Fimela.com, Jakarta Cemburu dan iri adalah emosi yang tidak bisa dihindari. Keduanya sering dianggap sama padahal memiliki perbedaan. Cemburu sendiri adalah perasaan takut atau khawatir kehilangan sesuatu atau seseorang yang penting, biasanya muncul dalam konteks hubungan romantis, persahabatan, atau keluarga. Di sisi lain, iri adalah perasaan ingin memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain, seperti barang, status, atau pencapaian.
Kedua emosi ini perlu dikelola dengan baik karena dapat merusak hubungan dan kesejahteraan pribadi. Cemburu yang berlebihan bisa menyebabkan ketegangan, kecurigaan, dan konflik dalam hubungan, sedangkan iri bisa menurunkan harga diri dan memicu ketidakbahagiaan serta ketidakpuasan terhadap kehidupan sendiri.
Meskipun tidak bisa dihindari, perasaan cemburu dan iri bisa dihadapi dengan baik. Berikut caranya, yang dilansir dari Healthline dan Wandermind. Simak sampai habis ya, Sahabat Fimela.
What's On Fimela
powered by
Cara Menghadapi Rasa Cemburu
1. Suarakan kecemburuan itu
Jika pasangan Sahabat Fimela atau bahkan hubungan antar keluarga memicu rasa cemburu, maka bicarakan hal ini dengan orang terkait. Mungkin mereka tidak menyadari perilaku tersebut, atau tidak menyadari bagaimana perasaanmu tentang hal itu. Bahas rasa cemburu yang dialami secara terbuka. Jika Anda merasa gugup untuk menyebutkan perasaan cemburu, ingatlah bahwa itu adalah hal yang normal.
2. Bicaralah dengan teman yang dipercaya
Kecemburuan kadang-kadang bisa memberikan persepsi yang agak miring tentang realitas. Menyuarakan kekhawatiran ini kepada pihak ketiga bisa membuat situasi menjadi kurang menakutkan dan membantu Sahabat Fimela mendapatkan perspektif. Teman yang dipercaya juga bisa memberikan solusi, jadi jangan dipendam sendiri.
3. Ketahui strategi mengatasi cemburu
Saat merasakan cemburu, jangan terburu-buru untuk langsung mengatasinya. Beikut strategi yang bisa Sahabat Fimela lakukan untuk mengalihkan diridari pikiran cemburu sebelum menjadi berlebihan:
- Tuliskan apa yang dirasakan.
- Berjalan-jalan untuk menjernihkan pikiran.
- Beri diri Anda ruang dengan meninggalkan situasi yang memicu kecemburuan.
- Ambil 10 menit untuk melakukan sesuatu yang menenangkan, seperti meditasi atau mendengarkan musik.
4. Jelajahi masalah mendasar
Kecemburuan yang terus-menerus dan menyebabkan kesusahan kadang-kadang bisa terkait dengan masalah kecemasan atau harga diri, menurut Vicki Botnick, LMFT. "Belajar bagaimana menangani salah satu masalah tersebut bisa otomatis membantu menenangkan kecemburuan." Salah satu cara untuk mengatasi harga diri yang rendah adalah dengan mengidentifikasi nilai-nilai pribadi, seperti kasih sayang, komunikasi, atau kejujuran.
5. Ingat nilai diri sendiri
Penelitian yang mengeksplorasi hubungan antara kecemburuan dan harga diri menemukan bahwa kecemburuan bisa berkembang ketika Anda menghadapi ancaman terhadap harga diri Anda. Untuk mengatasi harga diri yang rendah, coba lakukan hal-hal berikut:
- Ingatkan diri Sahabat Fimela tentang hal-hal yang telah dilakukan dengan baik.
- Latih belas kasih diri.
- Latih afirmasi harian atau tukar afirmasi dengan pasangan.
- Ingatkan diri tentang hal-hal yang Anda hargai dalam pasangan dan hubungan.
- Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang bisa dinikmati.
Cara Menghadapi Rasa Iri
1. Tanyakan rasa iri itu
Sebelum menerima rasa iri begitu saja, tanyakan apakah Sahabat Fimela benar-benar menginginkan sesuatu yang tidak dimiliki, mengapa menginginkannya, dan apakah itu sepadan. Jaimie Krems, PhD, peneliti psikologi sosial dan asisten profesor psikologi di Oklahoma State University, menyarankan untuk mengevaluasi perasaan iri dengan kritis. Misalnya, mungkin merasa iri dengan pencapaian karier seseorang yang sering dipamerkan di media sosial. Namun, bagaimana jika kenyataannya orang tersebut tidak pernah mengambil cuti selama enam bulan? Apakah masih menginginkannya?
2. Ketahui pola saat merasa iri
Coba telaah kembali, bagaimana rasa iri itu bisa muncul. Apakah muncul saat berada di sekitar orang-orang tertentu? Apakah perasaan ini lebih sering terjadi pada waktu-waktu tertentu dalam setahun atau selama masa transisi? Jika media sosial sering memicu rasa iri, lakukan pembersihan terhadap orang-orang yang diikuti. "Jika melihat postingan seseorang selalu membuat merasa iri, dan tidak pernah merasa terhubung atau bahagia saat berinteraksi dengan mereka, tekan tombol berhenti mengikuti!" kata Dr. Jen Douglas, PhD, asisten profesor klinis psikiatri dan ilmu perilaku di Stanford University School of Medicine.
3. Membuat daftar pemicu rasa iri
Mengidentifikasi apa yang memicu rasa iri dapat membantu mengarahkan energi ke arah yang lebih positif. Misalnya, jika merasa iri dengan kesuksesan seorang teman SMA yang sering dipamerkan di media sosial, cobalah untuk memahami apa yang sebenarnya diinginkan, kata Dr. Douglas. "Apakah yang diinginkan adalah Range Rover putih itu? Atau apakah mereka tampak menjalin hubungan yang bahagia?" Sahabat Fimela bisa memahami pemicu tersebut, dan tenentukan apa yang perlu dicapai atau diupayakan untuk meningkatkan kepuasan dan kebahagiaan pribadi.
4. Anggap rasa iri sebagai pesan motivasi
Saat melihat pencapaian orang lain yang memicu rasa iri, Sahabat Fimela dapat mengubahnya menjadi motivasi untuk mencapai hal-hal yang diinginkan. Contoh, jika melihat seseorang yang berhasil dalam karier, mahir dalam bahasa kedua, dan sedang mengejar gelar PhD membuat iri, gunakan itu sebagai dorongan. Jadikan keinginan Sahabat Fimela menjadi kenyataan dengan menetapkan langkah-langkah kecil untuk mencapainya.
5. Tanamkan rasa syukur
Saat merasa iri, seringkali fokus Sahabat Fimela tertuju pada hal-hal yang tidak dimiliki, seperti melihat lemari penuh tas branded milik seorang influencer, yang dapat membuat kita melupakan segala hal baik dalam hidup. Sebagai gantinya, cobalah untuk menghargai dan mensyukuri apa yang sudah dimiliki. Ingatlah bahwa hal-hal tersebut mungkin tidak dimiliki oleh orang lain, dan bersyukurlah atas keberkahan yang telah diberikan.
Penulis: Naela Marcelina
#Unlocking The Limitless