Sutradara 'Malam Pencabut Nyawa' Ungkap Alasan Judul Film Berbeda dari Novelnya

Soraya Fitriyani diperbarui 15 Mei 2024, 06:24 WIB

Fimela.com, Jakarta Base Entertainment kini merilis film terbarunya yang bergenre horor dengan judul "Malam Pencabut Nyawa". Film horor ini konon diadaptasi dari novel bertajuk "Respati" karya Ragil J.P.

Berkat keindahan dan kekompleksan dari cerita pada karya originalnya, "Respati" kini diangkat ke layar lebar sebagai "Malam Pencabut Nyawa". Meski berbeda, sutradara dari film horor ini mengungkapkan alasannya tersendiri.

Sidharta Tata selaku sutradara dan Aoura Lovenson Chandra selaku produser pun membeberkan alasan dibalik pergantiannya judul film "Malam Pencabut Nyawa". Sahabat Fimela ingin tahu informasinya? Simak di bawah ini.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Menyesuaikan Audience di Indonesia

Sidharta Tata (Dok. Malam Pencabut Nyawa)

Sidharta Tata atau akrab disapa Tata sebagai sutradara mengaku memilih judul "Malam Pencabut Nyawa" berkat mempertimbangkan pasar perfilman Indonesia dan judul tersebut dianggap lebih mudah diserap oleh masyarakat Tanah Air.

"Kita selalu melihat potensi pasar yang ada di sini. Kita pengen punya pendekatan yang tepat, jadi kita menggunakan bahasa yang universal biar semua orang tau, penggunaan 'Malam Pencabut Nyawa' menurut kami itu puitik tapi tetap sesuai dengan pasar di Indonesia," ujar Tata, XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin (5/13/2024).

Tata juga menambahkan bahwa judul "Malam Pencabut Nyawa" itu untuk tayangan di Indonesia, sedangkan di luar negeri akan menggunakan judul originalnya. "Penggunaan judul yang kita pake di luar nanti itu memang kita pake judul originalnya yaitu 'Respati'," tambah Tata.

3 dari 3 halaman

Judul Baru Diberikan agar Lebih Deskriptif

Aoura Lovesen Chandra (Dok. Malam Pencabut Nyawa)

Selain itu, Aoura Lovenson Chandra selaku produser film "Malam Pencabut Nyawa" turut menambahkan bahwa dipilihnya judul yang baru agar lebih mendeskripsikan isi dari film.

"Bahwa memang kita juga awalnya berpikir judulnya bisa juga 'Respati', tapi kita pikir lebih baik judul yang lebih deskriptif yang sedikit memberikan informasi tentang film dan ceritanya, makanya kita rasa, 'Malam Pencabut Nyawa' lebih cocok di Indonesia," ujar Aoura.