Fimela Figure: Soraya Cassandra Dirikan Kebun Kumara Agar Berkebun di Perkotaan Lebih Mudah

Anisha Saktian Putri diperbarui 29 Apr 2024, 19:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Banyak orang berfikir jika berkebun memerlukan lahan yang luas dengan cuaca udara yang sejuk. Dan hal tersebut hanya bisa dilakukan di desa.

Padahal, berkebun juga bisa dilakukan dengan mudah di perkotaan. Apalagi, salah satu cara untuk menghadapi perubahan iklim adalah dengan memaksimalkan dan memperbaiki tata ruang kota yang berkelanjutan dengan banyaknya ruang hijau.

Siti Soraya Cassandra atau yang akrab disapa Sandra menjadi salah satu perempuan yang hidup di kota membuktikan jika berkebun bisa juga dilakukan di perkotaan dan tidak melulu harus memiliki lahan yang luas.

Pembuktiannya tersebut ia lakukan langsung di halaman rumahnya hingga memiliki Kebun Kumara yang hadir sebagai wirausaha sosial di Indonesia yang berfokus membangun kesadaran dan mendekatkan masyarakat kota dengan gaya hidup yang lebih selaras dengan alam.

Kepada Fimela Sandra pun bercerita jika mulai tertarik berkebun dan menumbuhkan atau menanam beberapa bahan makanan sendiri di rumahnya pada tahun 2015. Ketertarikannya pun semakin memuncak ketika ia dan keluarga berkunjung ke Bumi Langit yang ada di Jogjakarta.

Setelah banyak belajar di Bumi Langit, ia merasa diingatkan kembali jika kebutuhan manusia yaitu makanan bisa ditanam sendiri di rumah. Hingga akhirnya ia pun membawa gaya hidup sustainable dan berkebun ke daerah urban atau perkotaan.

"Di Bumi Langit tuh kita bisa lihat sendiri pengetahuan atau ilmu dasar untuk menanam makanan kita sendiri yang tidak terekspos di perkotaan, pengetahuan pangan jauh banget dari kita, seperti siapa yang numbuhin makanan kita. Jadi pulang dari sana diingatkan kembali untuk kebutuhan manusia seperti makanan saja masa kita nggak ngerti cara menanamnya," kata Sandra kepada Fimela.com.

Sandra mengatakan secara bersamaan, memang dirinya dan keluarga sedang mencari bisnis yang berdampak baik dan bermanfaat baik bagi dirinya, orang lain, dan lingkungan. Apalagi, Sandra menyampaikan jika dirinya memang menyukai alam dan kegiatan outdoor.

"Saat ke Bumi Langit, saya dan keluarga memang sedang mencari inspirasi bisnis. Karena aku yang saat itu usia 25 tahun keatas mulai berfikir nggak mungkin kerja dari pagi sampai sore lagi, apa lagi sudah punya anak. Dari situ mulai cari bisnis yang juga bermanfaat. Karena suka juga bercocok tanam akhirnya pilih bisnis di bidang ini," katanya.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Berdirinya Kebun Kumara

Soraya Cassandra Dsalah satu pendiri Kebun Kumara. [Dok. Soraya Cassandra]

Meski bukan dari latar belakang lingkungan, Sandra yang lama bergerak di bidang psikologi dan edukasi pun banyak belajar mengenai berkebun khususnya di kota. Sebab ia menyampaikan tempat tinggalnya berada di kota dan bagaimana cara untuk tetap mendapat ruang hijau dengan lahan terbatas serta mendapat bahan pangan yang ditanam sendiri.

"Di rumah memang suka tanam-tanaman hias, menanam beberapa. Lalu belajar lagi tentang kompos akhirnya menanam pohon pisang karena saat saya belajar banana circle, sampah makanan di taruh di bawah pohon pisang akan menjadi kompos. Namun kalau di kota nanti banyak tikus, jadi di rumah menggunakan sampah daun untuk kompos alami hasil dari daun kering ditaruh di bawah pohon pisang," cerita Soraya.

