Mengetahui Fenomena Psikologi Mere Exposure Effect, Apa Itu?

Miftah DK diperbarui 04 Jul 2024, 11:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Mere exposure effect, adalah sebuah fenomena psikologi di mana manusia akan memiliki kecenderungan untuk menyukai sesuatu, hanya karena mereka merasa familiar dengan hal tersebut. Prinsip ini juga dikenal dengan sebutan efek familiaritas.

Para pakar psikologi berpendapat bahwa ada 3 hal yang membuat fenomena ini terjadi, berikut yang dilansir dari sibu.com.

1. Manusia adalah makhluk yang sejatinya malas. Ketika membutuhkan sebuah produk, mereka akan memilih produk yang lebih familiar dari pada harus berpikir atau menghabiskan waktu untuk mencari produk lain.

2. Saat sudah familiar terhadap suatu hal, manusia akan menjadikan hal tersebut sebagai tolak ukur kualitas hal serupa. Artinya, secara tidak sadar mereka menempatkan hal tersebut sebagai “gold standard”.

3. Manusia adalah makhluk yang memiliki rutinitas atau kebiasaan (creature of habit). Secara otomatis mereka akan memiliki hal-hal yang sudah biasa dilakukan atau digunakan, karena efisiensi dan kemudahan adalah poin yang paling utama.

Mere exposure effect dapat berdampak berbagai bidang kehidupan yang berbeda. Misalnya, melihat iklan suatu produk mungkin membuat Sahabat Fimela lebih menyukai barang tersebut. Hal ini bahkan dapat membuatmu lebih menyukai orang lain hanya karena kami menghabiskan banyak waktu bersamanya, seperti rekan kerja atau bahkan calon pasangan.

2 dari 4 halaman

Contoh mere exposure effect

Mendengarkan musik adalah contoh mere exposure effect. (Foto: Freepik)

Sahabat Fimela mungkin dapat memikirkan beberapa contoh di mana melihat sesuatu membantumu lebih menyukainya. Berikut beberapa contoh umumnya:

1. Iklan

Ada alasan mengapa Sahabat Fimela terus melihat iklan untuk produk dan layanan yang sama berulang kali. Berhasil. Semakin sering melihat iklan, semakin familiar produk tersebut dan semakin besar kemungkinan untuk membelinya.

2. Musik

Orang cenderung lebih menyukai lagu yang pernah mereka dengar sebelumnya dibandingkan musik baru yang belum pernah mereka temui. Itulah alasan kamu mungkin membuka playlist lagu favorit saat merasa stres.

3. Orang

Jika Sahabat Fimela pernah bertemu seseorang sebelumnya, meski hanya sebentar, kemungkinan besar kamu akan memiliki perasaan positif terhadapnya saat bertemu lagi.

4. Produk konsumen

Orang sering kali terus membeli barang yang sama berkali-kali karena mereka sudah familiar dengan barang tersebut, dan bukan karena produk tersebut adalah produk terbaik atau karena mereka puas dengan barang tersebut.

3 dari 4 halaman

Mengapa itu terjadi?

Keakraban membuat proses yang lebih mudah. (Foto: Freepik)

Sering kali, kamu bahkan tidak menyadari efek paparan saja. Hal ini terjadi secara otomatis tanpa disadari. Mungkin kamu merasa tertarik pada hal-hal tertentu, namun kamu tidak begitu yakin mengapa begitu menyukainya. Meskipun alasan pasti mengapa exposure effect ini terjadi tidak sepenuhnya jelas. Melansir dari verywellmind.com, ada beberapa kemungkinan. Berikut di antaranya:

1. Exposure mengurangi ketidakpastian

Kenyataan bahwa peningkatan keakraban membantu memerangi ketidakpastian . Karena kamu akrab dengan hal-hal yang telah kita alami, hal-hal tersebut tidak terlalu mengancam dan menimbulkan kecemasan. Perspektif ini berakar pada psikologi evolusioner, yang menyatakan bahwa manusia secara alami cenderung berhati-hati dan bahkan curiga terhadap hal-hal asing. Semakin banyak orang terpapar pada sesuatu, semakin mereka menyadari bahwa hal tersebut tidak menimbulkan ancaman.

2. Keakraban membuat pemrosesan lebih mudah

Memilih hal-hal yang lebih kamu kenal akan mengurangi jumlah upaya yang diperlukan untuk memproses dan menafsirkan hal-hal di dunia sekitar. Kamu hanya mempunyai begitu banyak sumber daya kognitif dan perhatian untuk memahami hal-hal di lingkungan. Berpegang teguh pada apa yang sudah dikenal akan membebaskan sumber daya sehingga dapat mengalihkan fokus ke hal lain.

3. Akrab dapat menenangkan kecemasan

Terkadang beralih ke sesuatu yang familiar, seperti acara TV yang pernah kita tonton atau lagu favorit yang sering didengar, dapat memberikan efek menenangkan dan membantu mengurangi perasaan tegang dan cemas.

4 dari 4 halaman

Bagaimana menghindari mere exposure effect?

Beristirahat sejenak sebagai salah satu cara menghindari mere exposure effect. (Foto: Freepik/KamranAydinov)

Ada beberapa strategi yang mungkin dapat membantu membatasi seberapa besar dampak paparan terhadap preferensi dan pengambilan keputusan seseorang. Melansir dari verywellmind.com, langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampaknya meliputi:

1. Waspadai paparan belaka

Menyadari bahwa ada efek paparan saja dapat membantumu menemukan cara untuk mengatasinya. Jika kamu terjebak dalam kebiasaan dan selalu melakukan hal yang sama, luangkan waktu sejenak untuk menantang diri sendiri. Apakah itu sesuatu yang benar-benar diinginkan, atau Sahabat Fimela menyukainya hanya karena itu hal yang kamu tahu?

2. Cobalah hal-hal baru

Tantang diri untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba berbagai hal dari pada selalu terpaku pada hal-hal yang sudah biasa. Pesan hidangan berbeda di restoran favorit, dengarkan musik baru yang belum pernah didengar sebelumnya, dan berliburlah ke tempat-tempat yang belum pernah kamu kunjungi. Hal ini tidak hanya akan memaparkan kamu pada pengalaman baru dan orang-orang yang beragam, tetapi juga akan membantu menemukan hal-hal yang disukai di luar hal-hal yang kamu kenal.

3. Beristirahatlah dari kebiasaan sehari-hari

Memiliki rutinitas memang baik untuk kesehatan mental, tetapi ada baiknya juga untuk mengubah keadaan sesekali. Jika Sahabat Fimela selalu menghabiskan Jumat malam dengan menonton tayangan ulang acara favorit, tantang diri untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Kunjungi acara lokal di komunitas atau teleponlah teman untuk bermain permainan papan dan mengobrol di malam hari.

4. Carilah perspektif yang beragam

Sangat mudah untuk terjebak dalam gelembung filter di mana kamu mengelilingi diri kita dengan orang-orang, pendapat, dan perspektif yang sangat mirip dengan kita. Usahakan untuk secara aktif mencari berbagai sudut pandang, baik dari berita yang dikonsumsi, film yang ditonton, buku yang dibaca, atau orang yang diikuti di media sosial. Mengekspos diri pada ide-ide baru dapat membantu lebih berpikiran terbuka dalam melepaskan hal-hal yang sudah biasa dan mencoba hal-hal baru.

 

 

 

Penulis: Miftah DK

#Unlocking The Limitless