Fimela.com, Jakarta Bersekolah adalah pertama kalinya anak berhadapan dengan kehidupan nyata. Anak bersosialisasi, berteman, berpartisipasi dalam kegiatan kelompok dan bermain sebagai anggota tim. Hal ini juga merupakan saat anak berpartisipasi dalam kompetisi dan bagi anak mana pun, ini juga pertama kalinya anak kalah dalam suatu hal, dan mungkin merasa kesal serta sedih karena menjadi ‘pecundang’.
Meskipun kemenangan tidak diragukan lagi menggembirakan, kekalahan adalah bagian tak terpisahkan dari kompetisi apa pun. Sebagai orangtua, mungkin sulit untuk mencapai keseimbangan yang tepat ketika mengatasi kekecewaan anak-anak. Namun, momen-momen ini memberikan peluang berharga untuk mengajarkan ketahanan, sportivitas, dan pentingnya belajar dari kemunduran.
Cara orangtua bersikap dengan anak-anak tentang menang atau kalah ketika kompetisi sangatlah penting. Melansir dari SVSC Development, berikut ini sikap orangtua yang tepat saat saat anak kalah dalam kompetisi.
1. Akui perasaan anak
Sangat penting untuk mengenali dan memvalidasi emosi anak setelah mengalami kekalahan. Entah mereka merasa frustasi, kecewa, atau kesal, beri tahu anak bahwa tidak apa-apa jika merasa seperti itu. Hindari meremehkan perasaan, sebaiknya dorong komunikasi terbuka.
2. Fokus pada upaya, bukan sekadar hasil
Pujilah kerja keras, dedikasi, dan kemajuan yang telah anak Sahabat Fimela capai. Hal ini membantu mengalihkan fokus dari menang dan kalah ke pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
3. Soroti pengalaman pembelajaran
Setiap kekalahan adalah peluang untuk berkembang. Diskusikan aspek-aspek tertentu dari permainan yang dapat ditingkatkan oleh anak dan dorong untuk memandang kekalahan sebagai pengalaman belajar. Pola pikir ini menumbuhkan ketahanan dan sikap positif terhadap tantangan.
4. Dorong perspektif
Menang atau kalah dalam kompetisi tidak menentukan nilai atau kemampuannya. Bagikan kisah tentang individu-individu sukses yang menghadapi kemunduran namun tetap bertahan, dengan menyoroti pentingnya ketahanan dalam berbagai upaya hidup.
5. Perkuat sportivitas
Ingatkan anak tentang pentingnya sportivitas yang baik. Ucapkan selamat kepada lawan yang menang, berjabat tangan, dan dorong anak untuk bermurah hati baik dalam kemenangan maupun kekalahan. Belajar menangani kekalahan dengan bermartabat adalah keterampilan hidup yang berharga.
6. Tetapkan harapan yang realistis
Pastikan anak memahami bahwa menang setiap saat adalah hal yang tidak realistis. Diskusikan bahwa setiap seorang yang berprestasi pun menghadapi kekalahan. Ini membantu mengelola ekspektasi dan mengurangi rasa takut akan kegagalan.
Penulis: Miftah DK
#Unlocking The Limitless