5 Kebiasaan yang Membuat Orang Gampang Stres di Hidupnya

Endah Wijayanti diperbarui 13 Jun 2024, 13:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Stres adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Cuma masalahnya, sering kali, kebiasaan yang kita miliki justru memperburuk keadaan, membuat kita lebih rentan terhadap stres. Untuk menjalani hidup yang lebih bahagia dan lebih sehat, penting bagi kita untuk mengidentifikasi kebiasaan-kebiasaan yang bisa memicu stres dan belajar mengelolanya dengan bijaksana.

Berikut ini adalah lima kebiasaan yang sering kali membuat orang gampang stres dan beberapa tips untuk mengatasinya. Simak uraiannya di bawah ini, ya Sahabat Fimela.

 

 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Menyikapi Segalanya dengan Rasa Takut

Ilustrasi perempuan stres kerja/copyrightshutterstock/paulaphoto

Mengutip buku Healing and Recovery, "Ketakutan berasal dari dalam diri kita, yang kemudian terproyeksi ke dunia. Jika kita memakai kacamata berwarna ketakutan, segala sesuatu tampak menakutkan. Dan jika kita mencari Tuhan, kita akan menemukan Tuhan yang menakutkan. Tuhan dari dunia yang menakutkan adalah Tuhan yang kita takuti."

Rasa takut adalah reaksi alami yang bisa melindungi kita dari bahaya. Namun, ketika rasa takut mengendalikan setiap aspek kehidupan, ini bisa menjadi sumber stres yang signifikan. Banyak orang yang cenderung menghadapi tantangan sehari-hari dengan rasa takut yang berlebihan. Mereka khawatir akan kegagalan, penolakan, atau hal-hal buruk yang mungkin terjadi.

Untuk mengelola rasa takut, penting untuk mengenali dan menerima ketakutan tersebut tanpa membiarkannya menguasai pikiran kita. Praktik mindfulness atau meditasi bisa membantu menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan. Selain itu, berfokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol dan mengambil langkah-langkah kecil untuk menghadapi ketakutan dapat membuat kita merasa lebih berdaya.

 

 

3 dari 6 halaman

2. Memandang Semua Persoalan dengan Prasangka Buruk

Ilustrasi perempuan merasa stres/copyrightshutterstock/Kmpzzz

Prasangka buruk adalah kebiasaan memandang segala sesuatu dari sisi negatif. Orang yang selalu berpikiran negatif cenderung melihat masalah dalam setiap kesempatan dan meramalkan hasil yang paling buruk dalam setiap situasi. Hal ini tidak hanya menguras energi emosional tetapi juga meningkatkan tingkat stres secara signifikan.

Berlatih untuk mengubah pola pikir dari negatif menjadi positif adalah kunci. Cobalah untuk menemukan sisi baik dari setiap situasi dan fokus pada solusi daripada masalah. Mengganti pikiran negatif dengan afirmasi positif bisa membantu mengurangi prasangka buruk. Berbicara dengan teman atau keluarga yang optimis juga bisa memberikan perspektif yang lebih seimbang.

 

 

4 dari 6 halaman

3. Mengeluh Berlebihan tanpa Rasa Syukur

Ilustrasi perempuan stres/copyrightshutterstock/PBXStudio

Mengeluh adalah hal yang wajar, namun jika dilakukan berlebihan, itu bisa menjadi sumber stres. Mengeluh tanpa henti membuat kita terfokus pada apa yang salah dalam hidup kita daripada apa yang berjalan dengan baik. Ini bisa menciptakan siklus negatif yang sulit dihindari.

Mengembangkan rasa syukur adalah cara yang efektif untuk melawan kebiasaan mengeluh. Mulailah dengan menulis jurnal rasa syukur di mana setiap hari kamu mencatat tiga hal yang kamu syukuri. Menghargai hal-hal kecil dalam hidup dapat membantu mengalihkan fokus dari kekurangan ke kelimpahan, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

 

 

5 dari 6 halaman

4. Membanding-bandingkan Diri dengan Orang Lain yang Tidak Sehat

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/zEdward_Indy

Di era media sosial, membandingkan diri dengan orang lain menjadi semakin umum. Sayangnya, ini sering kali dilakukan secara tidak sehat, yang hanya akan menambah stres. Membandingkan diri dengan pencapaian orang lain, penampilan, atau gaya hidup mereka bisa membuat kita merasa tidak cukup baik dan tidak puas dengan diri sendiri.

Penting untuk diingat bahwa apa yang kita lihat di media sosial sering kali adalah gambaran yang sangat terkurasi dan tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan. Fokuslah pada perjalanan dan perkembangan diri sendiri. Batasi waktu penggunaan media sosial jika perlu dan berusahalah untuk menghargai pencapaian kamu sendiri tanpa membandingkannya dengan orang lain. Menetapkan tujuan pribadi yang realistis dan merayakan pencapaian kecil juga bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi stres.

 

 

6 dari 6 halaman

5. Memandang Rendah Diri Sendiri padahal Punya Potensi

ilustrasi stres/copyright By weedezign (Shutterstock)

Sering kali, orang tidak menyadari potensi mereka karena terlalu kritis terhadap diri sendiri. Ketidakmampuan untuk melihat diri sendiri dengan cara yang positif bisa menghalangi kita dari meraih tujuan dan membuat kita merasa stres dan tidak puas.

Mengakui dan menghargai kemampuan serta pencapaian diri adalah langkah penting. Cobalah untuk mencatat setiap pencapaian dan kemajuan yang telah kamu buat, sekecil apapun itu. Mendapatkan umpan balik konstruktif dari teman, keluarga, atau mentor juga bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri. Selain itu, berinvestasi dalam pengembangan diri melalui pelatihan atau pendidikan dapat membuka mata kita terhadap potensi yang kita miliki dan memberikan dorongan untuk terus maju.

Stres adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari, tetapi cara kita menghadapinya bisa membuat perbedaan besar dalam kesejahteraan kita. Dengan mengidentifikasi dan mengubah kebiasaan-kebiasaan yang memperburuk stres, kita bisa menjalani hidup yang lebih bahagia dan lebih sehat.

Menyikapi ketakutan dengan bijaksana, menghindari prasangka buruk, mengembangkan rasa syukur, berhenti membandingkan diri dengan orang lain, dan menghargai diri sendiri adalah langkah-langkah penting untuk mengelola stres dengan lebih baik.

Sahabat Fimela, ingatlah bahwa perubahan tidak terjadi dalam semalam, tetapi dengan konsistensi dan kesabaran, kita bisa mencapai keseimbangan emosional yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan.