Fimela.com, Jakarta Setelah menjalani hari yang panjang merawat anak-anak, saat mereka akhirnya tertidur, itu adalah momen yang sangat dinantikan bagi orang tua. Waktu tidur anak memberikan kesempatan langka bagi orang tua untuk menikmati sedikit waktu untuk diri sendiri, untuk bersantai, atau bahkan melakukan hal-hal yang mereka sukai.
Namun, sayangnya, momen ini seringkali terganggu oleh tangisan anak yang terbangun karena kaget saat tidur. Tangisan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk mimpi yang menakutkan atau reaksi terhadap perubahan lingkungan seperti suara bising.
Lebih lanjut, simak mengenai penyebab anak kaget saat tidur dan cara mengatasinya dalam artikel ini. Dilansir dari MedicineNet dan Healthline.
Penyebab Anak Kaget Saat Tertidur
Kaget pada bayi biasa disebut sebagai “refleks Moro”, hal yang alami dan diharapkan terjadi pada bayi baru lahir. Itu adalah tanda sistem saraf yang sehat. Berikut penyebabnya, yang bisa orangtua hindari saat anak sedang tertidur.
1. Suara keras
Bayi, seperti halnya orang dewasa, mudah dikejutkan oleh suara-suara keras dan tidak terduga. Namun, volume tidak selalu menjadi faktor penentu terjadinya refleks Moro. Jika suara terdengar keras dan tiba-tiba, kemungkinan besar akan memicu reaksi yang signifikan.
2. Perubahan cahaya
Perubahan intensitas cahaya secara tiba-tiba dapat memicu refleks Moro. Contohnya termasuk menyalakan lampu terang atau membuka jendela di ruangan yang sebelumnya gelap.
3. Gerakan tiba-tiba
Gerakan tiba-tiba saat menyusui atau interaksi lainnya dapat memicu refleks Moro. Bayi juga dapat memicu reaksinya sendiri saat mereka menggerakkan lengan atau kakinya.
4. Perubahan ketinggian
Refleks Moro sering terjadi saat bayi dipindahkan dari satu posisi ke posisi berikutnya. Misalnya, banyak orang tua yang secara tidak sengaja memicu refleks tersebut ketika menidurkan bayi di boks atau keranjang bayi. Perubahan ketinggian memicu sensasi jatuh, yang selanjutnya memicu refleks dan mungkin membangunkan bayi.
Cara Mengatasi Anak yang Kagetan Saat Tertidur
1. Redupkan lampu saat tidur
Cahaya yang terang dapat mengganggu tidur anak-anak. Maka dari itu, penting untuk memastikan bahwa kamar tidur mereka cukup redup saat tidur. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan lampu tidur yang lembut atau menggunakan lampu tidur dengan intensitas cahaya yang dapat disesuaikan. Ini membantu menciptakan suasana yang tenang dan nyaman di kamar tidur anak, memungkinkan mereka untuk tidur lebih nyenyak tanpa terganggu oleh cahaya yang terlalu terang.
2. Batasi suara yang keras
Suara-suara yang keras dapat membangunkan anak yang sedang tidur dan menyebabkan mereka kaget. Upayakan untuk menjaga lingkungan sekitar anak tenang saat mereka tidur dengan membatasi suara-suara yang keras, seperti televisi yang keras atau percakapan yang bising di sekitar mereka.
3. Gunakan mesin white noise saat anak sedang tidur
Mesin white noise menghasilkan suara yang kontinu dan monoton, seperti suara hujan atau angin. Suara ini bisa membantu menenangkan bayi dan menciptakan latar belakang audio yang konstan, mengurangi kemungkinan mereka terbangun karena suara tiba-tiba di sekitar.
4. Hindari gerakan tiba-tiba saat menyusui
Gerakan tiba-tiba saat menyusui bisa membuat bayi terbangun dengan kaget. Cobalah untuk menyusui dengan lembut dan stabil, menghindari gerakan yang terlalu cepat atau kasar yang bisa mengganggu mereka dari tidur yang nyenyak.
5. Bergeraklah dengan perlahan dan terarah saat mengubah posisi atau lokasi bayi
Ketika orangtua harus mengangkat atau memindahkan bayi dari satu tempat ke tempat lain, pastikan gerakan yang dilakukan perlahan dan terarah. Hindari gerakan yang terburu-buru atau mendadak yang bisa membuat bayi terbangun dengan kaget.
6. Membedong bayi
Terakhir, teknik ini merupakan langkah yang efektif untuk membantu menenangkan bayi dan mempersiapkannya untuk tidur nyenyak. Salah satu alasannya adalah kemampuannya melawan refleks Moro. Menjaga lengan bayi menempel erat pada tubuhnya, ia tidak akan bisa menyentakkan lengannya keluar yang pada akhirnya membuatnya takut dan membangunkannya. Tidak hanya itu, lingkungan seperti rahim yang tercipta dari bedong akan membantu mencegah mereka merasakan sensasi terjatuh yang seringkali memicu refleks Moro. Hal ini bisa dilakukan untuk bayi 0-4 bulan.
Penulis: Naela Marcelina
#Unlocking The Limitless