Fimela.com, Jakarta Mengasuh buah hati sudah menjadi kewajiban bagi orangtua. Meskipun berat, tetapi jika dijalaninya dengan penuh cinta pastinya membuahkan keindahan. Saat ini banyak metode dan teori pengasuhan yang bermunculan, sebagai orangtua harus menemukan gaya asuh yang paling sesuai untuk si kecil.
Setiap orang tua memiliki harapan untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Menjalankan peran sebagai orangtua, harus bisa menemukan pendekatan yang cocok dengan kepribadian dan kebutuhan unik si kecil. Salah satu teori pengasuhan yang semakin populer dan banyak dicoba oleh orang tua adalah gentle parenting.
Penasaran dengan gaya asuhan ini? Yuk simak definisi, manfaat, dan cara menerapkan gentle parenting. Melansir dari The Asian Parent dan Parenting Firstcry.
What's On Fimela
powered by
Apa Itu Gentle Parenting?
Gentle parenting adalah gaya asuh yang memprioritaskan kesejahteraan emosional dan kebutuhan anak. Berdasarkan prinsip empati, pengertian, dan rasa hormat, tujuan utama dari pola asuh ini adalah menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi perkembangan anak. Gaya asuh ini mengajak orang tua untuk membangun hubungan yang erat dengan anak-anak mereka, memperkuat kepercayaan, mendorong komunikasi yang terbuka, dan menerapkan strategi disiplin yang positif.
Gaya asuh ini menghindari penggunaan hukuman keras dan penghargaan yang berlebihan, lebih memilih untuk membimbing anak dalam memahami dan mengelola emosi mereka serta mengajarkan perilaku yang sesuai. Selain itu, gentle parenting menekankan pentingnya memahami alasan di balik tindakan anak, memenuhi kebutuhan mereka, dan memberikan penjelasan serta arahan yang sesuai dengan tingkat usia mereka. Gentle Parenting mengajarkan anak bagaimana mengenali dan mengatur emosinya. Mengakui dan memvalidasi perasaan anak, orang tua dapat membimbing mereka dalam mengelola dan mengekspresikan emosi dengan tepat.
Manfaat atau Kelebihan Gentle Parenting
1. Memelihara kesejahteraan emosional
Orangtua yang menerapkan gentle parenting sangat menekankan pada pemahaman dan pemenuhan kebutuhan emosional anak. Hal ini bertujuan untuk membantu anak mengembangkan kecerdasan emosional yang sehat , menumbuhkan rasa percaya diri dan ketahanan.
2. Membangun ikatan orangtua-anak yang Kuat
Gentle parenting mendorong terciptanya hubungan yang erat antara orangtua dan anak melalui empati, mendengarkan secara aktif, dan komunikasi terbuka. Ikatan yang kuat ini meningkatkan kepercayaan, kerja sama, dan rasa aman dalam keluarga. Serta hal ini akan berdampak pada kehidupan buah hati saat dewasa, mereka akan lebih terbuka untuk banyak bercerita karena kuatnya ikatan kasih sayang.
3. Mendorong disiplin positif
Metode disiplin yang memprioritaskan pengajaran daripada hukuman dianjurkan saat menerapkan gentle parenting. Gaya asuh ini berfokus pada mengatasi akar penyebab perilaku, membimbing anak-anak untuk memahami konsekuensi tindakan mereka, dan menawarkan alternatif. Oleh karena itu, hal ini bisa membangun pribadi anak yang lebih disiplin.
4. Menumbuhkan Kemandirian
Orangtua yang menghormati pilihan, pendapat, dan emosi anak, saat menerapkan gentle parenting akan mendorong perkembangan kemandirian. Hal ini memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi minat mereka dan membuat keputusan sesuai usia.
5. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
Gentle parenting mendorong untuk mendengarkan secara aktif, respons empati, dan komunikasi yang penuh hormat. Keterampilan ini membantu anak-anak mempelajari teknik komunikasi yang efektif dan mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka secara konstruktif.