Setelah tertarik dengan lingkungan, sesuai hobi, dan banyak belajar, Sandra bersama suami dan keluarganya memutuskan untuk mendirikan Kebun Kumara di tahun 2016. Semua dilakukan sendiri oleh Sandra dan keluarganya, mulai dari menggunakan dana dari tabungan, merancang bisnis, hingga memperkenalkan Kebun Kumara kebanyak pihak.

"Jadi saat mendirikan bisnis ini pun saya sambil belajar dan running bisnis Kebun Kumara. Banyak belajar dari teman, survei, cari inspirasi, pokoknya dari 0 sampai sudah tujuh tahun ini dikerjakan sendiri" tambahnya.

Soraya menyampaikan bisnis Kebun Kumara nya ini ia lakukan dengan sungguh-sungguh karena memiliki tujuan untuk membuat ruang hijau di kota lebih banyak termasuk di rumah. Hingga membangun kebiasaan untuk berkebun, kompos, hingga memilah sampah. Sebab, jika melakukan beberapa hal tersebut makan anggota keluarga pun akan hidup lebih sehat, terutama untuk anak-anak.

"Kalau di rumah ada kebun meski tidak besar, anak bisa lebih aktif bermain di rumah, makan sayur lebih sering. karen budaya sehat itu dimulai dari rumah," ujarnya.

Dengan berkebun, Sandra percaya bahwa alam akan senantiasa hadir dalam kesadaran yang kelak bisa memupuk cara berkehidupan yang lebih bermakna.

3 dari 3 halaman

Ragam Program yang Ditawarkan Kebun Kumara

Soraya Cassandra Dsalah satu pendiri Kebun Kumara. [Dok. Soraya Cassandra]

Sandra menyampaikan jika Kebun Kumara pernah menyewa lahan di daerah Situ Gintung, Ciputat hingga tahun 2020. Setelah itu, Kebun Kumara kini berada di Halaman 7, Pondok Cabe hingga menunggu headquarter yang baru bisa ditempati.

Sejak tahun 2018, Kebun Kumara mulai menawarkan jasa lanskap yang meliputi desain dan konstruksi berbasis prinsip “permakultur” yang mengedepankan keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan.

Di tahun 2019, Kebun Kumara meluncurkan Kompos Kolektif, sebuah tekad untuk berhenti mengirim sampah organik ke TPA yang berkolaborasi dengan Magalarva. Kompos Kolektif merupakan jasa pengangkutan dan pengolahan sampah sisa makanan untuk perumahan di area Jabodetabek.

Mulai tahun 2020, Kebun Kumara membuat dan meluncurkan konten edukasi digital untuk menyebarkan semangat peduli lingkungan dan gaya hidup lestari ke lebih banyak orang.

Sandra menegaskan jika Kebun Kumara bukanlah urban farm yang hasil panennya bisa dijual dengan banyak. Melainkan, Kebun Kumara menawarkan jasa seperti edukasi berkebun,pengomposan, permakultur, dan daur ulang plastik yang bisa dilakukan untuk anak-anak dan dewasa.

Lalu ada pula Layanan Pembuatan Konten dengan memberikan keahlian dalam alur cerita ide, penulisan naskah, proyekmanajemen, bakat di depan kamera dan produksi & pasca-pekerjaan produksi. Serta Landscaping Service yang merupakan jasa pembuatan kebun mulai dari desain hingga konstruksi bagi masyarakat yang ingin memiliki kebun pangan pribadi di rumah atau pihak manapun.

"Landscaping ini kita bisa bikin hutan kecil di perkotaan dengan pocket forest, bikin kebun di lahan yang terbatas, yang membuat perkotaan pun semakin teduh apalagi di musim kemarau. Ruang hijau di perkotaan ini tidak mustahil, karena prinsipnya berkebun ini harus ada matahari, tanah, dan air," paparnya.