6 Tanda Stunting pada Anak yang Penting Dideteksi Sejak Dini

Mimi Rohmitriasih diperbarui 05 Sep 2024, 11:33 WIB

Fimela.com, Jakarta Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat akibat kurangnya asupan gizi yang cukup dalam jangka waktu yang panjang. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi tinggi badan anak, tetapi juga dapat berdampak pada perkembangan kognitif, kesehatan, dan produktivitasnya di masa depan. Sangat penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mengenali tanda-tanda stunting sejak sedini mungkin. Lantas, apa kiranya tanda stunting pada anak? 

Berikut beberapa tanda stunting yang bisa diamati sejak anak berusia dini. Ini juga bisa diamati dengan mudah di rumah. 

 

 

2 dari 4 halaman

Tumbuh Tinggi Anak Terlambat

Ilustrasi anak (Foto: Pixabay/PixelLoverK3)

Salah satu tanda utama stunting adalah tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Jika anak Mom tampak lebih pendek dari teman-temannya atau tidak mencapai tonggak pertumbuhan sesuai usianya, ini bisa menjadi indikasi stunting. Penting untuk melakukan pengukuran setiap bulannya demi mengetahui penambahan tinggi anak. 

Berat Badan yang Rendah

Anak yang mengalami stunting sering kali memiliki berat badan yang rendah untuk usianya. Meskipun berat badan rendah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, jika disertai dengan tinggi badan yang terhambat, ini bisa menjadi tanda stunting.

 

3 dari 4 halaman

Perkembangan Kognitif yang Lambat

Ilustrasi anak sedih | copyright pexels.com/cottonbro studio

Stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik tetapi juga perkembangan otak. Anak yang mengalami stunting, mungkin cenderung kesulitan dalam belajar, memiliki daya ingat yang rendah, dan kesulitan dalam berkonsentrasi.

Keterlambatan Motorik

Anak yang mengalami stunting mungkin juga menunjukkan keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan motorik. Hal ini seperti kemampuannya untuk duduk, merangkak, atau berjalan. Keterlambatan ini bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

 

4 dari 4 halaman

Sering Sakit

Ilustrasi/copyrightshutterstock/interstid

Anak dengan risiko stunting juga cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. hal ini membuatnya lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Mereka mungkin sering mengalami sakit atau infeksi yang berulang.

Perubahan Perilaku

Stunting bahkan bisa menyebabkan perubahan perilaku anak. Mereka yang mengalami stunting mungkin menunjukkan perubahan perilaku seperti mudah marah, lesu, atau kurang bersemangat. Perubahan ini bisa disebabkan oleh kurangnya energi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari.

Deteksi dini stunting sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang yang serius. Orangtua dan pengasuh harus rutin memantau pertumbuhan anak, termasuk tinggi dan berat badan, serta perkembangan kognitif dan motorik mereka. Jika ada tanda-tanda stunting, segera konsultasikan dengan tenaga medis atau ahli gizi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Selain itu, pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang, termasuk protein, vitamin, dan mineral yang penting untuk pertumbuhan. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, diikuti dengan makanan pendamping ASI yang bergizi, juga sangat penting dalam mencegah stunting. Semoga informasi ini bermanfaat.