Ketahui Mitos dan Fakta Seputar Kecerdasan Emosional

Naela Marcelina diperbarui 02 Jun 2024, 12:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Berbicara mengenai kecerdasan emosional, siapa sih yang tidak tertarik untuk memilikinya dan membahasnya? Pastinya kita tentu ingin mengetahui seputar hal ini yang juga cukup ramai diperbincangkan oleh warganet. 

Dilansir dari Verrywell Mind, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memahami, menafsirkan, mendemonstrasikan, mengendalikan, mengevaluasi, dan menggunakan emosi untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain secara efektif dan konstruktif. Beberapa ahli berpendapat bahwa kecerdasan emosional  lebih penting daripada IQ  untuk kesuksesan dalam hidup.

Seiring perkembangan topik ini di media sosial, terdapat kesalahpahaman yang perlu diluruskan. Berikut disajikan mitos dan fakta seputar kecerdasan emosional yang dilansir dari She+ geeks Out dan Eagels Talent. Simak sampai habis ya, Sahabat Fimela. 

2 dari 3 halaman

Mitos Seputar Kecerdasan Emosional

Banyak mitos yang cukup banyak beredar mengenai kecerdasan emosional dan harus diluruskan. (Foto: Freepik/freepik)

Melansir dari She+ geeks Out, berikut mitos mengenai kecerdasan emosional:

1. Kecerdasan emosional sama dengan menjadi emosional

Salah satu mitos yang seringkali salah kaprah tentang kecerdasan emosional adalah anggapan bahwa individu yang memiliki kecerdasan emosional tinggi cenderung terlalu emosional atau terlalu sensitif. Namun, dalam realitasnya, kecerdasan emosional sebenarnya berkaitan dengan kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi, baik dalam diri sendiri maupun orang lain. Kemampuan ini justru membantu seseorang dalam membuat keputusan yang lebih rasional dan tepat, yang jauh dari kesan bersifat emosional.

2. Kecerdasan emosional adalah hal yang tak bisa diubah

Kedua, banyak yang meyakini bahwa kecerdasan emosional adalah sesuatu yang bawaan dan tidak dapat diubah. Namun, penelitian telah membuktikan sebaliknya, menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dapat ditingkatkan melalui kesadaran diri, upaya yang disengaja, dan latihan yang konsisten. Meskipun ada perbedaan individual dalam tingkat empati alami, kebanyakan orang memiliki potensi untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan kecerdasan emosional mereka melalui usaha yang tepat.

3. Kecerdasan emosional berarti selalu bersikap positif

Terdapat kesalahpahaman bahwa kecerdasan emosional berarti selalu mempertahankan sikap positif. Kecerdasan emosional sejati tidak berarti harus selalu merasa bahagia atau positif. Sebaliknya, hal ini melibatkan kemampuan untuk mengakui dan memahami berbagai jenis emosi, termasuk yang negatif, dan menggunakan pemahaman tersebut untuk mengatasi tantangan dengan efektif. Toxic positivity yang berlebihan itu sendiri bisa menjadi pengganggu dalam pikiran .

4.Kecerdasan emosional hanya untuk hubungan pribadi

Realitasnya, kecerdasan emosional memiliki nilai yang sangat penting di semua bidang kehidupan, termasuk lingkungan kerja. Penelitian telah menunjukkan bahwa pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesejahteraan, retensi, kolaborasi, dan produktivitas karyawan di tempat kerja.

5. Kecerdasan emosional hanya tentang empati 

Meskipun empati memang menjadi bagian penting dari kecerdasan emosional, sebenarnya ada aspek lain yang juga sama-sama penting. Kecerdasan emosional juga meliputi kesadaran diri untuk memahami dan mengelola emosi sendiri, kemampuan untuk mengatur diri, keterampilan sosial dalam berinteraksi dengan orang lain, dan motivasi untuk mencapai tujuan secara efektif.

3 dari 3 halaman

Fakta Seputar Kecerdasan Emosional

Walaupun banyak mitos yang beredar, tetapi masih ada fakta yang benar mengenai kecerdasan emosional. (Foto: Freepik/freepik)

Melansir dari Eagles Talent, berikut fakta mengenai kecerdasan emosional: 

1. Kecerdasan emosional tidak mengikuti emosi, tetapi mengarahkannya

Bagian esensial dari kecerdasan emosional adalah kesadaran diri. Seseorang yang memiliki EQ tinggi tetap merasakan emosi, namun mereka mampu mengarahkan emosi tersebut, bukan diikuti olehnya. Mereka mungkin tidak terbawa arus emosi negatif dalam situasi atau aktivitas tertentu. Contohnya, mereka dapat menghentikan sejenak untuk merenung sebelum mengirim email yang mungkin menyinggung. Respons mereka terhadap situasi yang menantang cenderung disertai dengan kesabaran, dengan usaha untuk memahami sudut pandang orang lain.

2. Kecerdasan emosional dapat ditingkatkan

Berbeda dengan IQ (Intelligence Quotient) yang cenderung stabil sepanjang waktu, EQ (Emotional Quotient) dapat signifikan ditingkatkan. Meskipun ada perbedaan individu dalam kecerdasan emosional bawaan, semua orang memiliki potensi untuk memperkuat keterampilan ini melalui pelatihan, bimbingan, dan latihan yang tepat. Sahabat Fimela pun bisa meningkatkannya dengan melihat artikel mengenai tips meningkatkan kecerdasan emosional yang ada di Fimela, silahkan mencari. 

3. EQ yang lebih tinggi mengarah ke kinerja yang lebih baik

Berdasarkan penelitian dari tes TalentSmart, kecerdasan emosional telah terbukti menjadi indikator yang sangat kuat untuk kinerja, kepemimpinan, dan pertumbuhan pribadi. Bahkan, tes ini menemukan bahwa kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang lebih besar daripada lebih dari 30 indikator lainnya. Untuk konteks pekerjaan dan jenjang karir, kecerdasan emosional sangat berfungsi untuk meraih keberhasilan. 

4. Bisa menghasilkan banyak uang

Menurut Travis Bradberry, pengarang "Emotional Intelligence 2.0", individu dengan tingkat kecerdasan emosional (EQ) yang tinggi rata-rata menghasilkan hampir $30.000 lebih banyak per tahun daripada mereka yang memiliki EQ rendah. Yang menarik dari temuan ini adalah bahwa tren tersebut konsisten di berbagai industri, tingkatan pekerjaan, dan wilayah geografis.

5. Kecerdasan emosional menghasilkan kepuasan kerja

Menurut Profesor Rode dari Farmer School of Business di Miami University of Ohio, kecerdasan emosional terkait dengan peningkatan kepuasan kerja. Hal ini karena kemampuan individu untuk menegaskan diri, menavigasi situasi sosial yang kompleks, dan menyelesaikan masalah rumit. Fakta ini menunjukkan bahwa EQ yang lebih tinggi dapat meningkatkan berbagai keterampilan, seperti empati, komunikasi, manajemen stres, dan lainnya, penting untuk kinerja dan pertumbuhan pribadi yang lebih baik di berbagai lingkungan.

 

Penulis: Naela Marcelina 

#Unlocking The Limitless