Mengenal Jenis dan Penanganan Batuk dari Para Ahli

Miftah DK diperbarui 19 Jul 2024, 12:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Batuk merupakan keluhan umum yang dialami masyarakat, karenanya hampir semua melakukan swamedikasi alias melakukan pengobatan sendiri. Tetapi, swamedikasi pun berpotensi berbahaya jika tidak dilakukan dengan benar. Masyarakat juga perlu mengenali berbagai jenis batuk dan penanganannya yang tepat.

Di negara berkembang yang kebiasaan merokok warganya terbilang tinggi, batuk adalah gangguan kesehatan yang levelnya bisa beragam. Dari yang akut karena kualitas udara yang buruk, iritasi asap rokok dan alergen yang terkandung dalam udara yang terhirup, common cold, hingga batuk kronik akibat penyakit paru-paru. Setiap orang bisa terkena batuk, apapun jenisnya,jika ini terjadi pada orang terdekat, sebaiknya jangan curiga dulu. Ada baiknya jika diselidiki penyebabnya agar bisa ditangani dengan tepat.

Dr. Patriotika Ismail, Sp.PD., dokter spesialis penyakit dalam di RS St. Elisabeth Bekasi, menyatakan batuk adalah tindakan refleks dari saluran pernapasan yang digunakan untuk membersihkan saluran napas yang digunakan untuk membersihkan saluran napas atas.

2 dari 3 halaman

Jenis batuk

Penyakit batuk. (Foto: Freepik/benzoix)

Penyebab dan jenis batuk berbeda-beda, namun yang perlu diperhatikan adalah jika batuk sudah dialami lebih dari 2 minggu termasuk batuk kronis, sebaiknya segera periksa ke dokter. Batuk yang paling umum dialami manusia, yaitu:

1. Batuk produktif (batuk berdahak)

Batuk berdahak ditandai dengan adanya dahak atau lendir. Kondisi ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu yang cepat.

2. Batuk non-produktif (batuk kering)

Batuk kering adalah batuk yang menyebabkan rasa gatal di tenggorokan. Kondisi ini biasanya terjadi dalam waktu yang lama, karena infeksi saluran pernapasan atas yang dialami.

 

Keduanya sering kali terjadi sebagai gejala awal penyakit lain seperti flu, atau iritasi saluran napas akibat polusi udara, alergi zat tertentu, dan asap rokok. Kedua tipe batuk ini biasanya dapat mereda dengan swamedikasi obat batuk OTC (over the counter atau dijual bebas) atau tablet hisap untuk batuk kering. Namun, perlu lebih waspada menghadapi batuk berdahak dan batuk kering, bahwa keduanya dialami hanya di malam hari, karena bisa juga menjadi gejala acid reflux atau asam lambung yang naik ke saluran pernapasan. Jika waktu malam Sahabat Fimela terganggu batuk berminggu-minggu, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

“Jika batuk terasa parah disertai demam, menyebabkan sulit bernapas, nyeri dada, sulit makan, terdapat penurunan berat badan, bahkan mengeluarkan darah. bisa jadi penyebabnya adalah chronic obstructive pulmonary disease (COPD), bentuk rejan (pertussis), atau bahkan tuberkulosis (TB). Karena itu, jangan lalai menangani gejala-gejala parah, terutama jika batuk sudah dialami menetap selama lebih dari dua minggu,” papar.dr. Patriotika.

 

3 dari 3 halaman

Penyebab dan penanganan batuk

Kebiasaan merokok merupakan salah satu penyebab batuk. (Foto: Freepik)

Pada musim pancaroba, tentu penyebab terbanyak batuk adalah Infeksi virus pada saluran pernapasan, atau biasa dikenal dengan batuk pilek. Beberapa faktor pemicu kondisi ini antara lain:

1. Aktivitas di tempat umum

Banyak orang tidak mencuci tangan dengan baik dan benar. Hal ini menyebabkan penyebaran virus dan bakteri yang menyebabkan batuk disertai flu.

2. Daya tahan tubuh yang menurun

Sahabat Fimela dapat menjaga diri lebih baik dengan menjaga kebersihan, tidur yang cukup, dan makanan yang bergizi. Maka, kamu akan lebih tahan terhadap penyakit dan mengurangi risiko batuk dan flu.

3. Kebiasaan merokok

Batuk perokok terjadi ketika tubuh menghirup banyak bahan kimia dari asap rokok, yang dapat tersangkut di tenggorokan dan paru-paru. Bahan kimia ini dapat mengganggu fungsi silia, struktur kecil yang membantu menyaring racun dari saluran udara.

4. Suhu udara dingin

Batuk ketika udara dingin dapat disebabkan oleh alergi atau bronkitis. Untuk mengatasinya, kamu dapat menggunakan humidifier, minum obat, dan menghindari sumber alergi.

 

Dr. Elizabeth Angelina, dokter medis PT Bintang Toedjoe menyarankan untuk tetap bijak dalam memilih obat untuk swamedikasi. “Untuk meredakan batuk akut, perhatikan untuk mengonsumsi obat-obat yang memang diperuntukkan untuk dijual bebas (OTC) untuk batuk dan menggunakannya sesuai dosis yang dianjurkan di kemasan. Hindari membeli sendiri obat-obatan yang tidak dijual bebas dan obat yang memerlukan resep dari dokter. Kini ada obat batuk dengan kemasan satu dosis dan praktis untuk dibawa dan dikonsumsi, karena itu sebaiknya pilih obat OTC yang sesuai dengan aktivitas.” jelas Dr. Elizabeth Angelina.

 

Penulis: Miftah DK

#Unlocking The Limitless