Fimela.com, Jakarta Artis Maudy Ayunda mengaku senang bisa ambil bagian dalam kampanye edukasi seputar HPV (Human Papillomavirus (HPV). Bintang film Perahu Kertas ini tak henti mengingatkan para perempuan melakukan vaksinasi dan skrining rutin HPV. Maudy mengungkapkan dirinya termasuk terlambat mendapatkan vaksib HPV. Hal itu dia sadari ketika sedang menempuh pendidikan di luar negeri.
"Aku itu termasuk yang mendapatkan vaksinnya itu bukan di umur yang optimal. Harusnya lebih awal dan itu penyesalannya cukup besar. Aku sampai bingung kok bisa baru tahu mengenai isu ini pas sekolah di luar negeri, dan semua teman perempuan aku sudah vaksin. Terus aku merasa ketinggalan dan akhirnya baru umur 20an aku vaksin," kata Maudy Ayunda dalam acara #NgobrolinHPV Live!: Night at the Library di Perpustakaan Jakarta.
Pengalaman pribadi itulah yang membuat Maudy menerima ajakan untuk mengampanyekan pentingnya vaksin HPV. Dia ingin banyak perempuan Indonesia lebih dini terpapar informasi mengenai HPV "Makanya waktu diajak menjadi bagian kampanye ini aku senang banget dan relevan sekali. Aku saja merasa seharusnya ada seseorang yang kasih tahu aku bahwa sebaiknya di umur tertentu mulai vaksin HPV. Jadi aku mau membantu meningkatkan kesadaran terhadap HPV, kanker serviks dan penyakit lainnya," ujarnya.
Dalam acara sama, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementrian Kesehatan RI, dr. Prima Yosephine, MKM menyebut jika pemerintah mengumumkan Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks pada tahun 2023. Vaksinasi memang menjadi salah satu langkah menekan penyakit akibat HPV di Indonesia.
Sosialisasi secara besar-besaran
"Tentu saja kami tidak bisa berjuang sendiri tanpa bantuan berbagai pihak untuk mengeliminasi kanker serviks di Indonesia. Acara hari ini adalah salah satu bentuk dukungan nyata untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya melakukan pencegahan penyakit terkait infeksi HPV. Karena dengan melakukan vaksinasi kita dapat mencegah berbagi penyakit dengan aman dan efektif," kata dr. Prima Yosephine, MKM.
HPV merupakan penyebab berbagai penyakit, salah satunya kanker serviks. Selain kanker serviks, infeksi HPV juga dapat menyebabkan penyakit berbahaya lainnya, seperti kanker anus, kanker penis dan kutil kelamin yang juga bisa menyerang laki-laki.
Berdasarkan data GLOBOCAN 2022, kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV merupakan salah satu jenis kanker dengan jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia dengan jumlah 36.964 kasus baru. Sementara itu, menurut WHO, HPV juga menjadi penyebab sekitar 70% dari kasus kanker serviks yang dialami perempuan.
"HPV dibagi menjadi dua golongan yaitu High Risk dan Low Risk. Pada golongan high risk dapat menyebabkan berbagai penyakit yang dapat beresiko fatal atau mematikan, salah satunya yaitu kanker serviks. Jika kita merujuk kepada data insidensi kanker serviks di asia tenggara dari GLOBOCAN, Indonesia berada di peringkat pertama di mana ada dua wanita meninggal setiap jam dan 100 kasus baru kanker serviks setiap. Sedangkan golongan yang low risk, infeksi HPV dapat menyebabkan kutil kelamin," kata dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Subsp. Ven., Dokter Spesialis Dermatologi Venerelogi dan Estetika Konsultan Venerologi.
Kepedulian mengenai penyakit terkait HPV
Melalui acara seperti #NgobrolinHPV, Maudy dan pembicara lain berharap bisa menyebarluaskan informasi dan kepedulian mengenai penyakit terkait HPV. Let’s Dengan begitu, bisa meningkatkan kesadaran dan memperluas pemahaman masyarakat tentang HPV serta mendorong dimulainya dialog terbuka antar masyarakat Indonesia mengenai bahaya infeksi HPV serta cara pencegahannya.
"Kami percaya bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk mendapatkan informasi yang kredibel terkait kesehatan, tak terkecuali mengenai HPV dan kanker serviks. Besar harapan kami, melalui acara ini masyarakat dapat menjadikan HPV sebagai topik obrolan sehari-hari dan tidak lagi dipandang tabu," kata Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou.
#Unlocking The Limitless