8 Cara Menasihati Anak Remaja Laki-Laki dengan Tepat tanpa Perlu Membentak

Fimela Reporter diperbarui 09 Sep 2024, 13:26 WIB

Fimela.com, Jakarta Saat anak memasuki masa remaja, tantangan yang dihadapi orangtua semakin kompleks. Proses menuju kedewasaan ini sering kali disertai dengan perilaku yang sulit ditebak dari remaja laki-laki, yang cenderung menarik diri saat menghadapi kesulitan. 

Biasanya mereka terpengaruh oleh teman sebaya tentang cara berpikir dan bertindak. Oleh karena itu, orangtua harus selalu memberikan bimbingan dan nasihat yang tepat. Menasihati remaja membutuhkan pendekatan yang sensitif dan bijaksana agar tidak memperburuk kondisi atau membuat mereka merasa disalahkan

Berikut sederet cara yang tepat untuk menasihati anak remaja laki-laki. Melansir dari Newport Academy dan The Guardian

2 dari 3 halaman

1. Bicara To The Point dan Tetap Manis

Sampaikan pesan dengan jelas tanpa harus bertele-tele, karena anak remaja laki-laki tidak menyukai hal itu. (Foto:Pexels/Kindel Media)

Remaja laki-laki pada umumnya cenderung kurang sabar terhadap informasi yang diungkapkan secara panjang lebar atau yang terkesan mengulang-ulang. Saat ingin menasihatinya, orangtua bisa membuat rangkaian point pertanyaan yang jelas dan runtut. Cara ini akan membantu membangun komunikasi yang efektif dan efisien dengan remaja laki-laki, memperkuat kemungkinan pesan diterima dengan lebih baik oleh mereka.

2. Jangan Belebihan dalam Melakukan Kontak Mata 

Kontak mata memang sering kali disarankan untuk berkomunkasi secara efektif. Namun, hal ini tidak berlaku pada remaja laki-laki. Kontak mata justru membuat mereka merasa kewalahan dan terintimidasi. Cobalah untuk mempertahankan kontak mata secara sesekali, terutama ketika orangtua ingin menekankan poin-poin penting atau mendengarkan respons mereka. Jika anak tampak tidak nyaman dengan kontak mata yang terlalu intens, berikan mereka ruang untuk merasa lebih rileks saat berbicara dengan orangtua.

3. Cari Waktu yang Tepat untuk Berbicara

Apabila orangtua mencoba memberi nasihat saat mereka sedang lelah setelah pulang sekolah atau aktivitas lainnya, ini bisa membuat masalah semakin rumit. Remaja cenderung bisa mengabaikan atau bahkan merespon dengan emosi yang bisa memperburuk suasana di rumah. Sebagai gantinya, orangtua sebaiknya mencari momen yang lebih santai dan tidak terburu-buru, seperti ketika mereka sedang bermain game, berjalan-jalan, atau bersiap-siap untuk makan malam bersama. 

4. Kendalikan Emosi 

Orangtua harus tetap tenang dan sabar saat menasihati remaja laki-laki. Ketika orangtua tersulut emosi, pesan yang ingin disampaikan bisa terdistorsi atau disampaikan dengan cara yang kurang efektif. Remaja, yang pada masa ini sedang mencari identitas dan merasa sangat peka terhadap suasana hati orang tua, dapat merasa terintimidasi atau tidak nyaman jika orang tua mengeluarkan emosi yang berlebihan. Hal ini dapat menghambat komunikasi terbuka dan membuat mereka enggan untuk berbagi masalah atau mencari saran dari orang tua.

3 dari 3 halaman

5. Jangan Berteriak Saat Menasihatinya

Berteriak dan mencaci anak remaja laki-laki akan memperburuk situasi. (Foto: Freepik/bearfotos)

Orangtua sebaiknya menghindari berbicara dengan suara terlalu keras atau membentak mereka, karena hal ini tidak hanya membuat sang anak merasa takut atau tertekan, tetapi juga dapat mengurangi efektivitas pesan yang ingin disampaikan. Komunikasi yang efektif dapat dibangun melalui hubungan yang baik, pengaturan waktu yang tepat, serta menggunakan nada suara yang tenang dan penuh pengertian. atau mencaci akan membuat mereka merasa lebih disayang dan dihargai. Anak remaja laki-laki pun akan lebih terbuka untuk menerima nasihat atau arahan yang disampaikan, dan hubungan antara orangtua dan anak akan tetap harmonis dan terjaga.

6. Jangan Lupa Memanggil Mereka dengan Penuh Kasih

Meskipun fase ini bisa membuat frustrasi dan menantang, orangtua bisa memutus siklus kemarahan dengan cara-cara sederhana seperti menggunakan panggilan kasih sayang. Panggilan seperti 'sayang', 'nak', atau nama panggilan lain yang disukai anak, menunjukkan bahwa orangtua peduli dan menghargai mereka. 

7. Berikan Kisah yang Inspiratif 

Ceritakan kisah inspiratif tentang seseorang yang mengatasi tantangan atau mencapai tujuan mereka melalui ketekunan dan kerja keras. Kisah seperti ini bisa membuka pikiran mereka tentang potensi yang mereka miliki dan bagaimana menghadapi rintangan dalam hidup. Melalui cara ini, pesan yang ingin disampaikan oleh orangtua akan lebih tercerna, sehingga mereka mendapat motivasi untuk berubah ke hal yang lebih baik. 

8. Beri Mereka Waktu untuk Merespon

Banyak remaja laki-laki membutuhkan waktu beberapa jam atau bahkan berhari-hari untuk memikirkan percakapan penting. Oleh karena itu, jangan kecewa jika anak remaja tidak segera mengubah perilaku atau sikapnya. Biarkan dia menerima informasinya dan kemudian memprosesnya pada waktunya sendiri.

 

Penulis: Naela Marcelina.

#Unlocking The limitless