8 Tanda Orang Haus Validasi yang Hidupnya Tidak Bahagia

Endah Wijayanti diperbarui 26 Jul 2024, 10:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Dalam era digital ini, validasi dari orang lain sering kali menjadi bagian penting dalam hidup seseorang. Namun, bergantung pada validasi orang lain hanya akan menjadi penghambat kebahagiaan sejati. Ketika seseorang terus-menerus mencari validasi dari orang lain, mereka mungkin mengabaikan aspek-aspek penting dalam hidup mereka, seperti kesehatan, hubungan yang mendalam, dan pencapaian pribadi. Hal ini bisa mengurangi kualitas hidup mereka secara keseluruhan dan membuat mereka merasa tidak puas dan tidak bahagia.

Bergantung pada validasi orang lain membuat kebahagiaan seseorang menjadi tidak stabil dan rentan terhadap fluktuasi. Ketika seseorang terus-menerus mencari validasi dari orang lain, mereka cenderung mengabaikan keinginan dan nilai-nilai mereka sendiri. Berikut adalah delapan tanda bahwa seseorang haus validasi dan hidupnya tidak bahagia. Mari simak uraiannya di bawah ini, ya Sahabat Fimela.

 

 

 

 

What's On Fimela
2 dari 10 halaman

1. Mencari Pengakuan di Media Sosial

Menjalani hidup./Copyright freepik.com/author/freepik

Orang yang haus validasi sering kali sangat aktif di media sosial. Mereka mengunggah setiap aspek kehidupan mereka dan menunggu “like”, komentar, atau tanda pengakuan lainnya. Kehidupan mereka seolah-olah tergantung pada jumlah interaksi yang mereka dapatkan. Jika tidak mendapatkan cukup perhatian, mereka merasa gagal dan tidak berharga. Padahal, kebahagiaan sejati datang dari diri sendiri, bukan dari angka-angka di layar.

 

 

3 dari 10 halaman

2. Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Tanda tidak bahagia./Copyright Image by senivpetro on Freepik

Seseorang yang haus validasi cenderung selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Mereka melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna dan merasa kurang dalam banyak hal. Hal ini bisa menciptakan perasaan iri dan rendah diri yang mendalam. Ingatlah, setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Fokuslah pada pencapaian diri sendiri dan bersyukur atas apa yang telah dimiliki.

 

4 dari 10 halaman

3. Selalu Butuh Pujian

Tegar./Copyright Image by tirachardz on Freepik

 

Orang yang tidak bahagia sering kali membutuhkan pujian terus-menerus untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri. Mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain, bahkan jika itu berarti mengorbankan nilai-nilai atau prinsip-prinsip mereka. Kebahagiaan sejati tidak membutuhkan pujian dari orang lain. Belajarlah untuk mengapresiasi diri sendiri tanpa perlu menunggu kata-kata manis dari orang lain.

 

 

 

5 dari 10 halaman

4. Menghindari Kritik

Batin yang tenang./Copyright Image by lookstudio on Freepik

Kritik konstruktif adalah bagian penting dari pertumbuhan pribadi. Namun, orang yang haus validasi cenderung menghindari kritik karena itu mengancam citra diri mereka. Mereka lebih suka mendengar apa yang ingin mereka dengar dan menutup telinga terhadap saran yang membangun. Padahal, menerima kritik dengan terbuka bisa membantu kita menjadi lebih baik dan lebih kuat.

 

 

6 dari 10 halaman

5. Berusaha Keras untuk Menyenangkan Semua Orang

Ilustrasi bekerja/copyright fimela

Orang yang haus validasi sering kali menjadi "people pleaser". Mereka berusaha keras untuk menyenangkan semua orang, bahkan jika itu berarti mengorbankan kebahagiaan dan kesejahteraan mereka sendiri. Mereka merasa takut ditolak atau tidak disukai, sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkan penerimaan. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak mungkin untuk menyenangkan semua orang. Fokuslah pada apa yang membuat kamu bahagia dan seimbang.

 

7 dari 10 halaman

6. Merasa Tidak Puas dengan Pencapaian Sendiri

Ilustrasi Stres/copyright fimela

 

Orang yang haus validasi sering kali merasa tidak pernah cukup dengan pencapaian mereka sendiri. Mereka selalu merasa ada yang kurang dan mencari validasi eksternal untuk merasa berharga. Kebahagiaan sejati datang dari menghargai dan merayakan pencapaian sendiri, sekecil apapun itu. Belajarlah untuk bangga dengan diri sendiri dan apa yang telah kamu capai.

