Bangun Mental yang Kuat Pada Anak, Ini 10 Tips Mendidiknya

Naela Marcelina diperbarui 14 Jun 2024, 17:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Mental yang kuat menjadi salah satu senjata untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan. Bukan hanya itu, hal ini juga menjadi kunci untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar, baik di sekolah, di rumah, maupun dunia perkuliahan hingga karir nanti. 

Ketangguhan mental membantu untuk tetap tenang dan fokus di tengah tekanan, serta mampu menghadapi masalah dan kegagalan dengan sikap yang positif. Hal ini bisa dibentuk sejak kecil. Orangtua bisa memberikan pendidikan tang bisa membangun mental yang kuat sebagai bekal buah hati. 

Berikut tips mendidik anak agar mental kuat yang bisa diikuti oleh para orang tua. Simak informasinya yang dilansir dari Verywell Family dan Safe Search Kids. Jangan lupa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari ya. 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Tips Mendidik Anak untuk Membangun Mental yang Kuat

Didikan mengenai kekuatan mental harus dibangun sejak kecil untuk investasi di masa dewasa. (Foto:Freepik/freepik)

1. Cerminkan bagaimana menjadi tangguh 

Salah satu strategi terbaik dalam mendidik anak untuk membangun ketangguhan mental adalah dengan menampilkan karakteristik tersebut secara langsung dalam kehidupan.. Anak-anak mengamati dan meniru respons orangtua terhadap berbagai situasi. Sebagai orangtua  harus sadar akan ketangguhan mental sendiri dan berupaya memperbaiki area yang perlu diperbaiki untuk memberikan contoh yang baik pada buah hati. 

2. Tunjukkan cara menghadapi ketakutan

Bantu anak melalui proses menghadapi ketakutannya dengan memecahnya menjadi langkah-langkah yang dapat mereka tangani. Misalnya, jika mereka takut pada kegelapan, mulailah dengan membiasakan mereka berada di ruangan yang sedikit redup dan tingkatkan secara bertahap kegelapan dalam jangka waktu yang sesuai dengan kenyamanan mereka. Sementara jika mereka takut bertemu orang baru, dorong mereka untuk memulai dengan memperkenalkan diri kepada orang-orang yang mereka percayai atau nyaman berada di sekitarnya, dan kemudian tingkatkan eksposur mereka ke lingkungan sosial yang lebih luas secara bertahap. 

3. Ajarkan soft skill khusus

Orangtua bisa mengajarkan keterampilan soft skill pada anak. Contohnya, berikan konsekuensi yang bertujuan untuk mengajarkan keterampilan spesifik, seperti kemampuan memecahkan masalah, mengontrol diri, dan berdisiplin. Melalui penerapan konsekuensi ini, anak  akan belajar bagaimana bertindak secara produktif, bahkan di tengah-tengah tantangan, godaan, atau kegagalan

4. Ajarkan keterampilan pengaturan emosi

Ajarkan anak  keterampilan pengaturan emosi dengan tidak selalu menenangkan mereka saat marah atau menghibur saat sedih. Sebaliknya, bantu mereka belajar cara mengelola emosi mereka sendiri, sehingga mereka tidak terlalu bergantung pada Anda untuk mengatur suasana hati mereka. Anak-anak yang mampu memahami dan menghadapi emosi mereka akan lebih siap menghadapi tantangan. Misalnya, jika anak orangtua sedang marah, bantu buah hati memahami emosi tersebut agar mereka bisa mengidentifikasinya dan mengendalikannya lebih efektif. Meskipun tidak mudah, pembelajaran ini akan memberikan manfaat yang besar seiring dengan pertambahan usia. 

5. Biarkan anak membuat kesalahan

Berikan anak kesempatan untuk belajar dari kesalahan dengan memperlakukan kesalahan sebagai bagian alami dari proses pembelajaran. Dorong mereka untuk tidak merasa malu atau terhambat oleh kesalahan yang mereka buat. Berikan konsekuensi yang sesuai jika situasinya memungkinkan dan ajari mereka cara menghindari kesalahan yang sama di masa depan. 

3 dari 3 halaman

Didik Mental yang Kuat Pada Anak dengan Cara yang Benar

Mendidik mental anak memerlukan perhatian khusus, karena apabila terlalu berlebiha hal ini akan berdampak negatif pada pertumbuhan anak. (Foto:Freepik/our-team)

6. Dorong self-talk yang sehat

Anjurkan anak untuk mengembangkan pola pikir yang positif dengan menghindari self-talk yang merendahkan diri atau ramalan negatif tentang masa depan. Bantu mereka belajar untuk merestrukturisasi pikiran negatif agar dapat berpikir secara lebih realistis. Memiliki pandangan yang optimis namun tetap realistis, sang anak akan lebih mampu menghadapi tantangan dan mencapai potensi terbaik mereka.

7. Bantu mereka membangun karakter

Anak-anak membutuhkan pedoman moral yang kuat untuk membantu mereka membuat keputusan yang sehat. Usahakan untuk mentransfer nilai-nilai Anda kepada mereka melalui interaksi sehari-hari. Buatlah kesempatan untuk memberikan pelajaran hidup yang menguatkan nilai-nilai tersebut secara teratur, seperti mengajarkan pentingnya kejujuran dan kasih sayang daripada mengejar kemenangan dengan cara yang tidak etis.

8. Ajarkan untuk menerapkan rasa syukur 

Rasa syukur adalah obat terbaik untuk untuk melawan rasa kasihan pada diri sendiri dan kebiasaan negatif lainnya yang dapat menghambat pertumbuhan mental mereka. Dukung anak Anda dalam mengidentifikasi dan menghargai hal-hal positif dalam kehidupan mereka, sehingga bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun, mereka tetap dapat melihat sisi terangnya. Praktik bersyukur dapat meningkatkan suasana hati anak dan mendorong mereka untuk mengatasi masalah dengan sikap yang proaktif. 

9. Tegaskan tanggung jawab pribadi

Perluas pemahaman buah hari mengenai tanggung jawab pribadi sebagai bagian penting dari membangun kekuatan mental. Saat mereka melakukan kesalahan atau berperilaku buruk, berikan penjelasan tanpa memberikan alasan, sehingga mereka belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Koreksi anak Anda jika mereka mencoba menyalahkan orang lain atas cara mereka berpikir, merasakan, atau berperilaku. 

10. Ajarkan disiplin yang benar 

Mengajarkan disiplin yang tepat kepada anak akan membantu  mempersiapkan mereka menghadapi tantangan berat i dalam hidup.Melalui disiplin yang tepat, anak belajar untuk mengatur emosi mereka, menerima tanggung jawab atas tindakan mereka, dan memahami bahwa tidak semua keinginan mereka akan terpenuhi. Sang anak juga belajar untuk mengatasi rasa kecewa dan membangun kemampuan untuk menangani penolakan atau ketidaksetujuan, yang semuanya merupakan aspek penting dari ketangguhan mental. 

Penulis: Naela Marcelina 

#Unlocking The Limitless