5 Sikap yang Membuat Orang Tidak Bahagia Bersamamu

Endah Wijayanti diperbarui 22 Mei 2024, 10:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kebahagiaan dalam hubungan sosial, baik itu hubungan persahabatan, keluarga, maupun percintaan, adalah sesuatu yang sangat berharga. Hanya saja, ada beberapa sikap yang dapat merusak kebahagiaan bersama dan membuat orang tidak nyaman atau bahkan ingin menjauh.

Hubungan yang sehat dan bahagia didasarkan pada saling pengertian, rasa hormat, dan dukungan. Namun, ada beberapa sikap yang bisa merusak kebahagiaan dan kenyamanan dalam hubungan. Berikut adalah lima sikap yang seringkali menjadi penyebab utama ketidakbahagiaan dalam hubungan. Simak selengkapnya di bawah ini, ya Sahabat Fimela.

 

 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Sikap Plin-plan serta Sering Ingkar Janji

ilustrasi pasangan bertengkar/maruco/Shutterstock

Sikap plin-plan serta sering ingkar janji merupakan salah satu sikap yang dapat membuat orang tidak bahagia bersamamu. Ketika seseorang berinteraksi denganmu, mereka mengharapkan kepastian dan konsistensi. Namun, jika kamu sering berubah pikiran atau tidak memenuhi janji yang telah dibuat, hal ini dapat menimbulkan kekecewaan dan ketidaknyamanan bagi orang lain.

Sikap plin-plan dan sering ingkar janji merupakan salah satu sikap yang sangat mengganggu. Orang yang tidak konsisten dalam ucapannya dan sering mengingkari janji dapat menyebabkan orang lain merasa tidak aman dan kehilangan kepercayaan. Ketidakpastian ini membuat orang merasa tidak bisa mengandalkanmu.

Misalnya, jika kamu berjanji untuk bertemu teman untuk makan malam tetapi membatalkannya di menit-menit terakhir tanpa alasan yang jelas, ini akan membuat temanmu merasa kecewa dan tidak dihargai. Selain itu, seringnya perubahan rencana atau keputusan tanpa pemberitahuan yang cukup juga bisa menciptakan stres dan kebingungan.

Konsistensi dan komitmen adalah dasar dari hubungan yang sehat. Ketika kamu sering ingkar janji, orang lain akan merasa bahwa mereka tidak penting bagimu dan ini bisa merusak hubungan secara perlahan namun pasti.

 

 

3 dari 6 halaman

2. Sikap Narsistik nan Egois Memikirkan Diri Sendiri

Ilustrasi pasangan. Credit: pexels.com/Ginnie

Sikap narsistik dan egois, di mana seseorang selalu memikirkan dirinya sendiri dan mengabaikan kebutuhan orang lain, adalah racun bagi kebahagiaan bersama. Orang dengan sikap ini cenderung mencari perhatian dan pujian terus-menerus, serta tidak mau mendengarkan atau memperhatikan perasaan dan pendapat orang lain.

Sikap narsistik membuat interaksi menjadi satu arah. Misalnya, dalam percakapan, kamu mungkin hanya berbicara tentang diri sendiri tanpa memberi ruang bagi orang lain untuk berbicara. Ketika seseorang merasa bahwa pendapat dan perasaannya tidak dihargai, mereka akan merasa tidak berarti dan tidak bahagia dalam hubungan tersebut.

Selain itu, egoisme juga tampak dalam tindakan sehari-hari. Misalnya, selalu memilih kegiatan yang disukai tanpa mempertimbangkan keinginan atau kebutuhan pasangan atau teman. Ini menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan yang bisa menyebabkan rasa frustrasi dan ketidakbahagiaan.

 

 

4 dari 6 halaman

3. Sikap Merendahkan dan Tidak Pernah Menunjukkan Respek

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/Kmpzzz

Sikap merendahkan dan tidak pernah menunjukkan respek adalah salah satu sikap yang paling merusak dalam hubungan apapun. Menghina, mengejek, atau meremehkan orang lain dapat menghancurkan rasa harga diri mereka dan menyebabkan luka emosional yang mendalam.

Sikap merendahkan dan tidak pernah menunjukkan respek terhadap orang lain juga merupakan salah satu sikap yang membuat orang tidak bahagia bersamamu. Ketika kamu selalu merendahkan atau menghina orang lain, baik secara verbal maupun non-verbal, hal ini akan menciptakan suasana yang tidak nyaman dan tidak menyenangkan. Orang akan merasa tidak dihargai dan tidak diakui keberadaannya.

