5 Penyebab Stunting pada Anak yang Sering Terjadi di Masyarakat

Mimi Rohmitriasih diperbarui 15 Jul 2024, 17:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius, terutama di negara berkembang. Di Indonesia sendiri, masalah stunting masih terbilang tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Saat ini, stunting bahkan telah menjadi perhatian khusus pemerintah dan jajarannya.

Mengenai kondisi stunting, umumnya ini ditandai dengan tinggi badan anak yang jauh lebih rendah dari standar usianya. Hal ini sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang selama periode pertumbuhan kritis. Stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan produktivitas di masa depan. Berikut ini adalah beberapa penyebab utama stunting yang sering terjadi:

 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

Kekuarangan Gizi Kronis

Ilustrasi Anak Credit: pexels.com/Andrea

Kekurangan gizi kronis adalah penyebab utama stunting. Anak-anak yang tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan (dari konsepsi hingga usia dua tahun), berisiko tinggi mengalami stunting. Nutrisi yang dibutuhkan meliputi protein, vitamin, dan mineral penting seperti zat besi, zinc, dan vitamin A.

 

 

3 dari 6 halaman

Pola Makan Tidak Seimbang

ilustrasi anak makan sayur/copyright By Makistock from Shutterstock

Pola makan yang tidak seimbang, baik pada ibu hamil maupun anak-anak, sangat bisa menyebabkan stunting. Ibu hamil yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup selama kehamilan, rentan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini kemudian meningkatkan risiko stunting. Selain itu, pemberian makanan pendamping ASI yang tidak memadai juga berkontribusi terhadap masalah ini.

 

4 dari 6 halaman

Infeksi Berulang

Ilustrasi anak sakit radang tenggorokan/dok. Unsplash Vitolda

Infeksi berulang, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan, sangat rentan mengganggu penyerapan nutrisi dan meningkatkan kebutuhan energi tubuh. Hal ini pada akhirnya bisa menyebabkan stunting. Lingkungan yang tidak higienis dan sanitasi yang buruk, juga sering kali menjadi penyebab infeksi yang berulang pada anak-anak. 

 

5 dari 6 halaman

Kurangnya Akses ke Pelayanan Kesehatan

ilustrasi anak sakit/copyright Rawpixel

Akses yang terbatas ke pelayanan kesehatan, termasuk imunisasi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan perawatan medis yang memadai, bisa memperburuk kondisi stunting. Kurangnya edukasi tentang pentingnya gizi dan kesehatan juga menjadi faktor penyebab stunting yang sering diabaikan. Akses kesehatan yang memadai sangat penting untuk mencegah risiko ini. Dan ini butuh kerjasama bersama antara orangtua, masyarakat sekitar pun pemerintah setempat. 

 

6 dari 6 halaman

Faktor Sosial dan Ekonomi

Ilustrasi anak sedih/copyright shutterstock.com/A3pfamily

Kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial-ekonomi memainkan peran besar dalam prevalensi stunting. Keluarga dengan pendapatan rendah sering kali tidak mampu menyediakan makanan bergizi atau akses ke layanan kesehatan yang diperlukan untuk mencegah stunting. Dalam banyak kasus yang ditemukan, stunting lebih mungkin keluarga dengan kondidi ekonomi bawah. 

 

ITulah sekian penyebab stunting yang kerap terjadi di masyarakat. Dengan mengetahui dan memahami penyebab stunting ini, diharapkan kita bisa membantu anak-anak untuk tumbuh sehat dan mencapai potensi penuh mereka. Pencegahan stunting memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Hal ini demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Terutama anak-anak kita. Semoga informasi ini bermanfaat.