Fimela.com, Jakarta Membuat orang lain bahagia adalah tindakan mulia yang mencerminkan kebaikan hati dan empati. Namun, ada kalanya upaya ini bisa membuat seseorang lupa akan kebahagiaannya sendiri. Membuat orang lain bahagia dan nyaman dengan hidupnya memang baik. Hanya saja, hal ini akan menjadi tidak baik ketika kamu terlalu semangat membuat orang lain bahagia, sementara kamu mengabaikan kebahagiaanmu.
Saat seseorang terlalu membahagiakan orang lain dan lupa pada kebahagiaannya sendiri, biasanya ini ditandai dengan beberapa hal. Adapun tanda tersebut antara lain sebagai berikut.
Sering Merasa Lelah dan Terkuras Energi
Seseorang yang selalu berusaha membuat orang lain bahagia seringkali mengorbankan waktu dan energinya sendiri. Mereka mungkin merasa lelah secara fisik dan emosional. Hal ini karena terus-menerus berusaha memenuhi kebutuhan orang lain tanpa memperhatikan kebutuhan diri sendiri. Bisa jadi orang ini merasa penat akan hidupnya sendiri dan berpura-pura baik-baik saja di hadapan orang lain.
Mengabaikan Kebutuhan Pribadi
Mengutamakan orang lain bisa membuat seseorang mengabaikan kebutuhan pribadi mereka, seperti istirahat, hobi, atau kesehatan. Mereka mungkin menunda atau mengorbankan hal-hal yang penting bagi diri mereka sendiri demi orang lain.
Orang yang terlalu berupaya membahagiakan orang lain, akan tampak sangat baik dan peduli ke siapapun. Ia rela mengorbankan apapun yang ia miliki untuk kebahagiaan orang lain. Sayangnya, ia sering merasa dirinya sendiri tak punya apa-apa. Ia sering kelabaan memenuhi kebutuhan pribadinya.
Sulit Mengatakan "Tidak"
Kesulitan untuk mengatakan "tidak" adalah tanda bahwa seseorang berusaha keras untuk membuat orang lain bahagia. Mereka mungkin merasa bersalah atau takut mengecewakan orang lain jika menolak permintaan. Sehingga mereka cenderung setuju dengan segala sesuatu meskipun itu membebani diri sendiri.
Merasa Tidak Dihargai
Orang yang selalu berusaha membahagiakan orang lain, sering kali merasa tidak dihargai. Mereka mungkin merasa upaya mereka tidak diakui atau dihargai oleh orang-orang di sekitar mereka, yang bisa menyebabkan rasa frustasi dan kekecewaan. Orang yang terlalu berusaha membahagiakan orang lain dan lupa pada kebahagiaannya sendiri, tak jarang ia melakukan ini hanya karena ia tak ingin dianggap buruk atau tidak baik.
Mengorbankan Waktu Pribadi
Menghabiskan sebagian besar waktu untuk membantu atau mendengarkan masalah orang lain, bisa membuat seseorang kehilangan waktu untuk diri sendiri. Mereka mungkin merasa tidak punya waktu untuk menikmati hal-hal yang mereka sukai atau untuk bersantai. Orang yang terlalu sering mengorbankan waktu pribadi demi orang lain, biasanya ia tak pernah punya waktu untuk sendiri yang lebih baik.
Tingkat Stres yang Tinggi
Terus-menerus berusaha memenuhi harapan dan kebutuhan orang lain bisa menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Seseorang mungkin merasa tertekan oleh tanggung jawab yang mereka pikul. Ia juga sering cemas tentang apakah mereka cukup membantu atau tidak. Apakah ia cukup membuat nyaman atau tidak dan perasaan sejenisnya.
Merasa Terisolasi
Ironisnya, upaya terus-menerus untuk membuat orang lain bahagia bisa membuat seseorang merasa terisolasi. Mereka mungkin merasa kesepian karena mereka mengabaikan kebutuhan sosial dan emosional mereka sendiri untuk fokus pada orang lain. Orang ini tak jarang juga mengorbankan identitas dirinya sendiri. Mereka rentan kehilangan rasa identitas diri mereka. Mereka mungkin mulai merasakan bahwa hidup mereka hanya berputar di sekitar kebutuhan dan harapan orang lain, sehingga mengabaikan aspirasi dan impian pribadi mereka.
Nah, itulah sekian tanda ketika seseorang terlalu berusaha membuat orang lain bahagia. Namun sayangnya, ia akhirnya mengabaikan kebahagiaannya sendiri. Membuat orang lain bahagia adalah tindakan yang mulia, tetapi jangan sampai kamu melupakan kebahagiaanmu sendiri ya Sahabat Fimela. Sejatinya, kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi adalah fondasi untuk bisa memberikan yang terbaik kepada orang lain. Semoga informasi ini bermanfaat.