Fimela.com, Jakarta Selalu ada hal baru yang ramai dibahas di media sosial. Paling baru, banyak diskusi yang mengangkat topik emotional incest. Menariknya, ternyata banyak merasa berkaitan dengan hal tersebut selama ini, tetapi kurang begitu paham istilahnya. Lantas, apa itu emotional incest?
Emotional incest atau inses emosional adalah kondisi ketika orang tua mencari dukungan emosional pada anak mereka yang seharusnya didapatkan melalui hubungan orang dewasa. Istilah ini tidak mencakup pelecehan seksual.
Inses emosional sering terjadi ketika pernikahan atau hubungan orang dewasa sedang tidak baik, orang tua merasa kesepian, atau ada dinamika keluarga yang rusak seperti perselingkuhan, kondisi kesehatan mental, atau kecanduan. Salah satu atau kedua orangtua mungkin berusaha memenuhi kebutuhan emosional mereka melalui anak, alih-alih mencari dukungan dari orang dewasa.
Walau begitu, inses emosional dapat memiliki dampak yang mirip dengan inses fisik, seperti masalah kepercayaan diri, kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat, dan kesulitan dalam mengatur emosi. Lebih lanjut, berikut penjelasan tentang inses emosional selengkapnya!
Tanda-Tanda Emotional Incest
Lebih lanjut, ada beberapa tanda seseorang mengalami emotional incest, antara lain: orang tua memperlakukan anak seperti pasangan romantis atau teman dekat, mengandalkan mereka untuk dukungan emosional yang seharusnya diperoleh dari hubungan orang dewasa.
Orang tua mengandalkan anak untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka, seperti dukungan, perhatian, dan ketergantungan emosional yang seharusnya diperoleh dari pasangan dewasa. Batasan emosional yang sehat antara orang tua dan anak tidak ada atau kabur. Anak mungkin merasa bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan emosional orangtua.
Orang tua tidak memenuhi kebutuhan emosional anak dengan cara yang sehat dan sesuai, melainkan mengandalkan anak untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka sendiri. Anak mungkin merasa tidak aman secara emosional karena mereka tidak dapat mengandalkan orang tua mereka untuk dukungan dan perlindungan yang seharusnya mereka terima.
Anak bisa jadi kehilangan identitas mereka sendiri karena mereka terjebak dalam peran yang tidak sesuai dengan usia dan perkembangan mereka. Selain itu, anak mungkin mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat dan mempercayai orang lain karena pengalaman inses emosional di masa lalu.
Dampak Buruk Emotional Incest Bagi Korban
Korban inses emosional dapat mengalami dampak yang signifikan pada kesehatan mental dan emosional mereka. Beberapa dampak buruk yang dapat terjadi termasuk korban inses emosional cenderung mengalami masalah psikologis seperti kecemasan, serangan panik, depresi, dan keinginan untuk melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri.
Mereka bisa menjadi terlalu bergantung pada pelaku inses emosional, sulit membuat keputusan untuk diri sendiri, dan kesulitan membangun hubungan yang baik dengan teman-teman. Korban inses emosional dapat mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat dan mempercayai orang lain di masa dewasa.
Korban inses emosional, terutama yang mengalami pemerkosaan, rentan terkena infeksi menular seksual, seperti herpes, sifilis, dan HIV. Penyakit menular seksual akibat inses emosional tidak hanya menjadi masalah bagi korban, tetapi juga bayi yang lahir dari hubungan inses. Ibu hamil dengan infeksi menular seksual berisiko mengalami keguguran, serta melahirkan bayi secara prematur dan dengan berat badan rendah.
Korban inses emosional mungkin mengalami kesulitan mengembangkan identitas mereka sendiri, harga diri rendah, dan putus asa terkait masa depan mereka. Pengalaman inses emosional dapat menyebabkan trauma, kesulitan dalam interaksi sosial, dan rasa takut terhadap situasi sosial yang melibatkan banyak orang.
Dampak-dampak ini menunjukkan betapa pentingnya pengenalan dan penanganan inses emosional untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan korban. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami dampak-dampak ini, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang dapat memberikan dukungan dan perawatan yang tepat.
Cara Mengatasi Emotional Incest
Adapun untuk mengatasi inses emosional, kamu perlu menerapkan beberapa langkah. Pertama, penting untuk memahami dan mengidentifikasi bahwa kamu mengalami inses emosional. Mengetahui dan mengakui masalah adalah langkah awal yang penting dalam proses penyembuhan.
Temukan sumber dukungan yang aman dan dapat dipercaya, seperti teman dekat, anggota keluarga lainnya, atau seorang profesional kesehatan mental. Berbicara dengan seseorang yang dapat mendengarkan dan memberikan perspektif objektif dapat membantumu memproses pengalaman dan emosi yang terkait dengan inses emosional.
Penting juga untuk menetapkan batasan yang sehat antara kamu dan orang tua atau pelaku inses emosional. Hal ini bisa dilakukan dengan memperkuat batasan emosional, fisik, dan waktu yang jelas. Menetapkan batasan yang jelas dapat membantumu memulihkan kemandirian emosional dan membangun identitas yang sehat.
Selain itu, berkonsultasi dengan seorang profesional kesehatan mental, seperti seorang psikolog atau terapis, dapat memberikan bimbingan dan dukungan yang lebih mendalam dalam mengatasi dampak inses emosional. Mereka dapat membantumu memahami dan mengatasi trauma yang mungkin terjadi, serta membantumu membangun keterampilan dan strategi untuk menghadapi situasi yang sulit.
Jangan lupa untuk menjaga kesehatan mental dan emosionalmu dengan merawat diri sendiri. Ini termasuk menjaga pola tidur yang sehat, berolahraga secara teratur, menjalani gaya hidup yang seimbang, dan mengeksplorasi teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga. Jika kamu mengalami kesulitan dalam mengatasi inses emosional, segeralah mencari bantuan dari profesional yang berkualitas dan berpengalaman dalam bidang ini.