Fimela.com, Jakarta Berawal dari keinginan untuk berhijab namun tetap ingin tampil kasual tidak mengubah style dirinya, perempuan Bernama Dia Demona mendirikan brand Aleza di tahun 2016. Memiliki ilmu dan passion di bidang fashion membuat bisnisnya berjalan cukup lancar.
Kepada Fimela, Dia menceritakan ia memang sudah tak asing lagi di industri fashion. Lulus dari kampus fashion ESMOD membuat Dia selama karir profesionalnya berkecimpung di dunia fashion. Berawal dari bekerja di garment, lalu bersama desainer, hingga ia pun bekerja di salah satu e-commerce yang bersinggungan dengan brand fashion lokal.
Sampai akhirnya, Dia mengatakan ada satu momen merasa harus berusaha sendiri untuk membuat sebuah bisnis di bidang fashion. Apalagi selama bekerja, ia melihat peluang cukup besar di dunia ini. Dari situlah, Dia mulai membuka jasa jahit.
"Karena kerja di e-commerce ngurusin langsung brand lokal, melihat ada potensi di situ. Karena dulu brand lokal tempat produksi masih terbatas. Dan aku juga punya target sebelum usia 40 tahun harus sudah punya bisnis sendiri. Jadi di usia 34 tahun setelah 15 tahun berkarir dari perusahaan ke perusahaan lain di bidang fashion, akhirnya mulai buka jasa jahit," kata Dia Demona saat dihubungi Fimela.com
Setelah jasa jahitnya berjalan lancar, Dia pun memutuskan untuk membuka bisnis baru dengan membuat brand fashion general. Barulah brand Aleza dibuat.
"Sebenarnya awalnya bukan brand modest wear Aleza tapi brand general saat itu memang belum berhijab," tambah Dia.
Berawal dari Kebutuhan Diri Sendiri Hingga Koleksi Diminati Banyak Orang
Ketika memutuskan berhijab delapan tahun lalu, Dia bercerita cukup kesulitan mencari brand modest wear yang sesuai dengan style berpakaian yang simple dan kasual. Berawal dari iseng dengan dibantu kedua saudaranya terciptalah brand Aleza.
"Saat itu sebenarnya karena kebutuhan pribadi ingin berhijab. Banyak cari tahu, riset brand muslim atau modest apa yang cocok dengan karakterku tapi menurutku terlalu berat dan perubahan style aku jadi berbeda jauh. Jadi aku pikir, kenapa ngga buat brand sendiri yang sesuai kebutuhanku," paparnya.
Meski berawal dari iseng dan kebutuhan sendiri, Dia mengatakan tetap memiliki konsep yang benar-benar dipikirkan meski saat itu sedang menjalankan brand sebelumnya.
"Saat masih buka jasa jahit dibantu dua adik ku yang turun ke lapangan karena Waktu itu aku masih kerja. Memutuskan resign akhirnya kita bertiga menjalankan Aleza," tuturnya.
Dia mengatakan koleksi Aleza pertama kali memang jauh berbeda dengan desain saat ini. Dahulu koleksi modest dibuat sesuai kebutuhan diri sendiri, dibuat lebih simple, basic, untuk dipakai sehari-hari dengan harga terjangkau dibawah Rp200 ribuan.
Setelah menemukan desain untuk koleksi perdananya, pakaian yang dibuat pun dipasarkan dari media sosial dan membuat website. Koleksi pertama Aleza sukses laris manis. Inilah yang membuat Dia dan kedua adiknya semangat untuk kembali membuat koleksi berikutnya.
"Awal dijual koleksi nya di media sosial dan diluar ekspektasi bisa terjual dengan waktu cepat habis, Ini yang buat kita termotivasi apalagi yang beli benar-benar real customer. Pilih website biar membangun kepercayaan pembeli karena waktu itu brand hanya open order di whatsapp," katanya.
Aleza Kini
Dari bertiga yang merupakan adik kakak, Dia menyampaikan saat ini timnya lebih besar. Kurang lebih 100 karyawan yang kini membantu dirinya mengembangkan Aleza semakin berkembang lebih baik.
"Punya perasaan Lelah dan bosan memang manusiawi, namun yang membuat motivasi kini ada rasa tanggung jawab karena sudah ada karyawan dan vendor," paparnya.
Dari segi desain pakaian, Aleza kini lebih memiliki banyak desain yang bisa dikenakan oleh berbagai karakter perempuan. Setiap satu minggu sekali, Dia mengatakan koleksi terbaru diluncurkan dengan berbeda cuttingan hingga desain.
"Sekarang inspirasi desain sudah ada timnya, aku paling cukup bantu. Setiap minggu keluarin koleksi tentu nggak mudah tapi ini mengcover semua karakter wanita dan tetap dengan detail ciri khas Aleza. Customer pun jadi tahu kapan Aleza keluarin koleksi jadi tidak menunggu-nunggu," katanya.
Dari online, kini Aleza pun sudah memiliki toko offline kurang lebih 20 store di beberapa wilayah Indonesia seperti Aceh hingga Pekanbaru.