Nurdini Prihastiti: Berkarya Tak Mengenal Keterbatasan dengan Dama Kara

Endah Wijayanti diperbarui 26 Jun 2024, 14:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Tragedi, musibah, dan kegagalan merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Kerugian, kegagalan besar, atau peristiwa menyakitkan lainnya dapat membuat kita merasa hancur dan putus asa. Namun, penting untuk diingat bahwa tragedi bukanlah akhir dari segalanya. Bahkan dari sebuah kejadian buruk, bisa menjadi awal untuk sesuatu yang lebih baik nan positif.

Kali ini kita akan berkenalan dengan Nurdini Prihastiti, seorang perempuan luar biasa pendiri brand Batik, Dama Kara. Perjalananannya dimulai pada tahun 2020 lalu ketika mengalami kerugian besar dalam berbisnis konveksi. Kerugian itu pun tak lantas membuatnya terpuruk. Perempuan lulusan S1 IPB Jurusan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat dan S2 ITB Jurusan Administrasi Bisnis ini pun merintis Dama Kara.

Mengutip laman LinkedIn-nya terkait Dama Kara, Nurdini Prihastiti mengungkapkan, "Meyakini bahwa setiap insan diciptakan dengan keistimewaan. Dama kara mensupport terapi gambar bagi rekan rekan penyandang autis dan mengkurasi serta mengapresiasi hasil gambar tersebut ke dalam koleksi dama kara. Di mana rekan penyandang autis yang karyanya diangkat di Dama Kara akan mendapatkan royalti penjualan setiap bulannya. Kami berharap bisa memberikan ruang bagi mereka untuk berkarya, karena kami yakin 'berkarya tak mengenal keterbatasan'."

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Setiap Orang Memiliki Keistimewaan Masing-Masing

Profil Nurdini Prihastiti./Copyright instagram.com/p/Cyh_ThvP73m/?img_index=1

Dama Kara didirikan berdasarkan keyakinan bahwa setiap orang memiliki keistimewaan masing-masing. Mengutip laman damakara.com, Dama Kara berkomitmen untuk mengangkat kain yang diproses pengrajin secara tradisional pada volume ganjil dan mendukung terapi menggambar bagi rekan istimewa.

Usaha batik yang didirikan oleh Dini menjadi bagian dari upayanya untuk turut melestarikan budaya Indonesia. Motif yang sederhana tetapi sarat makna menghadirkan sentuhan istimewa. Warna simpel dan sekunder seperti terakota dan olive pun menjadi ciri khas tersendiri dalam setiap desain fesyen Dama Kara.

 

3 dari 3 halaman

Karya Sandang yang Simpel tetapi Sarat Makna

Nurdini Prihastiti./Copyright instagram.com/p/COxeFv3DuhT/?img_index=1

Memberdayakan para perajin batik dari Solo hingga mengajak anak-anak autis dari yayasan Our Dream Indonesia untuk terapi gambar dengan gratis sekaligus menyalurkan keterampilannya, Dini memperkuat usahanya dengan menghadirkan makna positif dan menebar lebih banyak manfaat.

Dama Kara mengapresiasi gambar yang dihasilkan pada terapi menggambar para rekan istimewa untuk diaplikasikan ke koleksi volume genap, dan rekan istimewa yang gambarnya diangkat akan mendapatkan royalti penjualan setiap bulannya. Harapannya akan tumbuh kebanggaan dan apresiasi terhadap penyandang autis dari keluarga dan lingkungan sekitar.

Dama Kara juga melalui karya-karyanya telah berkolaborasi dengan sejumlah figur publik dan sosok inspiratif, seperti dengan Putri Marino, Prita Ghozie, Bumi Kiwari, dan Abi Rian.

Dalam upaya melestarikan budaya Indonesia dengan merangkul para pengrajin batik dan penjahit rumahan, Dama Kara berfokus mengangkat kain tradisional yang diproses dengan cara batik, ikat, dan jumput. Karya sandang Dama Kara dengan motif simpel tetapi sarat makna pun senantiasa dicintai oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan.