7 Alasan Orang Toxic Biasanya Justru Punya Banyak Teman

Mimi Rohmitriasih diperbarui 24 Jul 2024, 20:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Ketika kita mendengar istilah "toxic," kita seringkali membayangkan seseorang yang membawa pengaruh negatif dalam lingkungannya. Menariknya, meskipun perilaku toxic umumnya dianggap merugikan, orang-orang dengan sifat ini seringkali memiliki banyak teman. 

Mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut adalah beberapa alasan yang mungkin menjelaskan fenomena ini.

2 dari 8 halaman

Keterampilan Sosial yang Tinggi

ilustrasi perempuan tersenyum/Photo by Євгенія Височина on Unsplash

Orang yang toxic sering kali memiliki keterampilan sosial yang baik. Mereka pandai berkomunikasi dan tahu cara menarik perhatian orang lain. Dengan kemampuan berbicara yang baik dan karisma yang melekat pada dirinya, mereka bisa membuat orang lain merasa tertarik dan terhibur. Keterampilan ini membantu mereka membangun jaringan pertemanan yang luas, meskipun di baliknya tersembunyi perilaku negatif yang sering merugikan orang lain.

3 dari 8 halaman

Ahli Manipulasi dan Kontrol

ilustrasi perempuan tertawa bahagia/Photo by Conner Ching on Unsplash

Orang toxic sering kali ahli dalam manipulasi. Mereka tahu cara memanfaatkan emosi orang lain untuk keuntungan pribadi mereka. Dengan menunjukkan kepedulian yang palsu atau menggunakan pujian berlebihan, mereka bisa mendapatkan kepercayaan dan simpati orang lain. Mereka juga mungkin menggunakan taktik seperti rasa bersalah atau rasa takut untuk menjaga orang lain tetap dekat dengan mereka. Inilah yang akhirnya membuatnya sangat mudah memiliki teman. 

4 dari 8 halaman

Ketergantungan Emosional

ilustrasi karakter zodiak/Photo by Crystal Jo on Unsplash

Beberapa orang merasa terikat dengan individu toxic karena ketergantungan emosional. Orang toxic sering kali menciptakan dinamika di mana mereka menjadi pusat perhatian atau sumber dukungan utama bagi teman-temannya. Dalam situasi ini, teman-teman mereka merasa sulit untuk melepaskan diri karena mereka sudah terbiasa mendapatkan validasi atau dukungan dari orang toxic tersebut.

5 dari 8 halaman

Penampilan yang Menarik

perempuan/photo by joshua rawson harris on unsplash

Tidak jarang orang toxic memiliki penampilan yang menarik atau gaya hidup yang menawan. Mereka mungkin populer karena memiliki banyak hal yang diinginkan orang lain, seperti kekayaan, status sosial, atau penampilan fisik yang menonjol. Ini bisa membuat mereka lebih mudah menarik perhatian dan mendapatkan teman. Ya, meskipun sikap mereka mungkin tidak selalu positif.

6 dari 8 halaman

Rasa Takut atau Kepatuhan

ilustrasi perempuan bekerja/Photo by Alex Shaw on Unsplash

Beberapa orang mungkin tetap berteman dengan individu toxic karena rasa takut atau kepatuhan. Orang toxic seringkali menunjukkan perilaku dominan dan agresif yang membuat orang lain merasa terintimidasi. Rasa takut akan konfrontasi atau konsekuensi negatif membuat mereka tetap berada dalam lingkaran pertemanan tersebut meskipun mereka menyadari sifat toxic dari orang tersebut.

7 dari 8 halaman

Dinamika Grup

ilustrasi perempuan/Photo by Saltanat Zhursinbek on Unsplash

Dalam beberapa kelompok sosial, keberadaan individu toxic bisa diterima karena dinamika grup yang kompleks. Kadang-kadang, orang lain dalam grup mungkin melihat perilaku toxic sebagai hal yang normal atau bahkan menarik. Dalam situasi ini, perilaku toxic menjadi bagian dari identitas grup dan sulit untuk diubah.

8 dari 8 halaman

Keinginan untuk Mengubah

Riasan mata sering tertutup oleh kacamata. (Foto: Unsplash/Lala Azizli)

Ada juga orang-orang yang berteman dengan individu toxic dengan harapan bisa mengubah perilaku mereka. Mereka mungkin merasa bahwa mereka bisa membantu orang tersebut menjadi lebih baik atau mereka melihat potensi positif yang tersembunyi. Meskipun niat ini baik, seringkali upaya ini tidak berhasil dan justru memperpanjang hubungan yang merugikan.

Meskipun perilaku toxic umumnya dianggap negatif, ada berbagai alasan mengapa orang-orang dengan sifat ini tetap memiliki banyak teman. Namun, tetap penting bagi kita untuk memahami dinamika ini agar kita bisa lebih mengenali dan menghadapi perilaku toxic dengan bijaksana.  Baik dalam lingkaran pertemanan kita maupun dalam diri kita sendiri. Semoga informasi ini bermanfaat.