saat ini dan jangan membawa-bawa kesalahan yang sudah berlalu. Mengungkit kesalahan masa lalu hanya akan memperburuk situasi dan membuat pasangan merasa diserang.

Jika kamu merasa kesalahan masa lalu masih mengganggu kamu, bicarakan dengan pasangan kamu pada waktu yang tepat, bukan saat sedang bertengkar. Ini akan membantu menjaga pertengkaran tetap konstruktif dan terfokus pada solusi.

 

 

6 dari 8 halaman

5. Mencari Solusi Bersama

Tertawa./Copyright Image by Lifestylememory on Freepik

Pertengkaran yang sehat selalu berakhir dengan mencari solusi bersama. Setelah mengungkapkan perasaan dan mendengarkan satu sama lain, carilah cara untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Ini menunjukkan bahwa kamu berdua berkomitmen untuk memperbaiki hubungan dan tidak hanya ingin menang dalam pertengkaran.

Cobalah untuk mencari kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Misalnya, jika kamu bertengkar tentang pembagian tugas rumah tangga, duduklah bersama dan buatlah jadwal yang adil bagi keduanya. Dengan mencari solusi bersama, kamu menunjukkan bahwa hubungan kamu adalah prioritas utama.

 

7 dari 8 halaman

6. Menghormati Batasan dan Privasi

Sikap perhatian./Copyright Image by Lifestylememory on Freepik

 

Pertengkaran yang sehat melibatkan penghormatan terhadap batasan dan privasi pasangan. Setiap orang memiliki batasan dan ruang pribadi yang harus dihormati, bahkan dalam hubungan yang paling dekat sekalipun. Ketika bertengkar, pastikan untuk tidak melewati batasan-batasan tersebut.

Jika pasangan kamu meminta waktu sendiri untuk menenangkan diri sebelum melanjutkan pembicaraan, hormati permintaan tersebut. Berikan mereka ruang untuk berpikir dan menenangkan diri. Menghormati batasan dan privasi pasangan menunjukkan bahwa kamu peduli dengan kesejahteraan mereka dan menghargai perasaan mereka.

 

8 dari 8 halaman

7. Tidak Menyimpan Dendam

Rasa cinta./Copyright Image by lookstudio on Freepik

Pertengkaran yang sehat tidak meninggalkan dendam. Setelah pertengkaran selesai dan solusi telah ditemukan, lepaskan perasaan negatif dan lanjutkan hubungan dengan hati yang bersih. Menyimpan dendam hanya akan merusak hubungan dan membuat konflik berikutnya lebih sulit untuk diselesaikan.

Cobalah untuk memaafkan dan melupakan setelah pertengkaran selesai. Ini bukan berarti kamu harus mengabaikan perasaan kamu, tetapi belajarlah untuk melepaskan rasa sakit dan melanjutkan dengan hati yang terbuka. Dengan tidak menyimpan dendam, kamu dapat membangun kembali kepercayaan dan kedekatan dalam hubungan.

Pertengkaran dalam hubungan tidak selalu buruk jika dilakukan dengan cara yang sehat dan konstruktif. Fokus pada masalah, mendengarkan dengan empati, berkomunikasi secara jelas dan terbuka, tidak mengungkit kesalahan masa lalu, mencari solusi bersama, menghormati batasan dan privasi, serta tidak menyimpan dendam adalah tanda-tanda pertengkaran yang sehat.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kamu dapat membuat pertengkaran menjadi kesempatan untuk memperkuat hubungan dan membangun ikatan yang lebih kuat dengan pasangan kamu.

Sahabat Fimela, ingatlah bahwa setiap hubungan memiliki tantangan, tetapi dengan cara yang tepat, kamu dapat menghadapinya dan tumbuh bersama sebagai pasangan yang lebih kuat dan bahagia.