Mitos dan Fakta Menangani Demam pada Anak

Ivana Deva Rukmana diperbarui 13 Jun 2024, 18:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Hai, Sahabat Fimela! Kamu yang sudah menjadi orangtua, mungkin relate dengan permasalahan ini. Saat anak demam, sebagai orang tua tentu kita jadi khawatir dan kadang bingung harus melakukan apa. Banyak informasi yang beredar tentang cara menangani demam pada anak, tapi nggak semuanya benar.

Kali ini, kita akan bahas lima mitos dan fakta tentang menangani demam pada anak, lengkap dengan penjelasan dari dokter spesialis anak. Yuk, simak ulasannya!

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

Demam Tinggi Berarti Penyakitnya Parah

Ilustrasi Anak Demam Credit: pexels.com/Seth

Fakta: Menurut Dr. Arifianto, SpA, demam bukan penyakit, melainkan gejala bahwa tubuh sedang melawan infeksi. Tidak selalu berarti penyakitnya parah. Misalnya, demam akibat infeksi virus biasanya tidak seberbahaya infeksi bakteri, meski suhu tubuh bisa sangat tinggi. Jadi, jangan langsung panik kalau anak demam tinggi, perhatikan juga gejala lainnya.

Selali pantau suhu tubuh anak dengan termometer secara berkala. Jangan luput untuk memperhatikan gejala lainnya. Jika anak masih aktif, makan dan minum dengan baik, biasanya demam tidak perlu dikhawatirkan berlebihan.

3 dari 6 halaman

ajika Demam, Anak Harus Diberi Obat

Ilustrasi Anak Demam Credit: pexels.com/Seth

Dr. Arifianto menjelaskan bahwa obat penurun demam seperti paracetamol atau ibuprofen hanya digunakan untuk membuat anak merasa lebih nyaman, bukan untuk menyembuhkan demam itu sendiri. Demam sebenarnya membantu tubuh melawan infeksi. Jadi, berikan obat hanya jika anak merasa sangat tidak nyaman atau demamnya sangat tinggi (di atas 39°C). Lihat dulu kondisi anak sebelum buru-buru memberi obat. Jika ingin duberi obat, jangan lebih dari dosis yang dianjurkan oleh dokter atau pada kemasan.

4 dari 6 halaman

Mengompres Anak dengan Alkohol

Tips mengompres anak yang demam./Copyright shutterstock.com

Mengompres dengan air dingin atau alkohol sebenarnya bisa membuat anak merasa semakin tidak nyaman dan tidak efektif menurunkan demam. Namun, Dr. Arifianto menyarankan menggunakan air hangat untuk mengompres. Air hangat membantu menurunkan suhu tubuh dengan lebih nyaman. Alkohol bisa terserap oleh kulit dan dikhawatirkan menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.

5 dari 6 halaman

Anak Harus Langsung Diberi Antibiotik

Berikan cairan yang cukup untuk menjaga anak agar tetap terhidrasi. (Foto: Pexels/Vika Glitter)

Dr. Arifianto menegaskan bahwa demam tidak selalu memerlukan antibiotik, karena sebagian besar demam pada anak disebabkan oleh infeksi virus yang tidak bisa diobati dengan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak perlu bisa menyebabkan resistensi bakteri.

Akan tetapi, sebaiknya jangan sembarangan memberikan antibiotik. Selalu konsultasikan dengan dokter apakah antibiotik diperlukan atau tidak. Jika memang perlu antibiotik, pastikan untuk mengikuti dosis dan jadwal pemberian sesuai resep dokter.

6 dari 6 halaman

Jika Demam, Anak Harus Dibungkus dengan Selimut Tebal

Ilustrasi Anak Demam Credit: pexels.com/Felix

Membungkus anak demam dengan selimut tebal atau pakaian berlapis-lapis justru bisa membuat suhu tubuhnya semakin naik. Dr. Arifianto menyarankan untuk mengenakan pakaian yang nyaman dan tidak terlalu tebal.

Sebaliknya, kenakanlah pakaian yang ringan dan nyaman untuk membantu mengurangi suhu tubuh. Pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik dan cukup udara segar.Kapan Harus ke Dokter?

Demam pada anak memang bisa bikin khawatir, tapi dengan memahami mitos dan fakta yang ada, kita bisa menangani demam dengan lebih tenang dan tepat. Selalu ingat untuk mengamati kondisi anak secara keseluruhan dan tidak hanya fokus pada angka suhu tubuhnya. Semoga informasi ini bermanfaat, Sahabat Fimela! Tetap jaga kesehatan dan jangan ragu untuk konsultasi ke dokter jika diperlukan.