Fimela.com, Jakarta Apakah kamu merasa lebih mudah tersinggung dibandingkan orang lain? Selalu emosian terhadap masalah yang sedang ditempuh? bisa jadi kamu termasuk orang yang memiliki perasaan sensitif. Memiliki perasaan ini secara berlebihan dan muncul terus-menerus dapat berdampak buruk pada diri sendiri, seperti perasaan mudah terluka oleh hal-hal kecil, selalu overthinking, kesulitan beradaptasi, dan merasa selalu kesepian.
Tentu saja, dampak negatif tersebut tidak akan terjadi di kehidupanmu jika kamu bisa mengurangi rasa sensitif yang dimiliki. Penasaran apa saja cara ampuhnya? Dilansir dari verrywellmind, berikut ini 5 cara untuk mengurangi rasa sensitif!
What's On Fimela
powered by
Belajar Mengatur Emosi
Memperkuat kemampuan mengendalikan emosi dapat membantu kamu dalam mengurangi rasa sensitif sekaligus melihat situasi dari perspektif yang jernih sebelum mengambil keputusan. Salah satu strategi ampuh untuk mengatur emosi secara efektif adalah dengan memanfaatkan pembingkaian ulang kognitif. Teknik ini mengajak kamu untuk mengubah cara berpikir dan merasakan situasi yang berbeda melalui penafsiran ulang secara sengaja dalam mengendalikan reaksi emosional.
Sebagai contoh adalah jika teman kerja kamu memberikan umpan balik tentang sebuah proyek, mungkin awalnya berpikir, "Saya buruk dalam hal ini!" atau "Tidak ada yang menghargai usaha saya!" Namun, dengan pembingkaian ulang kognitif, kamu dapat melihatnya dari sudut pandang yang lebih positif, seperti "Rekan saya ingin membantu saya melakukan yang terbaik" atau "Melakukan perubahan tersebut akan sangat meningkatkan kualitas proyek."
Dengan mengubah cara berpikir seperti itu kamu dapat mengendalikan emosi dan menempatkannya dalam perspektif yang lebih sehat.
Buat Jurnal
Menulis jurnal dapat menjadi metode efektif untuk mengurangi sifat sensitif yang dimiliki. Dengan menuangkan pengalaman emosional ke dalam tulisan, kamu akan mendapatkan wawasan lebih mendalam tentang perasaan dan respon yang terjadi terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan. Proses menuliskan emosi secara teratur ini membantu kamu untuk memahami dengan lebih baik apa yang sedang dirasakan.
Selain itu, menulis jurnal juga menjadi sarana untuk merefleksikan diri, mengekspresikan emosi secara sehat, serta menemukan solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan melihat pengalaman emosional dari perspektif yang berbeda melalui tulisan, kamu dapat mengenali pola dan pemicu yang memicu kepekaan berlebihan. Pada akhirnya, kegiatan ini akan membantu kamu mengembangkan pemahaman diri yang lebih baik dan menemukan cara untuk mengurangi sifat sensitif.
Jangan Terlalu Personalisasi
Kamu perlu membedakan situasi mana yang layak diambil secara personal dan mana yang tidak, agar dapat mengurangi perasaan sensitif berlebihan. Seseorang yang cenderung membawa segala hal ke ranah pribadi seringkali menganggap semuanya sebagai masalah personal, sehingga kerap kali menyalahkan diri sendiri. Kecenderungan ini dapat membuat kamu terlalu mudah tersinggung dan mengambil segala sesuatu secara personal, meskipun sebenarnya tidak demikian.
Menerima Sebuah Penolakkan
Salah satu kunci untuk mengurangi rasa sensitif adalah dengan belajar menerima penolakan dari orang lain secara lapang dada. Misalnya, ketika kamu meminta bantuan pada seorang teman namun ditolak olehnya, meski sebelumnya kamu selalu bersedia membantunya saat dia membutuhkan. Situasi seperti ini dapat memicu kekesalan jika tidak mampu menerima penolakan tersebut dengan baik, sekaligus mengapa temanmu tidak peduli atas masalah ini.
Maka dari itu cobalah untuk berpikir lebih rasional dan mencari perspektif positif. Katakan pada diri sendiri bahwa teman kamu mungkin sedang sibuk atau memiliki alasan tertentu. Dengan menerima penolakan secara lebih terbuka, kamu tidak perlu merasa tersinggung atau sensitif berlebihan.
Menerima Diri
Seorang yang sangat sensitif seringkali menilai dirinya sangat buruk. Namun, dengan mengembangkan penerimaan diri yang lebih besar, seseorang dapat melawan ketakutan batin yang selalu membuatnya mencari tanda-tanda kritik, penilaian, atau penolakan dari lingkungan sekitar. Belajar mencintai dan menerima diri apa adanya akan membangun kepercayaan diri yang solid, sehingga lebih tahan terhadap situasi yang sebelumnya mungkin dianggap menyakitkan.
Dengan sikap menerima diri sepenuhnya, kamu tidak perlu lagi merasa terancam atau terlalu sensitif terhadap pendapat orang lain sekaligus dapat menghargai masukan yang membangun tanpa mengambilnya sebagai serangan pribadi. Jadi cobalah untuk menerima diri kamu lebih baik.
Demikianlah beberapa cara praktis untuk mengurangi rasa sensitif berlebihan dalam kehidupan. Ternyata, dengan sedikit usaha, rasa sensitif yang berlebihan dapat dikendalikan dengan baik. Jadi, mengapa tidak mulai melakukannya hari ini juga? Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut akan menemukan kehidupan yang lebih tenang.
Penulis: Zahra Utami Putri