Menangis Bukan Tanda Lemah! Ini Manfaat Membiarkan Anak Menangis dan Menunjukkan Emosinya

Karina Alya diperbarui 18 Jun 2024, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Menangis adalah salah satu bagian yang penting dalam tumbuh kembang anak. Kebanyakan orang akan langsung meminta anak yang menangis untuk segera berhenti, tetapi seharusnya kita memberikan ruang aman bagi mereka untuk mengutarakan apa yang dirasakan dengan tangan terbuka. Jika anak-anak sudah semakin besar, banyak sekali paham yang menganggap bahwa mereka tidak boleh menangis karena mereka sudah besar. 

Paham tersebut seolah-olah ketika seseorang mencapai usia tertentu, ia harus mengetahui bagaimana cara mengatur air mata dan seolah-olah menangis hanyalah sebuah hal yang dilakukan oleh anak bayi. Padahal, menangis dapat memberikan berbagai manfaat bagi kesejahteraan emosional dan mental seseorang. Dilansir dari Edutopia, berikut adalah alasan mengapa kita harus membiarkan anak menangis demi perkembangan kecerdasan emosionalnya!

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Tidak apa-apa untuk menangis

Menangis dapat menghilangkan tekanan diri dan menjadi sarana anak untuk menyalurkan perasaannya. (Foto: Pexels/Pavel Danilyuk)

Air mata memiliki banyak dasar biologis dan psikologis yang telah ditemukan melalui berbagai penelitian. 

  • Air mata mungkin menunjukkan gaya keterikatan. Seseorang yang lebih nyaman untuk mengekspresikan emosi cenderung menangis dengan sehat dan normal, sedangkan seseorang yang merasa tidak aman mengungkapkan emosinya akan menangis dengan cara yang tidak tepat.
  • Air mata merupakan salah satu alat komunikasi yang penting. Hal tersebut terjadi karena dengan keluarnya air mata, seseorang dapat menunjukkan bahwa dirinya membutuhkan dukungan dari orang lain.
  • Menangis adalah proses eksokrin dan dianggap dapat menghilangkan stres dengan mengeluarkan bahan kimia berbahaya yang dapat berpotensi menyebabkan stres dari dalam tubuh.

Air mata seringkali menjadi cara utama bagi seseorang—dalam tahap perkembangan tertentu—untuk mengekspresikan emosi mereka, seperti kesedihan, kemarahan, hingga kegembiraan. Air mata merupakan respons yang alami dan otentik ketika emosi dirasakan oleh seseorang.

3 dari 3 halaman

Bagaimana cara mengatasi anak yang menangis

Berikan ruang aman bagi anak dalam mengekspresikan perasaannya dan menyampaikan apa yang ia rasakan. (Foto: Pexels/Ketut Subiyanto)

Dengan kita memberikan kesempatan bagi anak untuk menangis tanpa dipaksa untuk diam adalah bentuk dukungan untuk mereka mengekspresikan apa yang dirasakan. Hal tersebut juga dapat menunjukkan kasih sayang sesama manusia yang merupakan makhluk emosional dan setiap individu berhak untuk mendapatkan ruang aman dalam menyelesaikan urusan emosionalnya.

Beri ruang

Anak-anak perlu waktu dan tempat untuk mereka melalui pengalaman respons emosinya dan keseluruhan prosesnya. Cobalah untuk memberikan waktu baginya untuk memproses apa yang sedang dirasakan tanpa membuatnya menyelesaikan semuanya secara tergesa-gesa.

Lebih terbuka dan menerima

Menuntut anak untuk tidak menangis sangat bertentangan dengan proses alami mereka dalam mengelola emosi. Alih-alih memaksanya untuk berhenti atau menahan tangis, Sahabat Fimela dapat mencoba untuk lebih terbuka, sabar, dan menerima emosi yang sedang terjadi pada anak.

Tunjukkan perhatian

Anak yang menangis seringkali ingin untuk menceritakan alasan di balik tangisnya. Namun, tidak menutup kemungkinan juga sang anak belum mampu atau enggan untuk menceritakan apa yang ia rasakan hingga ia menangis. Cobalah untuk mendengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian dan curahkan kasih sayang padanya.

Buat lingkungan yang aman

Sesuai dengan usia anak, Sahabat Fimela dapat membangun lingkungan yang aman untuk mengekspresikan diri, tentu tanpa merugikan orang lain. Beritahu anak bahwa tidak apa-apa untuk menangis dan tidak ada salahnya untuk merespons sesuatu dengan tangis.

Namun, tetap jelaskan padanya bahwa tangis yang berlebihan juga tidak diperlukan. Bangun ruang komunikasi yang baik agar semua orang dapat mengelola dan menunjukkan emosinya dengan baik. Dengan demikian, anak-anak juga akan belajar bagaimana saling bertoleransi dan berempati terhadap satu sama lain.

Penulis: FIMELA Karina Alya

#Unlocking The Limitless