Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasi Mata Juling

Fimela Reporter diperbarui 11 Jul 2024, 19:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Mata juling atau strabismus adalah salah satu gangguan kesehatan mata. Seseorang dikatakan memiliki mata juling ketika kedua matanya tidak sejajar dan tidak fokus pada titik yang sama. Gangguan ini sering dianggap sebagai sebatas masalah estetika, padahal mata juling dapat memengaruhi kemampuan penglihatan serta kualitas hidup seseorang apabila tidak ditangani dengan benar.

Dilansir dari KMN EyeCare dengan ditinjau oleh Dr. Maria Magdalena Purba, SpM, mata memiliki enam otot untuk mengontrol gerakannya. Satu otot berfungsi untuk menggerakkan mata kenan dan satu otot lagi berfungsi untuk menggerakkan mata ke kiri. Sementara itu, empat otot lainnya menggerakkan mata ke atas, ke bawah, dan miring.

Ketika kedua mata tidak sejajar, dua gambar berbeda akan dikirimkan ke otak. Lama kelamaan, seseorang dengan mata juling akan kehilangan persepsi kedalaman terhadap satu objek. Orang dewasa yang mengalami ini seringkali mengalami penglihatan ganda karena kedua matanya tidak melihat gambar yang sama. Hal tersebut yang dapat mengganggu penglihatan para penderita mata juling.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Penyebab mata juling

Diabetes dapat menjadi salah satu hal yang meningkatkan risiko mata juling pada orang dewasa. (Foto: Pexels/PhotoMIX Company)

Secara umum, penyebab mata juling adalah adanya ketidakseimbangan otot mata yang menyebabkan otot-otot mata tidak dapat bekerja sama dengan baik. Faktor keturunan dianggap sebagai penyebab seseorang memiliki mata juling karena ketika seseorang memiliki keluarga dengan mata juling, mereka akan berisiko lebih besar untuk mengidap kasus yang serupa.

Selain keturunan, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko mata juling pada anak adalah kelahiran prematur, trauma kepala, kelainan genetik, cerebral palsy, hingga kelainan kelopak tertutup (ptosis) yang terjadi sejak lahir dan tidak segera dikoreksi. Pada orang dewasa, penyebab mata juling dapat berupa masalah kesehatan, seperti diabetes, stroke, penyakit mata, tumor otak, kecelakaan atau cedera otak, hingga mata malas (amblyopia).

Gejala mata juling

Gejala yang paling terlihat adalah ketidaksejajaran kedua mata. Salah satu mata mungkin menatap lurus ke depan, sementara mata yang lain miring ke arah lain. Selain itu, jika kedua mata tidak sejajar, seperti terlihat masuk ke arah dalam juga menjadi gejala yang paling terlihat. Berikut adalah beberapa gejala mata juling lainnya yang dapat diperhatikan:

  • Penglihatan kabur atau penglihatan ganda
  • Kepala pusing atau sakit
  • Sering memiringkan kepala atau memutar kepala ke samping saat melihat ke arah suatu objek
  • Ketegangan mata
  • Pergerakan mata yang tidak terkoordinasi
  • Menutup salah satu mata untuk membaca atau menonton televisi
3 dari 3 halaman

Cara mengatasi mata juling

Salah satu cara mengatasi mata juling ringan adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Kacamata atau lensa kontak

Ketika mata juling disebabkan oleh masalah refraksi, kacamata atau lensa kontak mungkin cukup untuk memperbaiki penglihatan. Namun, keduanya tidak sepenuhnya dapat mengatasi mata juling. Pada kondisi ringan, kacamata prisma masih dapat membantu mengoreksinya.

Latihan otot mata

Terapi fisik seperti latihan mata dapat membantu menguatkan atau melemahkan otot-otot mata tertentu. Oleh karena itu, latihan mata dapat membantu memperbaiki keseimbangan mata.

Terapi oklusi atau penutup mata

Pada kasus mata malas atau amblyopia, pasien mata juling dapat menggunakan penutup mata atau terapi oklusi bersamaan dengan penggunaan kacamata dan latihan otot mata. Hal ini dapat membantu ketika kasus mata juling masih di tahap ringan. Terapi ini dapat membantu mata yang lemah untuk menjadi lebih aktif.

Operasi mata juling

Dalam beberapa kasus berat dan tidak memberikan respons ketika diberikan pengobatan lain, maka diperlukan pembedahan untuk mengoreksi otot mata. Melalui operasi, posisi mata dapat dikoreksi, sehingga persepsi kedalaman menjadi lebih baik dan membantu melapangkan pandangan. Selain itu, rasa percaya diri dapat meningkat dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

Penulis: FIMELA Karina Alya

#Unlocking The Limitless