Ketahui 6 Ciri Batuk yang Berbahaya Pada Bayi

Naela Marcelina diperbarui 31 Agu 2024, 09:24 WIB

Fimela.com, Jakarta Batuk menjadi penyakit yang cukup umum di berbagai kalangan usia. Batuk sendiri merupakan cara tubuh untuk melindungi diri. Menurut Howard Balbi, MD, seorang direktur penyakit menular anak di Nassau County Medical Center di East Meadow, New York, batuk membantu menjaga saluran udara tetap bersih dengan membersihkan tenggorokan dari dahak, lendir hidung yang menetes ke belakang tenggorokan (postnasal drip), atau sisa makanan yang tersangkut.

Namun, batuk juga dapat menjadi tanda adanya penyakit yang memerlukan perhatian serius. Beberapa gejala penyakit bisa teridentifikasi melalui kondisi batuk. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala yang muncul ketika penyakit ini menyerang.

Khususnya pada bayi, hal ini perlu diperhatikan karena sistem kekebalan tubuh bayi belum sepenuhnya berkembang. Berikut adalah gejala berbahaya yang perlu diwaspadai saat bayi mengalami batuk, dilansir dari Parents.com

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Gejala Batuk yang Berbahaya

Batuk bisa menjadi pertanda adanya penyakit lain, oleh karena itu orangtya harus lebih peduli apabila bayi terkena penyakit ini. (Foto: Freepik/freepik)

1. Batuk disertai suara menggonggong 

Apabila bayi batuk disertai suara menggonggong harus diwaspadai. Hal ini adalah gejala dari penyakit croup yang sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Suara menggonggong seperti anjing laut terjadi ketika bayi menarik napas, bukan ketika menghembuskan napas. 

Biasanya, croup dimulai dengan gejala pilek atau hidung tersumbat pada pagi hari. Jika  orangtua mendengar bayi batuk dengan suara menggonggong saat tidur, dan terutama jika bayi kesulitan bernapas, segera menghubungi dokter. Croup umumnya akan mereda dalam tiga atau empat hari, namun jika gejalanya tidak membaik atau semakin parah, segera laporkan ke tenaga medis. 

2. Batuk kering terus menerus 

Jika bayi mengalami batuk yang berlangsung dalam waktu yang lama, segera bawa ke dokter. Hal ini dapat menjadi gejala COVID-19. Meskipun bayi biasanya mengalami kasus COVID-19 yang ringan atau tanpa gejala, tetapi mereka juga dapat mengalami berbagai efek samping, termasuk batuk kering atau basah. Gejala umumnya muncul dalam rentang waktu 2-14 hari setelah terpapar virus, dan sering kali menyerupai pilek atau flu. Jika bayi mengalami batuk kering yang berkepanjangan, terutama jika terdapat gejala lain seperti demam, sulit bernapas, atau kelelahan yang tidak wajar, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang sesuai.

3. Batuk disertai suara mengi

Mengi adalah suara napas yang berbunyi seperti siulan. Kondisi ini merupakan tanda adanya masalah penyumbatan atau obstruksi pada saluran pernapasan. Orangtua perlu meninjau lebih lanjut, karena hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah penyumbatan atau obstruksi pada saluran pernapasan, seperti bronkitis atau gejala asma. Bronkitis ditandai dengan peradangan pada saluran udara kecil di paru-paru, seringkali disebabkan oleh virus pernapasan syncytial (RSV), terutama pada bayi di bawah usia 1 tahun. Sedangkan pada gejala asma parah, meliputi retraksi dada dan diafragma, pernapasan cepat, terengah-engah, kesulitan makan atau menghisap, serta kelelahan.

3 dari 3 halaman

Konsultasi ke Dokter Apabila Bayi Mengalami Gejala Batuk yang Cukup Mengkhawatirkan

Terus pantau kondisi kesehatan buah hati dan segera bawa ke dokter jika kondisi kurang sehat. (Foto: Freepik/freepik)

4. Batuk dengan teriakan keras dan cepat 

Gejala batuk yang perlu diwaspadai pada bayi adalah batuk dengan teriakan keras dan cepat, yang bisa menandakan adanya batuk rejan. Batuk rejan merupakan penyakit yang cukup mengancam jiwa dan merupakan penyebab utama penyakit dan kematian pada bayi sebelum vaksin DTaP ditemukan pada tahun 1960-an, yang secara efektif mengendalikan penyakit ini di Amerika Serikat. Namun, batuk rejan kini mengalami kebangkitan dan telah terjadi wabah di banyak negara bagian di Amerika dalam beberapa tahun terakhir.

Pada kebanyakan kasus batuk rejan (pertusis), bayi tidak menunjukkan gejala pilek atau demam. Gejala batuk rejan dapat meliputi kejang batuk yang sering dan mengkhawatirkan, lidah menjulur, mata melotot, serta perubahan warna wajah.

5. Batuk basah dan berdahak

Bayi yang menderita pneumonia cenderung sangat lelah, dan batuk mereka sering kali "produktif", menghasilkan dahak yang bervariasi dalam warna seperti hijau dan kuning. Pneumonia adalah infeksi virus atau bakteri pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, termasuk flu biasa. Batuk yang menandakan pneumonia biasanya terdengar basah dan berlendir.

6. Batuk kecil dan terus menerus atau terengah engah tanpa pilek

perlu diwaspadai jika bayi batuk karena adanya kemungkinan benda asing yang tersangkut di saluran napasnya. Gejala batuk akibat benda asing mungkin dimulai dengan batuk awal yang diikuti dengan batuk terus-menerus atau sedikit mengi selama beberapa hari, tanpa gejala pilek lainnya atau riwayat pilek atau demam baru-baru ini. Pneumonia juga bisa disebabkan oleh makanan yang tertelan dengan cara yang salah dan tersangkut di paru-paru bayi, di mana kacang tanah merupakan penyebab yang paling umum. Jika benar bayi tersangkut oleh benda asing, maka perhatikan gejalanya sebagai berikut:

  • Tampak jelas dalam kesusahan
  • Tidak mengeluarkan suara sama sekali
  • Menjadi pucat atau biru

Penulis: Naela Marcelina 

#Unlocking The Limitless