Fimela.com, Jakarta Berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2023, disebutkan bahwa tingkat partisipasi Perempuan Peneliti di Indonesia mencapai 45%, angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata partisipasi perempuan peneliti global yang mencapai 33%.
Hal tersebut pun sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yaitu pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana salah satu bentuk implementasinya adalah peningkatan sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan.
Peran penting perempuan dalam ilmu pengetahuan pun dirayakan L’Oréal Indonesia dengan acara bertema Beauty That Moves: Women in Science. L’Oréal Indonesia turut peringati 20 tahun perjalanan dalam menghadirkan program L’Oréal-UNESCO For Women in Science dan merayakan peran perempuan dengan mengundang 4 sosok Alumni inspiratif dari program tersebut.
Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability, L’Oréal Indonesia, Melanie Masriel menyampaikan, Sains dan perempuan merupakan dua hal yang sangat dekat bagi L’Oréal. Selama 115 tahun perjalanan L’Oréal di bidang inovasi, perkembangan dunia sains terus menjadi salah satu fokus utama kami.
“Secara global, kami memiliki lebih dari 4,000 peneliti yang berhasil menghasilkan 610 paten hanya pada 2023. Dan yang menjadikan hal ini lebih istimewa adalah bahwa dari lebih dari setengah (54%) hak paten tersebut dihasilkan oleh perempuan peneliti. Tidak terkecuali di Indonesia, kami terus mendukung kemajuan perempuan yang berkarya di bidang sains dan ilmu pengetahuan. Karena kami percaya akan kekuatan transformatif kecantikan yang menggerakkan dunia, dan Indonesia maju,” katanya.
Board of Jury Program L’Oréal-UNESCO For Women in Science, Prof. Dr. Herawati Sudoyo menyampaikan, program L’Oréal-UNESCO For Women in Science tidak hanya memberikan pendanaan penelitian, tetapi juga menyediakan wadah bagi perempuan peneliti untuk mengekspresikan kreativitas dan inovasi mereka. Program ini mendukung peneliti perempuan di bidang life sciences dan non-life sciences, memberikan akses ke berbagai sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan riset yang lebih efektif dan produktif.
“Dengan mengatasi hambatan finansial, program ini memungkinkan mereka mengejar proyek ambisius yang berpotensi signifikan dalam memberikan dampak besar pembangunan bangsa” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, L’Oréal Indonesia turut menghadirkan berbagai figur perempuan peneliti inspiratif sebagai perwakilan alumni program L’Oréal-UNESCO For Women in Science dari seluruh Indonesia. Figur alumni inspiratif tersebut hadir untuk berbagi kisah sukses mereka mendorong sesama perempuan dalam mengatasi berbagai rintangan dalam perjalanan transformasinya.
What's On Fimela
powered by
Kisah Sukses Para Peneliti Tanah Air
Sosok yang pertama adalah Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto, pemenang pertama dari Indonesia untuk program L’Oréal-UNESCO For Women in Science. Sudah berkarir selama 15 tahun di Australia sebagai seorang peneliti, akademisi dan CEO Lipotek Pty Ltd yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang medis dan pembuatan vaksin.
Dr. Ines memiliki semangat yang besar untuk kembali ke Indonesia dalam memberikan kontribusi melalui kolaborasi dan kemitraan dengan pemerintah guna mendukung pemanfaatan sains dan hasil penelitian sebagai landasan pembuatan kebijakan.
Sebagai seorang peneliti, akademisi, dan menjabat sebagai CEO perempuan, Dr. Ines menyampaikan bahwa penting bagi para perempuan peneliti untuk memiliki kemampuan komunikasi dan kepemimpinan yang baik sebagai modal mereka dalam meniti karir di berbagai bidang dan memberikan kontribusi untuk negeri melalui hasil temuan yang tepat guna dan dapat diimplementasikan dalam masyarakat.