 

 

8 dari 10 halaman

7. Takut Menjadi Diri Sendiri

Ilustrasi sedih/copyright Fimela

Seseorang yang haus validasi sering kali takut menjadi diri sendiri. Mereka khawatir orang lain tidak akan menerima mereka apa adanya, sehingga mereka berpura-pura menjadi seseorang yang berbeda. Mereka memakai topeng dan menyembunyikan jati diri mereka yang sebenarnya. Kebahagiaan sejati datang ketika kamu bisa menjadi diri sendiri dan diterima apa adanya oleh orang-orang di sekitar kamu.

 

 

9 dari 10 halaman

8. Mudah Terpengaruh Pendapat Orang Lain

ilustrasi Gangguan penyakit yang sering dialami pekerja kantoran/fimela/adrian putra

Orang yang tidak bahagia dan haus validasi sangat mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. Mereka mengubah cara berpikir, bertindak, dan bahkan impian mereka hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Hal ini bisa menghilangkan rasa jati diri dan membuat mereka merasa kehilangan arah. Ingatlah, pendapat orang lain bukanlah cerminan nilai diri kamu. Temukan apa yang benar-benar penting bagi kamu dan hiduplah sesuai dengan itu.

 

 

10 dari 10 halaman

Mengatasi Ketergantungan pada Validasi Eksternal

ilustrasi./copyrught fimela

Setelah mengenali tanda-tanda di atas, penting untuk mulai mengatasi ketergantungan pada validasi eksternal dan membangun kebahagiaan dari dalam diri. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Kenali Nilai Diri

Mulailah dengan mengenali nilai diri kamu. Apa yang membuat kamu unik dan berharga? Tuliskan kualitas-kualitas positif yang kamu miliki dan ingatlah bahwa kamu tidak perlu validasi dari orang lain untuk merasa berharga.

2. Fokus pada Pertumbuhan Pribadi

Alih-alih mencari validasi eksternal, fokuslah pada pertumbuhan pribadi. Belajarlah hal-hal baru, kembangkan keterampilan, dan tantang diri kamu untuk menjadi versi terbaik dari diri kamu. Pencapaian pribadi yang dihasilkan akan memberikan kebahagiaan yang lebih dalam dan bermakna.

3. Belajar Menerima Diri Sendiri

Belajarlah untuk menerima diri kamu apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihan. Terimalah bahwa tidak ada yang sempurna dan itu adalah bagian dari menjadi manusia. Dengan menerima diri sendiri, kamu akan merasa lebih damai dan bahagia.

4. Jaga Hubungan yang Sehat

Jalin hubungan dengan orang-orang yang mendukung dan menerima kamu apa adanya. Hindari hubungan yang membuat kamu merasa harus terus-menerus mencari validasi. Lingkungan yang positif dan mendukung akan membantu kamu merasa lebih aman dan bahagia.

5. Tetapkan Batasan

Tetapkan batasan yang sehat dalam hubungan kamu. Jangan biarkan orang lain mengambil alih hidup kamu atau membuat kamu merasa tidak berharga. Belajarlah untuk mengatakan "tidak" dan menghargai diri sendiri.

6. Praktikkan Rasa Syukur

Latihlah rasa syukur setiap hari. Fokuslah pada hal-hal baik dalam hidup kamu dan hargai apa yang kamu miliki. Rasa syukur akan membantu kamu melihat kehidupan dengan cara yang lebih positif dan bahagia.

7. Ciptakan Tujuan Pribadi

Buatlah tujuan-tujuan pribadi yang bermakna dan sesuai dengan nilai-nilai kamu. Bekerjalah untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan cara yang membuat kamu merasa bangga dan bahagia, tanpa perlu validasi dari orang lain.

8. Jadilah Diri Sendiri

Yang paling penting, jadilah diri sendiri. Jangan takut untuk menunjukkan siapa kamu sebenarnya. Dengan menjadi autentik, kamu akan menarik orang-orang yang menghargai dan menerima kamu apa adanya. Kebahagiaan sejati datang ketika kamu hidup sesuai dengan jati diri kamu.

Mengatasi ketergantungan pada validasi eksternal memang membutuhkan waktu dan usaha, tetapi dengan langkah-langkah ini, kamu bisa membangun kebahagiaan yang lebih dalam dan bermakna. Ingatlah bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri, bukan dari pengakuan orang lain.

Teruslah berkembang dan jadilah versi terbaik dari diri kamu tanpa harus bergantung pada validasi eksternal.