Viral Banyak Anak Cuci Darah, Kata IDAI: Sakit Ginjal Bisa karena Faktor Genetik

Annissa Wulan diperbarui 25 Jul 2024, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Beberapa waktu lalu, media sosial X digemparkan oleh berita terkait Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang dipenuhi anak-anak yang cuci darah. Tim FIMELA kemudian mengonfirmasi isu ini saat mengikuti Seminar Media Ikatan Dokter Anak Indonesia pada Kamis (25/7/2024).

Seminar ini diberi tajuk "Membangun Generasi Anak Indonesia Sehat Menuju Indonesia Emas" bersama Prof. Dr. Ahmad Suryawan, dr., Sp.A(K), Ketua UKK Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia. Dalam seminar ini, dr. Wawan menjelaskan bahwa apa yang terjadi pada seseorang di masa tua, itu sangat dipengaruhi pada periode 2 tahun awal kehidupan mereka.

"Indonesia itu memiliki populasi anak terbesar ke-4 di dunia, jadi kita punya PR yang cukup besar untuk membantu pemerintah," ungkap dr. Wawan.

dr. Wawan juga sempat menjelaskan tentang pentingnya memprioritaskan kebutuhan anak, terutama di 1000 hari pertama kehidupan mereka. Terkait dengan isu banyaknya anak yang melakukan cuci darah, dr. Wawan mengungkapkan bahwa faktornya beragam.

"Kalau kita bicara tentang tumbuh kembang anak, salah satu organ yang memengaruhi tumbuh kembang anak adalah ginjal. Tapi kalua bicara faktor yang bisa memengaruhi anak terkena penyakit ginjal sampai harus cuci darah itu banyak. Dan perlu diketahui bahwa penyakit ginjal itu pada anak itu bisa saja karena faktor keturunan atau genetik ya."

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Gaya hidup seimbang agar anak memiliki kehidupan yang berkualitas

Sedari dini, anak harus diupayakan memiliki gaya hidup sehat, seperti pola makan lengkap dan seimbang. Credit: pexels.com/Alex.

Agar anak memiliki kualitas hidup yang lebih baik, usahakan untuk menyeimbangkan gaya hidup mereka. Sedari dini, anak harus diupayakan memiliki gaya hidup sehat, seperti pola makan lengkap dan seimbang.

"Gaya hidup anak harus diseimbangkan agar mereka punya daya tahan tubuh yang baik, seperti pemenuhan kebutuhan ASI. Selain itu, minimalisir paparan lingkungan. Kalau kondisi ini tidak bisa diseimbangkan, risiko anak terkena penyakit serius akan lebih besar," tutup dr. Wawan.

dr. Wawan juga memberikan satu nasihat menarik untuk para orangtua, yaitu bahwa tumbuh kembang anak harus dijemput, bukan ditunggu. Bagaimana menurutmu, Sahabat FIMELA?