Fimela.com, Jakarta Di balik karier gemilang seorang Maudy Ayunda, terdapat dukungan dan pola pengasuhan yang baik dari sang ibunda, Mauren Jasmedi. Mauren pun menjadi sorotan berkat keberhasilannya dalam mengasuh anak. Dapat dibilang berhasil karena Maudy Ayunda kerap kali menorehkan prestasi baik akademik maupun non-akademik hingga sukses mengundang decak kagum publik. Sejumlah netizen pun menjadi penasaran dengan pola pengasuhan yang diterapkan Mauren.
Menurut Mauren, keberhasilannya dalam mendidik anak-anak, termasuk Maudy Ayunda bukanlah sesuatu yang instan. Semuanya merupakan buah dari perjalanan panjang. Mauren beranggapan bahwa mendidik anak seperti membangun rumah. Jika ingin memiliki anak yang berprestasi, maka perlu diterapkan nilai-nilai yang kokoh. Dengan demikian, Mauren pun selalu berusaha menjadi teladan yang baik untuk anak-anaknya.
Melansir dari wawancara Mauren Jasmedi dengan tim Narasi yang tersedia di kanal Youtube Narasi TV. Sosoknya pun membagikan beberapa pengalaman sekaligus tipsnya dalam menerapkan pengasuhan kepada anak-anaknya. Netizen pun dapat mengambil pelajaran dari pengalamannya tersebut.
What's On Fimela
powered by
Mengajarkan Kemandirian
Mauren mengajarkan Maudy dan Amanda untuk hidup mandiri sejak kecil. Meski di rumahnya ada ART yang turut membantu pekerjaan rumah, tetapi kedua anaknya tak bisa sembarangan menyuruh mereka. Ia mengajarkan agar kedua anaknya tetap melakukan pekerjaan rumah sendiri. Dengan demikian, kemandirian ini akan menjadi bekal bagi anak mereka ketika berada jauh dari rumah.
Tegas Supaya Anak dapat Bertanggung Jawab
Masih berbicara tentang kemandirian. Kemandirian ini tak hanya soal melakukan pekerjaan rumah sendiri. Mauren juga secara tegas memberikan pesan kepada anaknya, bahwa ia hanya membiayai sekolah Maudy dan Amanda sampai usia 21 tahun. Bonus 1 tahun jika masih belum mendapatkan kerja setelah lulus.
Hal ini ia lakukan agar anak lebih menghargai fasilitas yang Mauren berikan berupa pendidikan yang layak sekaligus sarana prasana untuk menunjang pendidikan mereka. Selain itu, Mauren juga ingin anak-anaknya dapat merasakan jerih payahnya sendiri ketika besar nanti.
Preparation, Opportunity, Lucky
Berkaca pada pengalaman Mauren saat anak-anaknya masih kecil. Ia selalu mendukung kedua anaknya baik secara akademik maupun non akademik. Ia memberikan banyak persiapan, seperti les menghitung, menyanyi, ekskul teater, yang tentunya tetap menyesuaikan minat sang buah hati.
Jika anaknya telah menguasai beberapa keahlian tersebut dan datanglah sebuah kesempatan, kemudian hal itu akan menjadi keberuntungan. Hal ini mengingatkan pada kisah Maudy saat ditawarkan menjadi bintang utama film "Untuk Rena". Kala itu, Maudy sedang bernyanyi di sebuah mal dan kemampuannya dilirik oleh sang sutradara. Akhirnya dari kejadian itu, Maudy berkesempatan menjadi aktris.
Semangat Berbagi
Selain itu, Mauren juga mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan agar anak lebih rendah hati. Ia berpesan kepada dua anaknya bahwa sehebat apa pun seseorang, jika tidak bermanfaat bagi orang lain, maka kehebatannya tersebut akan menjadi suatu hal yang tak penting.
Hal ini pernah ia terapkan lewat beberapa aktivitasnya bersama anak-anak, tak terkecuali pada Maudy. Berbagi pun tak perlu melulu soal materi, bisa juga lewat ilmu yang bermanfaat. Kala itu, saat Maudy sedang syuting film "Untuk Rena", ia pernah diajak sang Ibu untuk membacakan buku di depan anak-anak panti.
Dengan demikian, Mauren sekaligus mengajarkan sang anak bahwa membantu orang lain tak perlu selalu berupa pemberian fisik atau materi. Memberikan waktu, perhatian, dan pengetahuan juga merupakan bentuk kepedulian yang sangat berarti. Melalui pengalaman ini, Maudy belajar bahwa kebaikan bisa dilakukan dalam banyak bentuk, dan terkadang hal-hal kecil yang tulus bisa memberikan dampak besar bagi orang lain.