Fimela.com, Jakarta Siapa sih yang tidak pernah tergoda beli barang-barang yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan? Apalagi kalau lagi diskon besar-besaran atau flash sale yang bikin kita jadi impulsif saat berbelanja.
Impulse buying alias kegiatan belanja impulsif memang sering terjadi, terutama di era digital seperti sekarang ini. Tapi, tenang saja, kita bisa kok untuk mengontrol keinginan belanja yang seimpulsif ini.
Sahabat Fimela, yuk simak lima cara mengontrol impulse buying supaya dompet kamu tetap aman. Selamat mencoba dan semoga berhasil, ya!
Buat Anggaran Shopping
Cara pertama yang bisa kamu lakukan untuk mengontrol impulse buying adalah dengan membuat anggaran belanja. Anggaran ini akan membantu kamu menetapkan batas maksimal pengeluaran untuk setiap kategori, seperti makanan, pakaian, hiburan, dan lain-lain. Dengan anggaran yang jelas, kamu jadi lebih mudah mengontrol pengeluaran dan menghindari belanja impulsif.
Selain itu, kamu bisa menggunakan aplikasi keuangan yang banyak tersedia di smartphone. Aplikasi ini bisa membantu kamu mencatat setiap pengeluaran dan memantau apakah sudah sesuai dengan anggaran yang telah dibuat. Dengan begitu, kamu bisa lebih disiplin dalam mengelola uang dan menghindari belanja yang nggak perlu.
Beri Jeda Sebelum Memutuskan untuk Beli Sesuatu
Salah satu cara paling efektif untuk menghindari impulse buying adalah dengan memberi waktu sebelum kamu memutuskan untuk membeli sesuatu. Misalnya, ketika kamu melihat barang yang menarik, cobalah untuk menunggu 24 jam sebelum memutuskan untuk membelinya. Dalam waktu ini, kamu bisa berpikir ulang apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya sekadar keinginan sesaat.
Teknik ini membantu kamu mengurangi keputusan impulsif dan lebih rasional dalam berbelanja. Biasanya, setelah beberapa waktu, keinginan untuk membeli barang tersebut akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Jadi, nggak ada salahnya untuk memberi jeda waktu sebelum menekan tombol "beli".
Hindari Situasi yang Memicu Impulse Buying
Untuk mengontrol impulse buying, penting juga untuk menghindari situasi yang bisa memicu keinginan belanja yang nggak terkontrol. Misalnya, jika kamu sering tergoda oleh iklan-iklan online, coba kurangi waktu scrolling media sosial atau hapus aplikasi belanja yang sering membuatmu tergoda.
Selain itu, saat berbelanja di mall atau supermarket, usahakan untuk membuat daftar belanja terlebih dahulu dan hanya membeli barang yang ada di daftar tersebut. Hindari juga berjalan-jalan di area yang tidak perlu, karena bisa saja kamu tergoda untuk membeli barang yang sebenarnya nggak dibutuhkan.
Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Keinginan
Sebelum membeli sesuatu, coba tanya pada diri sendiri, "Apakah ini benar-benar aku butuhkan, atau hanya sekadar keinginan?" Dengan memfokuskan pada kebutuhan daripada keinginan, kamu bisa lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.
Misalnya, jika kamu ingin membeli baju baru, coba cek dulu lemari pakaianmu. Apakah kamu benar-benar membutuhkan baju baru, atau sebenarnya sudah punya cukup banyak pakaian yang jarang dipakai? Dengan berpikir lebih kritis seperti ini, kamu bisa menghindari belanja impulsif yang hanya berdasarkan keinginan sesaat.
Cari Kegiatan yang Bisa Mendistraksimu
Seringkali, impulse buying terjadi karena kamu merasa bosan atau ingin mengalihkan pikiran dari stres. Nah, daripada belanja impulsif, lebih baik cari kegiatan alternatif yang bisa mengalihkan perhatianmu. Misalnya, kamu bisa mencoba hobi baru, berolahraga, atau berkumpul dengan teman-teman.
Kegiatan alternatif ini tidak hanya membantu kamu menghindari impulse buying, tapi juga bisa memberikan manfaat positif lainnya, seperti meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Dengan menemukan cara lain untuk mengisi waktu dan mengatasi stres, keinginan untuk belanja impulsif pun bisa berkurang.
Sahabat Fimela, mengontrol impulse buying memang bukan hal yang mudah, tapi dengan sedikit usaha dan kesadaran, kamu bisa kok menguranginya. Dengan membuat anggaran belanja, memberi waktu sebelum membeli, menghindari situasi yang memicu belanja impulsif, memprioritaskan kebutuhan, dan mencari kegiatan alternatif, kamu bisa lebih bijak dalam mengelola pengeluaranmu.