7 Sikap agar Batin Lebih Tenang dengan Memaafkan

Endah Wijayanti diperbarui 02 Jun 2024, 18:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Memaafkan adalah proses emosional yang seringkali membutuhkan waktu dan usaha. Memaafkan tidak hanya berarti melepaskan dendam, tetapi juga berdamai dengan diri sendiri dan keadaan. Dengan memaafkan, kita bisa mencapai ketenangan batin yang lebih mendalam.

Memaafkan seseorang atau situasi bisa menjadi salah satu langkah paling berat yang harus diambil oleh seseorang. Namun, kekuatan untuk memaafkan juga membawa kebahagiaan dan kedamaian batin yang luar biasa. Dalam proses memaafkan, ada beberapa sikap yang dapat membantu kita mencapai kedamaian batin yang lebih dalam. Mari kita bahas tujuh sikap tersebut berikut ini, ya Sahabat Fimela.

 

 

2 dari 8 halaman

1. Bijaksana Mengelola Rasa Marah

perempuan sedih/photo by joshua rawson harris on unsplash

Rasa marah adalah reaksi alami ketika kita merasa disakiti atau dikhianati. Namun, membiarkan rasa marah berlarut-larut hanya akan merugikan diri sendiri. Bijaksana dalam mengelola rasa marah berarti memahami akar penyebab kemarahan dan mencari cara yang sehat untuk mengungkapkannya. Meditasi, olahraga, atau berbicara dengan teman yang dipercaya bisa menjadi cara yang efektif untuk meredakan kemarahan. Dengan mengelola rasa marah secara bijaksana, kita bisa mengurangi beban emosional dan membuka jalan untuk memaafkan.

 

 

3 dari 8 halaman

2. Berlapang Dada Menerima Kenyataan

ilustrasi perempuan cantik/linlypu/Shutterstock

Menerima kenyataan adalah langkah penting dalam proses memaafkan. Kadang-kadang, kita sulit memaafkan karena kita belum benar-benar menerima apa yang telah terjadi. Berlapang dada berarti menerima kenyataan tanpa penolakan atau perlawanan. Ini tidak berarti kita setuju dengan apa yang telah terjadi, tetapi kita mengakui bahwa itu adalah bagian dari perjalanan hidup kita. Dengan menerima kenyataan, kita bisa mulai melepaskan rasa sakit dan melanjutkan hidup dengan lebih tenang.

 

 

4 dari 8 halaman

3. Tegas Membuat Harapan Baru

ilustrasi merenung sedih/atiger/Shutterstock

Setelah menerima kenyataan, penting untuk menegaskan harapan baru bagi diri kita sendiri. Memaafkan tidak berarti kita harus kembali ke keadaan sebelum peristiwa menyakitkan terjadi. Sebaliknya, kita bisa membuat harapan baru dan menetapkan tujuan yang lebih baik untuk masa depan. Ini bisa berupa harapan untuk hubungan yang lebih sehat, pencapaian pribadi, atau kesejahteraan emosional. Dengan menetapkan harapan baru, kita memberi diri kita sendiri kesempatan untuk berkembang dan bergerak maju.

 

 

5 dari 8 halaman

4. Apresiatif terhadap Diri Sendiri

ilustrasi perempuan cantik membawa bunga/Noraphat Vorakijroongroj/Shutterstock

Seringkali, proses memaafkan diri sendiri lebih sulit daripada memaafkan orang lain. Kita cenderung keras terhadap diri sendiri dan menyalahkan diri atas kesalahan atau kegagalan. Apresiasi diri sendiri adalah sikap yang penting untuk mengatasi perasaan ini. Luangkan waktu untuk mengenali dan menghargai kualitas positif dalam diri Anda. Berikan pujian pada diri sendiri atas pencapaian, baik besar maupun kecil. Dengan apresiasi diri, kita memperkuat rasa percaya diri dan membuka pintu untuk memaafkan diri sendiri.

 

 

6 dari 8 halaman

5. Merelakan Hal yang Sudah Berlalu

Ilustrasi/copyrightshutterstock/Chanintorn.v

Bagian dari proses memaafkan adalah merelakan hal yang sudah berlalu. Ini berarti melepaskan ketakutan, dendam, atau sakit hati yang terkait dengan kejadian masa lalu. Meskipun tidak mudah, merelakan hal-hal tersebut memungkinkan kita untuk mengalami kedamaian batin dan fokus pada masa depan yang lebih cerah.

 

 

7 dari 8 halaman

6. Berinisiatif Mencari Bantuan yang Dibutuhkan

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/Sevendeman

Terkadang, proses memaafkan dapat menjadi sulit dilakukan sendirian. Inilah mengapa penting untuk berinisiatif mencari bantuan yang dibutuhkan. Ini bisa berupa dukungan dari teman, anggota keluarga, atau bahkan profesional seperti psikolog atau konselor. Dengan mendapatkan dukungan dari orang-orang yang peduli, kita dapat mempercepat proses penyembuhan dan mencapai kedamaian batin lebih cepat.

 

 

8 dari 8 halaman

7. Mandiri Mengupayakan Kebahagiaan Baru

Ilustrasi perempuan bahagia/copyrightshutterstock/Chatchai.wa

Satu lagi yang tak kalah pentingnya adalah mandiri mengupayakan kebahagiaan baru. Setelah kita berhasil memaafkan dan melepaskan beban masa lalu, penting untuk fokus pada kebahagiaan dan kesejahteraan kita sendiri. Ini bisa berarti mengejar hobi baru, menetapkan tujuan yang lebih jelas, atau hanya menghabiskan waktu dengan orang-orang yang kita cintai. Dengan mengupayakan kebahagiaan baru, kita dapat membangun kehidupan yang lebih memuaskan dan memperkuat kedamaian batin kita.

Proses memaafkan adalah perjalanan yang penuh tantangan, namun sangat berharga untuk mencapai ketenangan batin. Dengan mengadopsi sikap bijaksana dalam mengelola rasa marah, berlapang dada menerima kenyataan, tegas membuat harapan baru, apresiatif terhadap diri sendiri, merelakan hal yang sudah berlalu, berinisiatif mencari bantuan yang dibutuhkan, dan mandiri mengupayakan kebahagiaan baru, kita bisa menemukan kedamaian dalam hati dan pikiran.

Memaafkan bukan hanya tentang melepaskan orang lain dari kesalahan mereka, tetapi juga tentang membebaskan diri kita dari beban emosional dan membuka jalan untuk kehidupan yang lebih tenang dan bahagia.