Kenali Apa Itu Long Distance Parenting

Fimela Reporter diperbarui 18 Sep 2024, 16:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Dilansir dari CustodyXChange, long distance parenting atau pola pengasuhan jarak jauh adalah metode membesarkan anak-anak dengan jarak. Long distance parenting dapat didasari atas perceraian kedua orangtua, sehingga anak-anak terpisah dengan orangtuanya. Orangtua yang bercerai dan salah satunya tinggal di wilayah yang jauh akan menjadi tantangan tersendiri karena tidak akan sering bertemu dengan sang buah hati. 

Tidak hanya perceraian, long distance parenting juga dapat disebabkan oleh berbagai alasan yang mendasari mengapa orangtua tinggal jauh dari anak-anaknya. Mulai dari mendapat pekerjaan baru, kenaikan pangkat, pemindahan lokasi pekerjaan, melanjutkan pendidikan, hingga kewajiban untuk mengurus orangtuanya di tempat yang jauh dari tempat tinggalnya sendiri dapat melatarbelakangi mengapa orangtua berpisah jarak dengan anak-anaknya. 

Dilansir dari DistanceParent, studi dan penelitian seputar long distance parenting menegaskan bahwa orangtua yang tinggal jauh dari anak tidak berdampak buruk bagi anak. Banyak sekali hal yang dapat memengaruhi kesuksesan anak dan menjalani long distance parenting bukanlah sebuah hal yang buruk. Meski demikian, jauhnya jarak antara orangtua dan anak mungkin saja sulit untuk anak-anak di usia dini, maka orangtua harus berusaha membuat anak-anak lebih nyaman dengan skema pola asuh jarak jauh.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Rencana long distance parenting berdasarkan usia anak

Pastikan untuk melakukan rutinitas yang sesuai dengan usia anak agar mereka tidak merasa kesepian dan tidak nyaman. (Foto: Pexels/Harrison Haines)

Dilansir dari CustodyXChange, para ahli setuju bahwa kunjungan orangtua yang jauh dari rumah harus terstruktur dengan baik sesuai dengan usia anak. Dengan orangtua yang tinggal jauh dari rumah mengunjungi anak-anak, orangtua akan memenuhi kebutuhan sang buah hati karena long distance parenting mungkin sulit untuk diterima anak-anak usia dini.

Batita

Ketika anak berusia 3—4 tahun, mereka tidak seharusnya berada jauh dari orangtua dalam waktu lama. Orangtua yang tinggal jauh dari rumah harus mengalokasikan waktu untuk menemui sang buah hati di rumah atau di tempat-tempat yang familiar. 

Anak usia 5—10 tahun

Anak-anak yang telah berusia 5—10 tahun dapat lebih memahami konsep asuh jarak jauh. Biasanya, mereka berharap untuk menginap satu malam atau beberapa hari bersama orangtua mereka yang jauh dari rumah. Ketika mereka harus berpindah-pindah tempat tinggal, tingkat stres mereka tidak akan meningkat karena sudah memahami kondisi yang ada.

Anak usia 11—17 tahun

Anak-anak yang berusia 11—17 tahun akan jauh lebih memahami tentang konsep jarak dan waktu. Mereka akan sangat fleksibel untuk agenda mengunjungi atau dikunjungi orangtua yang tinggal jauh dari rumah. Namun, anak-anak di usia ini biasanya sudah sibuk dengan kegiatannya sendiri, sehingga orangtua mungkin akan sulit untuk mengajaknya bertemu karena tidak ada waktu luang.

3 dari 3 halaman

Cara untuk tetap hadir di long distance parenting

Buat rutinitas untuk beraktivitas bersama anak untuk menjaga hubungan yang baik. (Foto: Pexels/Tatiana Syrikova)

Dilansir dari allfamilylaw.com, terdapat beberapa cara untuk tetap present atau hadir walau berada jauh dari anak.

Buat rutinitas untuk berdialog dengan anak

Komunikasi adalah cara paling penting untuk menjaga sebuah hubungan, begitu juga dengan hubungan orangtua dan anak. Komunikasi baik yang terbangun akan memberikan anak rasa aman dan nyaman walaupun terpisah jarak dengan orangtuanya. Sahabat Fimela dapat menggunakan Zoom atau semacamnya jika tidak memungkinkan untuk sering berkunjung menemui sang buah hati. Walaupun tidak ada yang bisa mengalahkan komunikasi secara langsung, tetapi setidaknya Sahabat Fimela memberikan waktu untuk mereka.

Jujur dan transparan

Berikan janji yang dapat ditepati, jangan memberikan janji palsu pada anak. Jangan mengatakan akan berkunjung di akhir pekan atau akan mengajak mereka berjalan-jalan ke tempat kesukaan mereka di hari minggu ketika kita tidak bisa memenuhinya. Jangan menjadi orangtua yang gemar memberikan kekecewaan pada anak. Rencana memang bisa berubah, tetapi usahakan untuk tetap melakukan hal sesuai dengan apa yang telah direncanakan agar anak-anak tidak merasa dianggap tidak penting.

Jangan jadikan jarak sebagai alasan

Jarak bukanlah alasan berkurangnya peran sebagai orangtua. Jarak bukan sebuah hal yang bisa diatur sesuka hati, berbagai faktor dapat melatarbelakangi mengapa orangtua harus tinggal jauh dari anak-anak. Oleh karena itu, jarak hanya tantangan yang perlu dihadapi dan tidak mengurangi porsi orangtua sebagai orangtua yang sebenarnya. Sahabat Fimela hanya perlu memastikan tetap melaksanakan peran sebagai orangtua yang baik untuk mendampingi tumbuh kembang anak, terlepas dari jarak yang ada.

Pantau kondisi anak

Berpindah lokasi tempat tinggal bisa menjadi hal yang sulit untuk diterima anak, terlebih ketika mereka harus berpisah dengan orangtuanya. Coba untuk ajak anak bicara bagaimana mereka beradaptasi di lingkungan tempat tinggal barunya, apa yang mereka suka dan tidak suka, dan evaluasi apakah tempat tersebut sudah tepat atau belum. Pastikan anak merasa aman dan nyaman dengan kondisinya yang jauh dari orangtua.

Penulis: FIMELA Karina Alya

#Unlocking The Limitless