Orang yang tidak menunjukkan respek sering kali menggunakan kata-kata atau tindakan yang menyakitkan untuk membuat orang lain merasa kecil atau tidak berharga. Misalnya, mengatakan hal-hal negatif tentang penampilan, kemampuan, atau keputusan orang lain secara terus-menerus. Ini tidak hanya menyakitkan tetapi juga menunjukkan kurangnya empati dan kasih sayang.

Respek adalah dasar dari setiap hubungan yang sehat. Tanpa respek, tidak ada hubungan yang bisa bertahan lama. Orang yang merasa tidak dihargai akan cenderung menjauh dan mencari lingkungan di mana mereka merasa diterima dan dihargai.

 

 

5 dari 6 halaman

4. Sikap Posesif dan Mengatur Secara Berlebihan

ilustrasi cemburu bertengkar/Dragana Gordic/Shutterstock

Sikap posesif dan mengatur secara berlebihan adalah tanda dari kurangnya rasa percaya dalam hubungan. Orang yang posesif cenderung ingin mengendalikan setiap aspek kehidupan pasangannya atau teman-temannya, termasuk dengan siapa mereka berinteraksi, apa yang mereka lakukan, dan ke mana mereka pergi.

Sikap posesif dan mengatur secara berlebihan juga dapat membuat orang tidak bahagia bersamamu. Ketika kamu selalu ingin mengendalikan setiap aspek kehidupan orang lain, mengatur jadwal mereka, atau mengambil keputusan atas nama mereka, hal ini akan menciptakan rasa ketidakbebasan dan kehilangan identitas diri bagi orang lain. Sikap ini menunjukkan kurangnya kepercayaan dan menghalangi pertumbuhan serta perkembangan individu.

Sikap ini sering kali berakar dari rasa tidak aman dan ketakutan akan kehilangan. Namun, alih-alih memperkuat hubungan, sikap posesif justru membuat orang merasa tercekik dan kehilangan kebebasan. Misalnya, selalu memeriksa ponsel pasangan atau menetapkan batasan yang tidak masuk akal tentang dengan siapa mereka boleh bertemu.

Kebebasan individu adalah aspek penting dalam hubungan yang sehat. Ketika seseorang merasa dikendalikan dan tidak dipercaya, mereka akan merasa tertekan dan tidak bahagia. Hubungan yang sehat harus didasarkan pada rasa percaya dan penghargaan terhadap kebebasan masing-masing individu.

 

 

6 dari 6 halaman

5. Sikap Abai Tidak Pernah Mempedulikan Apa pun

Ilustrasi hubungan merenggang, pasangan bertengkar. (Image by Freepik)

Sikap abai, di mana seseorang tampak tidak pernah peduli atau menunjukkan perhatian terhadap orang lain, juga sangat merusak kebahagiaan bersama. Orang yang abai cenderung tidak responsif terhadap kebutuhan, perasaan, atau bahkan kehadiran orang lain di sekitarnya.

Sikap abai yang tidak pernah mempedulikan apa pun juga merupakan sikap yang membuat orang tidak bahagia bersamamu. Ketika kamu tidak peduli dengan perasaan, kebutuhan, atau masalah orang lain, hal ini mencerminkan ketidakperhatian dan ketidakempatian. Orang akan merasa diabaikan dan sulit untuk membentuk ikatan emosional yang kuat denganmu.

Misalnya, ketika seseorang berbicara tentang masalah atau kebahagiaannya, tetapi kamu tidak memberikan respon yang memadai atau bahkan menunjukkan ketertarikan, ini akan membuat mereka merasa tidak penting. Ketidakpedulian ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti tidak mendengarkan saat orang lain berbicara, tidak menunjukkan empati ketika mereka menghadapi masalah, atau tidak memberikan dukungan yang dibutuhkan.

Setiap orang ingin merasa didengar dan dihargai. Ketika seseorang merasa diabaikan, mereka akan merasa kesepian dan tidak dihargai, yang pada akhirnya mengarah pada ketidakbahagiaan dalam hubungan.

Sikap-sikap negatif seperti plin-plan dan sering ingkar janji, narsistik dan egois, merendahkan dan tidak pernah menunjukkan respek, posesif dan mengatur secara berlebihan, serta abai dan tidak pernah mempedulikan apa pun adalah penyebab utama ketidakbahagiaan dalam hubungan. Mengatasi dan menghindari sikap-sikap ini adalah langkah penting untuk membangun hubungan yang sehat dan bahagia.

Setiap hubungan membutuhkan kerja sama, saling pengertian, dan penghargaan. Dengan berusaha menjadi individu yang lebih konsisten, peduli, menghargai, memberikan kebebasan, dan memperhatikan kebutuhan orang lain, kita bisa menciptakan lingkungan yang mendukung kebahagiaan bersama. Hubungan yang didasari oleh saling menghargai dan peduli akan selalu lebih kuat dan tahan lama.