5 Cara Menenangkan Anak yang Tantrum Menjelang Tidur, Hindari Kekerasan!

Fimela Reporter diperbarui 19 Mei 2024, 08:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Terkadang kondisi anak yang rewel menjelang tidur adalah hal yang sulit untuk diatasi. Rewel karena lelah atau hanya sekadar manja adalah hal yang biasa, namun jika mulai sudah merujuk pada tantrum dan susah ditangani, itulah hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Menghadapi anak tantrum sebelum tidur kuncinya adalah rasa sabar.

Tantrum bisa menjadi salah satu pilihan anak untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya. Jangan dilarang menangis atau melakukan tindakan kasar dalam menghentikannya. Tawarkan pelukan hangat pada anak agar merasa lebih aman adalah hal yang baik untuk dilakukan. 

Bersikap tegas tentang batasan perilaku anak yang harus diikutinya adalah hal yang baik. Hal itu bisa dilakukan ketika akan telah selesai mengungkapkan emosinya. Jangan ikut terpancing emosi ketika anak mulai menunjukkan sifat yang sensitif. Inilah 5 cara menenangkan anak yang tantrum menjelang tidur yang bisa dilakukan alih-alih marah dan melakukan tindakan kasar yang menyakiti anak. 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

Tetap Tenang

Tantrum./Copyright shutterstock.com/id/g/MIAStudio

Ibu harus tetap tenang dalam menghadapi anak yang tantrum sebelum tidur. Hal ini bisa dikarenakan anak kelelahan atau sedang kesal karena suatu keinginannya yang belum terpenuhi. Terus lakukan kegiatan yang sedang dilakukan dan abaikan terlebih dahulu anak sampai lebih tenang. Tunjukkan aturan yang sudah disepakati bersama ketika sedang emosi jika ada. Jangan lakukan tindakan memukul dan cobalah untuk memeluknya dengan hangat. Dekap sampai anak tenang. Carilah alasan mengapa anak bisa marah dan meluapkan emosinya begitu dalam. 

3 dari 6 halaman

Jangan Menyerah

Ilustrasi/copyrightshutterstock/szefei

Jangan menyerah karena anak yang susah dikendalikan. Menyerah pada kemarahan anak bukanlah suatu jawaban, melainkan membuat anak memiliki akar kepahitan karena emosinya yang disalurkan melalui kemarahan dan bukan komunikasi terbuka. Anak ingin dimengerti dengan bahasanya. Ketika orang tua menyerah, maka anak akan menggunakkan perilaku yang sama ketika menginginkan sesuatu yang sulit diucapkan. Utamakan komunikasi dua arah yang jelas dan terbuka sehingga tidak saling emosi. 

4 dari 6 halaman

Hindari Imbalan

Ilustrasi/copyrightshutterstock/MIA Studio

Alihkan perhatian anak pada hal lain yang menyenangkan. Ibu pasti memiliki naluri yang tajam mengenai ketertarikan anaknya. Jangan membujuk dengan menggunakkan ibalan untuk menghentikkan tantrumnya. Kemarahannya harus diselesaikan dengan komunikasi yang jelas tanpa imbalan. Anak akan belajar untuk mendapatkan imbalan jika mulai dibiasakan seperti itu. Buat anak memiliki sikap yang jujur dan terbuka akan emosinya. Jangan meluapkan emosi atau menyalurkan komunikasi dengan kemarahan. Itu adalah hal yang kurang baik. 

5 dari 6 halaman

Singkirkan Benda Tajam

Ilustrasi Cara Orangtua Menghadapi Tantrum Credit: pexels.com/cottonbro

Jauhkan anak dari benda berbahaya dan tajam. Jangan sampai anak atau ibu berpotensi terluka karena perilaku tantrum. Tetap jaga area sekitar dengan aman dan jauhkan anak dari perilaku main tangan yang berbahaya. Ketika anak mulai melempar atau memukul, maka pegang kedua tangannya sambil pertanyakan dan sebut namanya. Namun, hal ini harus diiringi dengan nada halus dan lembut yang nyaman. Jangan teriak atau justru marah. 

6 dari 6 halaman

Berikan Pujian

Tetap tenang saat anak tantrum./Copyright unsplash.com/jordan whitt

Berikan pujian dan penghargaan pada perilaku anak hari itu yang mengarah pada tindakan baik. Ingatkan anak bahwa dirinya cerdas dan tidak seharusnya meluapkan emosi secara menggebu-gebu. Jaga komunikasi terbuka dan cobalah untuk mengerti kondisi suasana hatinya saat itu. Gunakkan bahasa yang lembut, jelas, dan baik. 

Nah itu dia lima cara yang bisa dilakukan ibu untuk menenangkan anak yang sedang tantrum sebelum tidur. Berikan ruang dan waktu bagi anak dalam meredakkan emosinya. Jangan memberikan perhatian berlebihan pada anak. Cobalah buat batasan dengan menerapkan aturan konsisten yang telah ditetapkan. Semoga bermanfaat ya! 

Penulis: Yosefin Natalie