5 CEO Perempuan dengan Gaji Tertinggi di Dunia, Siapa Saja?

Fimela Reporter diperbarui 14 Jun 2024, 09:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Jajaran eksekutif puncak di perusahaan-perusahaan ternama telah lama didominasi oleh laki-laki. Namun, perempuan perlahan-lahan mulai mendapatkan posisi. Chief Executive Officer (CEO) memainkan peran penting dalam membentuk strategi organisasi, mendorong inovasi, dan mendorong kesuksesan secara keseluruhan. Karena peran pentingnya, mereka dikenal sebagai salah satu pekerjaan dengan gaji tertinggi di dunia.

CEO perempuan, dengan mendobrak hambatan tradisional, membawa perspektif unik ke dalam ruang rapat yang pada akhirnya menumbuhkan keberagaman, dan meningkatkan ketahanan perusahaan. Kepemimpinan perempuan sangat penting untuk menghilangkan stereotip gender, mendorong inklusivitas, dan menginspirasi generasi masa depan.

Perempuan terus membuktikan pentingnya mereka dalam dunia bisnis dengan menduduki posisi senior di perusahaan-perusahaan terkemuka. Melansir dari uk.elvtr.com, berikut ini 5 CEO perempuan dengan gaji tertinggi di dunia.

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Lisa Su

Lisa Su. (Foto: Dokumen/AMD)

Lisa Su lahir di Taiwan, kemudian pindah bersama keluarganya ke New York ketika masih kecil. Ayahnya seorang ahli statistik, dan ibunya seorang akuntan. Di sekolah, Lisa menunjukkan minat yang besar terhadap ilmu eksakta. Ia ingin menjadi seorang insinyur. Ketika berusia 10 tahun, ia merakit dan membongkar mobil kakaknya yang dikendalikan radio, yang merupakan salah satu hobi favoritnya.

Pada 1994, Lisa lulus dari Massachusetts Institute of Technology dan memperoleh gelar Ph.D. dalam ilmu kelistrikan. Kemudian , ia memulai kariernya di perusahaan teknologi Texas Instruments. Setahun berikutnya, ia pindah ke ke IBM dan bekerja selama 13 tahun, di mana ia berkembang dari seorang peneliti biasa menjadi Vice President Development Center

Lisa bergabung dengan AMD pada 2012 sebagai Vice President Senior, mengawasi unit bisnis global perusahaan dan mengembangkan chip untuk konsol playstation 4 dan Xbox One. Dalam ambang kebangkrutan, Lisa memimpin pengembangan chip untuk rangkaian mikroprosesor baru, unit pemrosesan yang dipercepat, dan chip grafis. Mikroprosesor AMD Ryzen x64/x86 langsung menguasai 11% pasar.

Sudah di pertengahan 2020, saham AMD meroket hingga 1.300%. Biayanya meningkat 25x lipat dibandingkan krisis pada 2014. Lisa percaya bahwa budaya perusahaan harus didasarkan pada pembelajaran. Ia terus menjalankan perusahaan hingga saat ini. Pada Desember 2022, AMD memiliki kapitalisasi pasar sebesar $107,11 miliar.

Lisa Su menjadi CEO perempuan dengan bayaran tertinggi di dunia. Ia mendapatkan gaji $29,5 miliar setiap tahunnya, yang didapatkan melalui ketekunan, tekad, dan pendekatan inovatifnya dalam bekerja.

3 dari 6 halaman

2. Mary Teresa Barra

Mary Teresa Barra. (Foto: Dokumen/Trading Pedia)

Mary Teresa Barra lahir di Royal Oak, Michigan. Ayahnya bekerja di pabrik mobil, dan ibunya seorang ibu rumah tangga asal Finlandia. Setelah SMA, Mary masuk ke General Motors Institute, tempat ia belajar teknik elektro. Ia memiliki keinginan kuat untuk membangun karier di industri otomotif.

Mary mendapat pekerjaan di General Motors sebagai trainee di lantai pabrik. Uang yang diperolehnya digunakan untuk membayar uang sekolah. Setelah magang, Mary dipromosikan menjadi insinyur dan administrator. Melihat perspektif dirinya sebagai pakar muda, perusahaan membiayai pelatihan administrasi bisnisnya di Stanford.

Kariernya melejit, pada 2008 ia diangkat menjadi Vice President of Global Mechanical Engineering. Kemudian diangkat sebagai Vice President of Global HR dan Vice President of Global Product Development. Pada 2014, ia ditunjuk sebagai CEO General Motors dan merupakan perempuan pertama dalam sejarah yang memimpin produsen mobil.

Sampai kini, Mary masih bertahan di General Motors dengan gaji %29,1 miliar setiap tahunnya. Menurut karyawan General Motors, Mary merupakan pemimpin yang adil dan stabil secara emosional. Ia lebih suka menyelesaikan masalah dengan cepat, lebih banyak bertindak dari pada berbicara, percaya, dan memberikan kebebasan kepada tim untuk memilih.

4 dari 6 halaman

3. Phebe Novakovic

Phebe Novakovic. (Foto: Dokumen/Washington Post)

Phebe Novakovic lahir di Virginia, Amerika Serikat. Ayahnya datang ke AS dari Serbia pada usia 17 tahun dengan hanya membawa $50 di sakunya. Namun, akhirnya ia menjadi perwira intelijen militer. Ayahnya yang mempengaruhi keputusan Phebe untuk bekerja di pemerintahan dan kemudian di salah satu perusahaan pertahanan terkemuka. 

