Mengenali 8 Tantangan yang Dihadapi Pengusaha Perempuan

Fimela Reporter diperbarui 15 Jul 2024, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Melihat keberhasilan bisnis orang lain bisa menjadi sumber inspirasi yang besar,teta di balik kesuksesan tersebut terdapat perjalanan yang penuh tantangan. Bagi perempuan pengusaha, rintangan yang dihadapi mungkin terasa lebih rumit dan berat. 

Namun, hal ini tidak boleh membuat mereka putus asa. Sebaliknya, dengan ketekunan dan tekad, perempuan dapat mengatasi setiap hambatan yang muncul. 

Sebelum memulai bisnis, perempuan bisa mengetahui tantangan apa saja yang akan dihadapi. Melalui hal itu, kamu bisa lebih mengantisipasi untuk kesuksesan bisnis. Berikut infonya, dilansir dari The Office Pass dan Medium.

2 dari 4 halaman

1. Kurangnya Dukungan Sosial

Pengusaha perempuan memerlukan dukungan dari lingkungan sekitar untuk membangun bisnisnya. (Foto: Freepik)

Banyak perempuan pengusaha di Indonesia menghadapi kurangnya dukungan sosial dan lembaga yang mendukung mereka dalam memulai bisnis. Dukungan dari keluarga, rekan kerja, dan ekosistem bisnis lokal seringkali tidak memadai untuk membantu mereka mengatasi tantangan awal dalam menjalankan usaha.  Kurangnya jaringan pendukung yang kuat juga memengaruhi kepercayaan diri dan kemampuan perempuan pengusaha dalam mengambil risiko yang diperlukan untuk meraih kesuksesan.

2. Prospek Pendanaan yang Buruk

Terbatasnya akses terhadap modal dan pendanaan seringkali menjadi hambatan utama. Sumber pendanaan tradisional seperti bank seringkali enggan meminjamkan uang kepada usaha milik perempuan. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mencari sumber pendanaan alternatif, seperti pemodal ventura atau angel investor. Menurut laporan Innoven Capital , dari semua perusahaan yang menerima pendanaan pada tahun 2019, hanya 12% yang memiliki setidaknya satu pendiri perempuan.

3. Kendala Stereotip Masyarakat akan Pengusaha Perempuan

Meskipun saat ini kesetaraan gender telah banyak disuarakan. Namun, budaya dan stereotip yang terakar kuat tentang peran perempuan dalam masyarakat dapat menjadi penghalang bagi kemampuan perempuan pengusaha untuk memulai dan mengembangkan usaha mereka. Stereotip ini seringkali menyebabkan resistensi di masyarakat, di mana perempuan mungkin tidak didorong untuk berwirausaha atau tidak diberikan dukungan yang sama seperti yang diberikan kepada laki-laki.Perempuan sering kali diharapkan untuk mengemban tanggung jawab rumah tangga, seperti memasak, melakukan pekerjaan rumah tangga, merawat anak, dan lain sebagainya. 

3 dari 4 halaman

4. Menyeimbangkan Tanggung Jawab antara Keluarga dan Bisnis

Urusan rumah tangga masih menitik beratkan perempuan, sehingga ini menjadi tantangan berat bagi mereka. (Foto: Freepik/diana.grytsku)

Perempuan yang terlebih sudah menikah, diharapkan untuk untuk mengemban peran sebagai ibu dan bertanggung jawab dalam membesarkan anak-anak. Tekanan ini seringkali membuat perempuan harus berhenti dari karir dan mengutamakan keluarga. Menjalankan bisnis merupakan tanggung jawab yang berat, yang seringkali membuat perempuan merasa bersalah karena terbagi antara komitmen keluarga dan mengembangkan usaha mereka. 

5. Kemampuan Menanggung Risiko Rendah 

Seorang perempuan memiliki kemampuan menanggung risiko yang rendah terkait dengan investasi dan bisnis. Biasanya, hal ini mencakup  kebebasan finansial dan pengalaman dalam mengambil keputusan finansial secara independen. Selain itu, kurangnya kepercayaan diri dalam mengambil risiko dapat membuat perempuan enggan untuk mengambil langkah-langkah yang berani dalam menjalankan bisnis. Namun, dengan berlalunya waktu dan semakin bertambahnya kesadaran akan pentingnya keuangan pribadi, perempuan semakin mampu mengelola keuangan mereka sendiri dan mengurangi risiko secara efektif.

4 dari 4 halaman

6. Keraguan Pada Diri Sendiri

Tantangan bagi pengusaha perempuan juga datang dari diri sendiri berupa keraguan dan kurangnya kepercaaayn diri. (Foto: Freepik/Racool_studio)

Saat menjalankan bisnis, biasanya seseorang akan bergelut dengan dirinya sendiri. Seperti keraguan dan kurangnya kepercayaan diri. Hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan. Salah satu strategi yang efektif untuk mengatasi hal ini adalah dengan membangun jaringan dukungan yang terdiri dari teman, keluarga, dan kolega yang mempercayai visi dan dapat memberikan dukungan serta motivasi yang diperlukan. 

7. Kurangnya Mentor dan Role Model 

Pengusaha perempuan sering kali kekurangan mentor dan panutan di bidangnya. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mencari peluang berjejaring dan terhubung dengan pengusaha perempuan sukses lainnya. Membangun hubungan dengan mereka, perempuan pengusaha dapat memperoleh pandangan, pengetahuan, dan pengalaman berharga yang dapat membantu mereka dalam menghadapi berbagai situasi dalam dunia bisnis. Selain itu, memiliki mentor dan panutan juga dapat memberikan dukungan moral dan inspirasi yang diperlukan untuk mengatasi rintangan dan mencapai kesuksesan dalam bisnis.

 

Penulis: Naela Marcelina.

#Unlocking The Limitless