Review Buku The Happiest Kids in The World

Endah Wijayanti diperbarui 08 Okt 2024, 15:46 WIB

Fimela.com, Jakarta Anak-anak perlu bahagia di masa kecilnya karena kebahagiaan di masa kecil memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan fisik, emosional, sosial, dan kognitif mereka. Kebahagiaan membantu anak-anak mengembangkan kesehatan emosional yang baik. Anak-anak yang bahagia cenderung memiliki kemampuan lebih baik dalam mengelola stres, merasa percaya diri, dan memiliki pandangan positif terhadap diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka.

Orangtua pun memiliki pengaruh besar dalam tumbuh kembang anak, termasuk dalam menghadirkan masa kecil yang bahagia. Memang tidak selalu mudah untuk mengondisikan segala sesuatunya sesempurna mungkin untuk membuat anak bahagia. Meskipun demikian, selalu ada hal-hal yang bisa diupayakan sebaik mungkin untuk memastikan tumbuh kembang anak lebih optimal serta membantu mereka mendapatkan kebahagiaan yang berpengaruh pada perkembangannya hingga dewasa nanti. Buku The Happiest Kids in The World ini bisa menjadi referensi dalam membantu anak untuk mendapatkan kebahagiaannya yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya bahkan hingga dewasa nanti.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Buku The Happiest Kids in The World

Review Buku The Happiest Kids in The World./doc. Endah

Judul: The Happiest Kids in the World

Penulis: Rina Mae Acosta dan Michele Hutchison

Penerjemah: Aswita R. Fitriani

Penyunting: Sakti Ramadhan

Penyelia aksara: Yoga Palwaguna

Penyelaras akhir: M. Farobi Afandi

Perancang cover & isi: Kholishotul Hidayah

Cetakan 1, November 2023

Didistribusikan oleh: PT Rene Turos Indonesia

Mengapa UNICEF menobatkan anak-anak Belanda sebagai yang paling bahagia sedunia? Apa yang membuat mereka bahagia? Apa saja kiat parenting yang dilakukan? Bagaimana para orang tua Belanda mendidik anak-anak mereka?

Sebagai ekspatriat asal Amerika dan Inggris yang kini tinggal di Belanda, Rina Mae Acosta dan Michele Hutchison berusaha menjawab pertanyaan di atas sejak mereka tinggal di sana. Hasilnya, mereka menemukan banyak sekali rahasia parenting dan pola pendidikan yang hanya dilakukan oleh para orang tua Belanda.

Buku ini dapat menjadi rujukan para orang tua Indonesia dalam mempelajari cara orang tua Belanda membesarkan dan mendidik anak-anak paling bahagia sedunia.

Rahasia parenting anak bahagia ala Belanda antara lain:

  • Pendidikan keluarga berpusat pada anak
  • Tidak ada tuntutan akademik untuk anak sekolah dasar
  • Kebebasan bermain di luar rumah tanpa pengawasan
  • Menerapkan dua waktu penting untuk berkomunikasi dengan anak
  • Memperbanyak kegiatan outdoor

***

"Gezellig (dilafalkan ggggheh-sell-ig, dengan 'g' parau dan jelas yang terdengar seperti orang berdehem) membangkitkan perasaan nyaman, hangat, memiliki, cinta, kebahagiaan, keamanan, kepuasan, dan persahabatan. Kata ini mirip dengan kata dari bahasa Denmark hygge, yang juga merupakan kata tanpa padanan, menggambarkan perasaan nyaman dan senang karena berada di dekat hal-hal yang lembut dan menenangkan."

"Dalam studi terbarunya mengenai identitas orang Belanda, ahli sejarah budaya, Herman Pleij menjelaskan dalam Moet Kunnen (Must be Possible) tentang kebijakan pendidikan di Belanda. Ia menulis, negara ini berkonsentrasi pada mereka yang berkemampuan menengah yang jumlahnya paling besar daripada pada mereka yang paling berprestasi:

[Konsep] golden mean diterapkan di seluruh level sistem pendidikan dengan tujuan utama meloloskan jumlah maksimum murid dengan kualifikasi tertentu. Untuk ini, nilai minimal kelulusan saja sudah cukup. Jika Anda ingin mendapatkan nilai yang lebih bagus dari itu, semua terserah Anda.