Phebe mempelajari ilmu pengetahuan manusia setelah SMA. Kemudian, setelah gangguan pendidikan selama 9 tahun, ia lulus dari Universitas Pennsylvania saat sedang mengandung anak ke-3. Setelah lulus, Phebe bergabung dengan perusahaan kecil tempatnya menganalisis sistem senjata. Dan pada 1993, ia bergabung dengan CIA.

Dari 1997 hingga 2001, Phebe bekerja sebagai asisten dan kemudian sebagai Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat, di mana ia mengendalikan anggaran pertahanan dan intelijen. Pada 2013, ia menjabat sebagai Head of the Board dan CEO of defence giant General Dynamics.

General Dynamics terus memperkuat posisinya berkat berbagai produk IT di pasar kedirgantaraan dan pertahanan. Menurut Phebe, pemimpin harus terus-menerus melihat sekeliling, mempertanyakan keputusan dan strateginya. Phebe menjadi salah satu dari sedikit perempuan di sektor industri militer. Sampai kini, ia memiliki gaji $23,5 miliar setiap tahunnya.

5 dari 6 halaman

4. Ana Botin

Ana Botin. (Foto: Dokumen/Santander)

Ana Botin lahir di kota Santander, Spanyol. Ayahnya adalah CEO Bank Santander, dan ibunya mendirikan salah satu sekolah musik terbesar di Spanyol. Sejak kecil, ayahnya telah mempersiapkan Ana untuk menggantikan posisinya, orangtuanya memberikan pendidikan terbaik, yakni sekolah si Spanyol, Prancis, Austria, dan Inggris, kemudian Harvard. 

Setelah lulus, Ana bekerja selama 7 tahun di lantai perdagangan JP Morgan Bank (USA), kemudian kembali ke Spanyol dan bergabung dengan Santander. Ana juga menjadi anggota Board of Directors The Coca-Cola Company, anggota Trade and Investment Board of the UK Department of the Economy, dan Business Ambassador for the British Government.

Ana bergabung dengan Santander Group pada 1988 sebagai Debt Trader. Namun, pada 1992 ia diangkat sebagai Vice President Senior. Selama 6 tahun berikutnya, ia memimpin ekspansi bank di Amerika Latin. Kemudian pada 2011, Ana mulai memperluas basis klien dan mereformasi manajemen bank, menggantikan setidaknya ⅔ dari 120 manajer. Di bawah kepemimpinannya, bank mulai membayar bonus persen kepada nasabah setelah tahun pertama penggunaan rekening tersebut.

Pada 2014, Ana ditunjuk sebagai CEO Santander Group berdasarkan keputusan pemegang saham. Ia mengambil posisi tersebut setelah kematian ayahnya dan menjadi kepala bank ke-4 dalam keluarganya. Ana mengendalikan pekerjaan Santander sejak awal abad ke-20.

Kini, ia memiliki gaji $12,1 miliar setiap tahunnya. Menurut Ana, pendidikan, ketekunan, dan sikap menuntut diri sendiri membantunya mencapai puncak. 

6 dari 6 halaman

5. Emma Walmsley

Emma Walmsley. (Foto: Dokumen/GSK)

Emma Walmsley lahir di Inggris dalam keluarga wakil laksamana, dan merupakan lulusan dari University of Oxford

Pada 2010, Emma bergabung dengan GlaxoSmithKline sebagai President of the European division of Consumer Healthcare. Setahun kemudian, ia mengepalai Global DIvision of Consumer Healthcare Worldwide. Kemudian pada 2014, usaha patungan untuk produksi obat-obatan tanpa resep didirikan bekerja sama dengan perusahaan farmasi Swiss Novartis di bawah kepemimpinan Emma, dan penjualannya meningkat sebesar 38%.

Prestasi dan gaya kepemimpinan Emma membuat Dewan Direksi terkesan, emma ditunjuk sebagai CEO baru pada 2017, dan merupakan keputusan yang sangat kontroversial dan berani yang tidak disukai investor, karena Emma seorang perempuan dan tidak memiliki gelar ilmiah.

Tantangan utama yang harus ia hadapi adalah tingginya biaya penelitian di bidang farmasi dan vaksin ($3,85 miliar per tahun), yang tidak membuahkan hasil. Selain itu, Emma memimpin program restrukturisasi global GSK. Kemudian, Emma juga membeli perusahaan biofarmasi TESaro (AS) yang berspesialisasi dalam onkologi seharga $5,1 miliar. 

Emma menarik beberapa tokoh terkenal ke perusahaan. Misalnya Luke Miels, yang meninggalkan posisi kepemimpinannya di AstraZeneca demi GSK, dan Karenn Terrell, CEO Walmart yang saat ini Chief Digital Officer GSK

Berkat Emma, GSK telah menjadi perusahaan biofarmasi global yang mengembangkan obat dan vaksin untuk melawan penyakit genetik, kekebalan tubuh, onkologis, dan penyakit lainnya. Kini, Emma memiliki gaji $10,8 miliar setiap tahunnya. Karyawan menganggap Emma sebagai pemimpin yang gigih dan berani, tidak takut berinvestasi dalam proyek ambisius, membuat keputusan sulit, dan terus mencari cara untuk mengembangkan perusahaan.

 

Penulis: Miftah DK

#Unlocking The Limitless