Tips Menerapkan Gentle Parenting
1. Utamakan empati
Empati adalah aspek terpenting dalam menerapkan gentle parenting, dan itu harus menjadi bagian dari segala hal yang dilakukan. Cobalah memahami dunia dari sudut pandang anak dan validasi emosinya tanpa mengabaikan atau meremehkannya. Ingatlah bahwa anak-anak sering kesulitan mengekspresikan perasaan mereka, yang dapat menyebabkan frustasi. Menunjukkan empati dan dukungan akan mengajarkan anak pentingnya kecerdasan emosional, mendorong mereka untuk berkomunikasi dengan baik dan mengelola emosi mereka secara positif.
2. Utamakan koneksi dan komunikasi
Koneksi dan komunikasi dengan anak adalah hal yang diutamakan saat menerapkan gentle parenting. Mulailah dengan percakapan sehari-hari di mana Anda benar-benar mendengarkan apa yang anak katakan, tanpa menghakimi atau terburu-buru memberikan solusi. Aktivitas seperti seni dan kerajinan juga bisa menjadi cara efektif untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Melalui kegiatan kreatif, anak dapat mengekspresikan diri mereka dengan cara yang berbeda, dan orang tua dapat memahami lebih dalam tentang minat dan emosi anak.
3. Jadikan rumah sebagai tempat untuk berekspresi
Menerapkan gentle parenting memang diperlukannya kebebasan kepada anak. Namun, orangtua tetap bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di rumah agar anak dapat berekspresi dengan bebas. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memberikan banyak peluang bagi anak untuk berekspresi secara kreatif. Ini bisa dilakukan dengan memberi mereka akses ke berbagai jenis aktivitas seni, musik, dan bentuk ekspresi diri lainnya. Misalnya, sediakan ruang bagi anak untuk melukis atau membuat kerajinan, bermain musik, menari, atau bahkan melakukan aktivitas teater.
4. Tetapkan batasan dan harapan yang jelas
Saat memutuskan untuk menerapkan gentle parenting, oarangtua harus menetapkan batasan . Namun, pola asuh yang lembut menekankan penetapan batasan dengan rasa hormat dan pengertian. Komunikasikan dengan jelas alasan di balik peraturan tersebut, sehingga anak dapat memahami pentingnya mematuhi peraturan tersebut. Hindari menggunakan hukuman yang keras dan alangkah baiknya memfokuslah membimbing anak untuk membuat pilihan yang bertanggung jawab melalui dialog terbuka.
Terapkan Gentle Parenting dan Raih Manfaatnya
5. Merespon bukan bereaksi
Orangtua harus bisa mengubah reaksi menjadi respons. Bereaksi cenderung muncul dari emosi yang mendominasi, sedangkan respons bersifat bijaksana dan reflektif. Bereaksi sering kali merupakan reaksi yang berlebihan terhadap situasi, yang dapat memperburuk masalah dan memicu konflik. Oleh karena itu, cobalah untuk mengambil langkah mundur dan memikirkan dengan baik sebelum bertindak.
6. Penguatan positif
Alih-alih terfokus pada hukuman atau penghargaan, orangtua bisa secara tulus memuji usaha dan prestasi anak. Merayakan kesuksesan mereka, sekecil apa pun, akan meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri mereka. Pendekatan ini membantu anak mengembangkan citra diri yang positif dan memberi mereka motivasi untuk bertindak secara positif secara sukarela.
7. Pengasuhan yang Penuh Perhatian
Mempraktikkan pola asuh yang penuh perhatian adalah aspek penting dari gentle parenting. Ini melibatkan kehadiran pada saat ini dan terlibat penuh dengan anak selama interaksi. Singkirkan gangguan seperti telepon atau hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan saat menghabiskan waktu berkualitas bersama anak. Pola asuh yang penuh perhatian membantu orangtua lebih memahami kebutuhan, kekuatan, dan area pertumbuhan anak, sehingga memungkinkan orangtua merespons kebutuhan mereka dengan lebih efektif.
Penulis: Naela Marcelina
#Unlocking The Limitless