Fimela.com, Jakarta Cita Tenun Indonesia (CTI) menggelar sebuah acara bertajuk “Culture x Zeitgeist” di Cita Tenun Indonesia Gallery, Wijaya Grand Centre, Jakarta Selatan pada 25-26 Juni 2024.
Acara dua hari ini pun digelar dengan berbagai aktivitas menarik, di hari pertama menghadirkan diskusi bertajuk 'Rona, Rasa, Rupa'. Isi diskusi tersebut mengenai teknik pewarnaan alam pada kain tenun dari narasumber Dr. Cut Kamaril Wardani, Dhanny Dahlan, serta Tommy dari Cita Tenun Indonesia.
Perlu diketahui, perkumpulan Cita Tenun Indonesia merupakan organisasi nirlaba yang didirikan oleh para perempuan Indonesia pecinta Tenun pada 28 Agustus 2008, dengan visi melestarikan Tenun Nusantara sebagai warisan budaya tinggi (heritage).
Menurut Anung KamaswaraDivision of Communication and PublicityCita Tenun Indonesia (CTI) acara ini digelar rutin satu sampai dua bulan sekali bertujuan untuk memperkenalkan kain nusantara ke generasi muda.
“Setiap bulannya pasti ada acara ini meski tanggal tidak tentu. CTI sendiri memang sudah ada penggemarnya sendiri, namun agar kain-kain nusantara seperti tenun tetap terus eksis dihadirkan acara ini agar generasi muda lebih mengenal. Maka yang dihadirkan pun dari brand-brand baru yang relate untuk zaman sekarang,” kata Anung kepada Fimela.com
Trunk Show dan Pop Up Store
Selama acara dua hari, CTI pun menghadirkan Pop Up Store dari beberapa brand lokal seperti Ende Indonesia, Scentible, Saseri, Kain Menggah Agung, Roots, dan Subeng Klasik.
Bahkan, Kain Menggah Agung langsung dihadirkan dari Bali yang menawarkan kain tenun endek Bali yang lebih modern cocok dikenakan sehari-hari. Beberapa koleksi dari brand tersebut pun dipamerkan melalui trunk show pada hari kedua acara CTI.
Ada dua sesi trunk show, yang dibawakan oleh enam model termasuk model senior Melly Manuhutu. Sesi pertama dipamerkan tenun CTI dari Palembang Prabumulih dan Nusa Tenggara Timur dengan menganakan aksesori Subeng Klasik dan tas dari Ende Indonesia. Ada Pula tenun ikat kain dari Jepara, tenun ikat Sumba, tenun Lunggi atau tenun songket Sambas Kalimantan Barat, tenun limar dari Palembang.
Lalu sesi kedua dipamerkan koleksi Kain Megah Agung, Saseri, dengan aksesori Subeng Klasik dan tas Ende.