Wonder Voiceover Camp Jadi Cara Menarik Memperkenalkan Pariwisata dan keanekaragaman Budaya Indonesia

Anisha Saktian Putri diperbarui 29 Jul 2024, 14:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Voice Institute Indonesia, sebagai institusi pelatihan yang berfokus pada industri suara (voice industry), kembali menggelar Program “Wonder Voice of Indonesia”. Bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia, acara ini menjadi tahun ketiga penyelenggaraannya.

Sebanyak 20 orang berkesempatan mengikuti bootcamp intensif selama tiga hari bernama Wonder Voiceover Camp, sebagai rangkaian terakhir dari Wonder Voice of Indonesia 2024. Kedua puluh orang ini merupakan pemenang dari voiceover challenge terbesar di Indonesia yang diikuti lebih dari 2.800 peserta.

Domisili pemenang tahun ini pun cukup beragam, tersebar dari Aceh hingga Ambon. Pada workshop akhir ini, para finalis diberikan pembekalan dan materi serta praktik mengenai Voiceover, Audio Editing, dan Personal Branding.

Tujuan dari program Wonder Voice of Indonesia 2024 adalah untuk mempromosikan pariwisata dan keanekaragaman budaya serta ekonomi kreatif yang terdapat di seluruh Indonesia lewat sulih suara (voiceover). Sandiaga Uno, selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, turut menghadiri event dan memberikan motivasi dan arahannya kepada para peserta.

“Ini adalah kegiatan yang mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif, membuka usaha dan lapangan kerja. Ini program yang konkret, langsung berdampak dan memberikan manfaat. Dari lulusannya, total lebih dari Rp 650 juta rupiah sudah didapatkan oleh para lulusan Wonder Voice of Indonesia. Program ini sudah melebihi target, tapi kita jangan cepat puas. Kita harus terus perluas penggunaan voiceover di museum, audiobook, iklan-iklan digital, pengembangan televisi & radio, dan banyak lagi." ujar Sandiaga Uno.

2 dari 2 halaman

Bentuk Dukungan Kemenparekraf RI

Sandiaga Uno hadir di Wonder Voiceover Camp . Dok. Voice Institute Indonesia

Bentuk dukungan dari Kemenparekraf RI untuk program ini antara lain penganggaran untuk berbagai pelatihan intensif, networking ke pemerintah kota, kabupaten hingga provinsi, serta BUMN dan perusahaan-perusahaan swasta untuk pemberdayaan lulusan Wonder Voice of Indonesia.

Iman Santosa, Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi, dan Radio Kemenparekraf RI menambahkan, pihaknya melihat potensi voiceover di Indonesia sebelumnya masih berserakan, belum tertata.

“Kami menilai, salah satu yang punya visi untuk membuat voiceover bisa tergali dan berkembang dengan baik adalah Voice Institute Indonesia. Dampak ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dari program ini pun langsung terasa. Dari data-data yang kami miliki, program yang sudah baik dan memiliki tren positif seperti ini, malah aneh jika tidak dilanjutkan,” kata Iman

Tak hanya itu, Iman mengatakan Kemenparekraf RI juga memberikan dukungan dari sisi kelembagaan. “Dari visi yang saya lihat, nanti ujungnya adalah sertifikasi kompetensi, dan standardisasi. Kami ingin terus membantu peningkatan jumlah komunitas di daerah, juga pembuatan organisasi yang legal formal.” tandas Iman Santosa.

Bimo Kusumo Yudo sebagai pendiri dari Voice Institute Indonesia ketika ditanya soal kualitas suara pemenang menjelaskan, “suara itu bagus, tidak ada suara yang jelek. Yang ada hanyalah suara yang terlatih dan tidak terlatih. Optimalkan kesempatan di tiga hari ini. Dengan sinergi bersama, kita bawa industri voiceover agar tak lagi dipandang sebelah mata,” paparnya.