Fimela.com, Jakarta Pendidikan adalah satu dari banyaknya hal yang menjadi hak bagi seluruh manusia. Seharusnya tidak ada tembok-tembok pembatas yang membatasi akses pendidikan bagi individu. Baik laki-laki atau perempuan, keduanya berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak yang nantinya dapat menyokong hidupnya di masa depan. Namun, sayangnya kini kesenjangan dalam konteks pendidikan masih sering ditemui.
Dilansir dari Unicef, anak-anak perempuan yang mendapatkan pendidikan layak akan memiliki pendapatan yang lebih tinggi di masa depan, mereka juga dapat memilih jalan hidupnya sendiri, dan juga mereka dapat membangun masa depan yang diimpikan. Pendidikan untuk anak-anak perempuan akan menguatkan perekonomian negara dan mengurangi kesenjangan yang ada di masyarakat. Namun, hak pendidikan bagi perempuan bukan hanya soal akses yang baik untuk bersekolah, tetapi juga termasuk keamanan mereka di kelas dan dukungan nyata untuk karier mereka di masa depan.
Terdapat berbagai alasan atas tidak meratanya akses pendidikan bagi perempuan. Kemiskinan, pernikahan dini, hingga kejahatan berbasis gender yang terjadi di berbagai negara dan berbagai komunitas menjadi alasan tingginya dinding yang membatasi akses mereka terhadap pendudukan. Di beberapa tempat, sekolah tidak aman dan tidak higienis untuk perempuan. Di beberapa tempat lainnya, masih ada praktik mengajar yang memandang rendah partisipasi perempuan dan tentunya akan menyebabkan kesenjangan yang semakin besar. Untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, dibutuhkan setidaknya pendidikan yang layak karena pendidikan adalah pilar dari kehidupan. Dilansir dari The Borgen Project, inilah 10 alasan utama di balik pentingnya pendidikan bagi perempuan
Meningkatkan tingkat literasi
Pendidikan yang layak patut diberikan kepada seluruh manusia, baik itu laki-laki maupun perempuan. Dengan memberikan pendidikan, kemampuan literasi anak akan meningkat dan akan membawa perubahan yang besar di negara-negara terbelakang.
Menghindarkan dari diri dari perdagangan manusia
Menurut United Nations Inter-Agency Project on Human Trafficking, perempuan adalah mangsa empuk dalam hal perdagangan manusia ketika mereka miskin dan tidak berpendidikan. Dengan menyediakan akses pendidikan yang adil, perempuan-perempuan tidak lagi menjadi korban perdagangan manusia dan memberikan kesempatan bagi banyak perempuan di luar sana untuk berkembang.
Menjadi representasi di ranah politik
Partisipasi perempuan dalam dunia politik di seluruh dunia masih sangat minim. Program dari United Nations Women’s menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan, pelatihan, dan pemberdayaan akan mengurangi kesenjangan yang terjadi di ranah politik ini.
Bayi yang sehat
Anak-anak dengan ibu yang berpendidikan dapat bertahan dengan baik. Maka dari itu, pendidikan sangat baik bagi negara-negara terbelakang karena di Burundi, tingkat kematian bayi dan anak mencapai 16.000 jiwa per tahun.
Hubungan seksual yang sehat
Anak perempuan yang baru menyelesaikan pendidikan memiliki kemungkinan tiga kali lebih kecil untuk tertular HIV. Melalui statistik tersebut, Bank Dunia menyebut pendidikan sebagai “jendela harapan” dalam mencegah penyebaran AIDS di kalangan anak-anak saat ini.
Penundaan pernikahan
Sebagaimana dianjurkan oleh UN Population Fund, di negara-negara terbelakang, satu dari tiga anak perempuan menikah sebelum menginjak usia 18 tahun. Sementara itu, di daerah yang memberikan akses pendidikan tujuh tahun atau lebih pada perempuan, pernikahan dapat mundur hingga empat tahun.
Anggota keluarga yang lebih sedikit
Tingginya partisipasi perempuan di sekolah akan menurunkan tingkat kelahiran dari waktu ke waktu. Di Mali, perempuan dengan pendidikan menengah ke atas atau lebih memiliki rata-rata tiga anak. Berkebalikan dengan perempuan yang tidak mendapatkan pendidikan layak, mereka biasanya memiliki rata-rata tujuh anak.
Menghasilkan pemasukan finansial
Pendidikan juga berperan penting dalam meningkatkan kemampuan finansial perempuan. Menurut UNESCO, satu tahun pendidikan dasar pada perempuan dapat meningkatkan setidaknya 20% pendapatannya di masa mendatang.
Meningkatkan GDP
Gross domestic product (GDP) akan melonjak ketika anak-anak perempuan dan laki-laki diberikan kesempatan pendidikan yang sama. Ketika 10% anak perempuan bersekolah, GDP dapat meningkat rata-rata 3%.
Mengurangi tingkat kelaparan
Ketika perempuan diberikan hak yang sama, salah satunya adalah pendidikan yang layak, maka perempuan juga akan turut terlibat dalam kegiatan ekonomi dan bisnis. Dengan turut serta dalam aktivitas bisnis, perempuan akan memiliki kekuatan dan pendapatan yang cukup untuk memberantas kelaparan dan dapat menghidupi keluarganya.
Penulis: FIMELA Karina Alya
#Unlocking The Limitless