Selanjutnya, turut hadir Prof. Dr. Fenny Martha Dwivany, Guru Besar Institut Teknologi Bandung serta Board of Jury L’Oréal-UNESCO For Women in Science. Prof. Fenny Merupakan sosok berprestasi karena merupakan pemenang program L’Oréal-UNESCO For Women in Science di tingkat nasional pada 2006 dan internasional pada tahun 2007. Prof. Fenny menyampaikan bahwa diperlukan beberapa langkah strategis dalam memajukan peran perempuan.
“Pertama, pentingnya pengembangan kapasitas melalui pelatihan dan lokakarya yang khusus dirancang untuk peneliti perempuan yang difokuskan pada pengembangan keterampilan teknis dan manajerial. Kedua, mentorship dan networking dimana perempuan peneliti mendapatkan bimbingan dari peneliti senior yang sudah berpengalaman, sehingga dapat membantu mereka navigasi di dunia penelitian yang kompetitif. Ketiga, dukungan dari institusi pemerintah, dan pihak swasta sangat penting untuk menciptakan lingkungan penelitian yang inklusif dan suportif termasuk fasilitas penelitian yang memadai”.
Ilmu pengetahuan dan bisnis
Lebih lanjut, terdapat satu orang figur alumni program yang tidak hanya berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, namun juga terlibat dalam membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat melalui entrepreneurship. Hal ini menunjukan bahwa program ini tidak hanya berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, tapi turut memiliki dampak dari aspek ekonomi. Sosok tersebut adalah Dr. Noryawati Mulyono S. Si, Founder Biopac.id & Alumni L’Oréal-UNESCO For Women in Science.
Selain mengajar dan melakukan penelitian, beliau aktif menjalankan perusahaan yang didirikannya yang bergerak pada bisnis solusi untuk masalah sampah plastik dan produsen biopackaging yang memimpin pengemasan sirkuler yang dapat diperluas ke berbagai format varian kemasan.
“Penghargaan yang saya dapatkan pada program L’Oréal-UNESCO For Women in Science pada tahun 2010 membantu saya membangun dasar yang kuat untuk penelitian saya tentang bioplastik,” katanya
Ia mengatakan inspirasimua mendirikan Biopac.id datang dari keinginan untuk membawa hasil penelitian langsung ke masyarakat. Sebagai peneliti, ia merasa bertanggung jawab untuk mewujudkan solusi yang dikembangkan, terinspirasi oleh praktik keberlanjutan energi dari L’Oréal.
“kami menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda perkotaan yang berbakat namun kurang beruntung, serta bekerja sama dengan petani rumput laut untuk menyediakan bahan baku bioplastik. Ini membantu memberantas perdagangan manusia dan memberikan pendapatan yang stabil bagi komunitas pesisir,”’katanya
Peneliti Muda menciptakan Penguji Obat Kanker
Sosok terakhir adalah sosok peneliti muda Dr. Pietradewi Hartrianti, Dekan School of Life Sciences di Indonesia International Institute for Life-Sciences dan pemenang program L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2023. Melalui penelitiannya, apt. Pietradewi berupaya untuk menciptakan model jaringan kanker buatan dalam bentuk 3D dengan menggunakan keratin yang diperoleh dari rambut manusia sebagai bahan dasar pencetakan.
Dengan demikian, kita dapat menguji obat-obatan kanker dengan lebih akurat, efektif, dan efisien. Metode ini tidak hanya meningkatkan akurasi pengujian, tetapi juga lebih efektif secara biaya dan mendukung aspek keberlanjutan dalam penelitian medis.
“Bekerja sebagai seorang perempuan peneliti tentu menjadi mimpi dan harapan saya. Selain itu, dengan perkembangan teknologi dan dukungan dari berbagai pihak, potensi karir sebagai peneliti semakin terbuka lebar. Saya melihat bahwa saat ini, semakin banyak peluang untuk melakukan penelitian yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di tingkat internasional, kesempatan untuk berkolaborasi dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian semakin banyak,” ungkap Dr. Pietradewi.