Fimela.com, Jakarta Pendidikan adalah kunci untuk membuka potensi perempuan dalam bidang sains. Pencarian kesetaraan dan keberagaman dalam dunia sains telah menandai jalan perempuan yang kontribusinya sangat penting di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika). Meskipun perjalanan masih panjang, semakin banyak anak perempuan dan perempuan muda yang menemukan panutan dalam disiplin ilmu ini, perempuan penting dalam sains yang mampu mematahkan stereotip dan membangkitkan panggilan, memperjelas bahwa bakat tidak mengenal gender.
Melansir dari kemdikbud.go.id, sejak tahun 2004, L’Oréal-UNESCO For Women in Science yang merupakan kerjasama L’Oréal Indonesia dan KNIU serta Kemendikbudristek telah memberikan dukungan pendanaan kepada 71 ilmuwan perempuan di Indonesia. Dukungan ini telah membantu para perempuan peneliti dalam melakukan penelitian dan eksplorasi ilmiah, mendorong inovasi, dan mengatasi tantangan di bidang ilmu pengetahuan.
Itje Chodidjah, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), mengatakan, “Dalam lingkup sains, keragaman diperlukan agar kita dapat melihat berbagai perspektif yang berbeda. Inilah yang membuat penelitian dan produk yang dihasilkan lebih baik, lebih inklusif, dan lebih aman untuk semua,” dalam acara Penganugerahan Apresiasi L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2023 untuk 4 Peneliti Perempuan Indonesia pada 23 November 2023.
Itje menambahkan, KNIU mendorong konsistensi keberlanjutan program L’Oréal-UNESCO FWIS, karena lewat program tersebut telah menjadi ruang khusus untuk perempuan peneliti dapat terus berinovasi demi kemajuan dunia sains, baik dari penelitian life sciences dan non-life sciences.
Para ilmuwan perempuan Indonesia berhasil mendapatkan pendanaan riset senilai 100 juta rupiah
Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) mendukung adanya kolaborasi antara para ilmuwan perempuan dengan universitas, lembaga riset, sektor swasta, dan lembaga lainnya. Kuantitas dan kompetensi peneliti perempuan terus menjadi perhatian, karena pada tahun 2021, berdasarkan data yang dihimpun oleh the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mencatat bahwa hanya 33,3% dari peneliti di seluruh dunia adalah perempuan. Namun di Indonesia, berdasarkan Data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di tahun 2023, terjadi peningkatan persentase peneliti perempuan yakni 45%.
Tahun ini, 4 perempuan yang masing-masing berhasil memenangkan pendanaan riset senilai Rp 100.000.000 adalah Karlia Meitha (Dosen dari Institut Teknologi Bandung), Widiastuti Setyaningsih (Dosen dari Universitas Gadjah Mada), Fitri Aulia Permatasari (Dosen dari Institut Teknologi Bandung), dan Pietradewi Hartrianti (Dosen dari Indonesia International Institute for Life Sciences).
Keempat pemenang tersebut mengusung penelitian dengan memanfaatkan potensi biodiversitas yang menghadirkan berbagai terobosan inovatif di bidang ketahanan pangan dan kesehatan yang berkelanjutan.
Keterlibatan perempuan dalam ilmu pengetahuan memberikan nilai tambah yang luar biasa
Fenny Dwivany, salah satu Dewan Juri L’Oréal-UNESCO For Women in Science, mengatakan bahwasanya diperlukan kolaborasi yang kuat dan berkelanjutan untuk mengatasi rentang (gap) persentase peneliti perempuan di Indonesia maupun di dunia.
“Indonesia adalah negara yang memiliki mega biodiversitas terbesar di dunia. Jika tidak ada dukungan dalam hal regulasi ataupun pendanaan yang terstruktur dan berkelanjutan dari pemerintah, peran peneliti perempuan di masyarakat tidak maksimal,” jelas Fenny.
Perspektif dan keterlibatan perempuan dalam ilmu pengetahuan memberikan nilai tambah yang luar biasa. Dalam kesempatan tersebut, Itje menyampaikan, “Selamat atas para pemenang FWIS tahun 2023, kiranya hasil penelitian yang telah diusulkan dapat menjadi pondasi masa depan dunia sains yang lebih cerah, lebih berkelanjutan serta memberikan manfaat yang nyata di masyarakat Indonesia maupun global.”
Pada kesempatan yang sama, Junaid Murtaza, President Director L’Oréal Indonesia turut menyampaikan apresiasi atas kolaborasi dari semua pemangku kepentingan atas kesuksesan program L’Oréal-UNESCO For Women in Science di Indonesia. “Kami sangat bersyukur atas kemitraan dengan KNIU dan Kemendikbudristek. Lebih dari sebatas kemitraan, dengan sinergi ini, kami berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam mendorong kenaikan jumlah maupun kapabilitas peneliti perempuan, memajukan dunia sains di Indonesia, dan menjadi katalis lahirnya berbagai inovasi yang akan berguna untuk masyarakat,” sebagai penutup dari Junaid.
Penulis: Miftah DK
#Unlocking The Limitless