Konsep golden mean yang dicetus oleh Aristoteles—median yang sehat, yang menghindari dua nilai ekstrem—menjadi inti dari pemikiran orang Belanda. Seperti ungkapan yang telah kami jelaskan sebelumnya—Doe maar gewoon dan doe je al gek genoeg; Bersikaplah normal, itu saja sudah cukup gila"—juga bisa diterapkan di sini."

"Bagi orang Belanda, pergi bertamasya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Keluarga kelas menengah Belanda rata-rata bertamasya sebanyak 3 kali setahun, dengan 3 sampai 4 minggu sekali bertamasya. Hal ini tidak akan terbayangkan terjad: di Inggris, apalagi bagi orang tua yang bekerja di AS. Memang semua orang sudah terbiasa dengan kata-kata hampa, 'Orang Amerika hidup untuk bekerja dan orang Eropa bekerja untuk hidup'. Selain liburan-liburan ini, orang Belanda juga senang bepergian jika ada libur panjang akhir pekan."

Buku ini ditulis oleh dua perempuan yang tinggal di Belanda bersama suami dan anak-anaknya. Keduanya bukan warga asli Belanda, tapi kemudian menetap di Negeri Kincir Angin tersebut karena suaminya adalah orang Belanda. Pengalaman melahirkan, membesarkan, dan mendidik anak selama di Belanda memberi banyak wawasan baru terkait bagaimana mengoptimalkan tumbuh kembang anak yang baik serta memastikan mereka bahagia di masa kanak-kanak mereka.

Ada survei menarik yang mengungkapkan bahwa anak-anak Belanda merupakan anak-anak paling bahagia di dunia. Kenapa bisa begitu? Alasannya ternyata cukup beragam. Mulai dari pola asuh orangtua, sistem pendidikan, fasilitas yang ada, hingga kebijakan dari pemerintah.

Meskipun mungkin untuk mengupayakan situasi yang sama persis dengan Belanda untuk menghadirkan masa kanak-kanak paling bahagia untuk buah hati, tetapi ada prinsip-prinsip dasar program parenting yang dapat diadopsi. Ada 5 Prinsip dasar Program Parenting Positif (Tripel P):

1. Menciptakan lingkungan yang aman dan menarik;

2. Menciptakan lingkungan belajar yang positif;

3. Menggunakan penegakan kedisiplinan asertif;

4. Memiliki ekspektasi yang realistis; dan

5. Menjaga diri sendiri sebagai orang tua.

Banyak hal dan pembahasan menarik di buku ini terkait bagaimana budaya di Belanda juga turut memengaruhi kebahagiaan dan kesejahteraan anak. Kebiasaan naik sepeda kemana-mana juga memberi pengaruh yang signifikan terhadap kemandirian dan keberanian anak. Pastinya pengaruh yang paling besar adalah soal kebijakan dari pemerintah dan kurikulum sekolah yang sangat mendorong perkembangan diri anak yang lebih optimal.

Filosofi kebahagiaan orang Belanda pun punya konsep yang unik. Seperti alasan kenapa para ibu memutuskan untuk memilih melahirkan di rumah sendiri dengan bantuan bidan tanpa harus ke rumah sakit. Ada konsep gezellig tentang perasaan nyaman, hangat, memiliki, cinta, kebahagiaan, keamanan, kepuasan, dan persahabatan yang memiliki pengaruh besar dalam menghadirkan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari yang dijalani.

Bagi para orangtua, calon orangtua, pendidik, dan Sahabat Fimela yang tertarik dengan konsep parenting ala Belanda, buku ini bisa menjadi salah satu referensi menarik. Ada banyak hal yang bisa diadopsi dalam upaya mendidik dan mengasuh anak yang cerdas nan bahagia. Sebab agar anak-anak bisa sukses di masa depan, itu perlu dipupuk dengan memberi mereka masa kanak-kanak yang bahagia.