Fimela.com, Jakarta Mengasah logika untuk berpikir kritis adalah salah satu keterampilan hidup yang paling penting untuk dimiliki. Jika Sahabat Fimela ingin memecahkan masalah yang kompleks,mengumpulkan dan menganalisis data, memperoleh wawasan dari informasi, atau meningkatkan pengamatan, keterampilan ini menjadi sesuatu yang harus dilakukan. Berpikir kritis juga dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan kognitif, memungkinkan kamu meningkatkan kinerja kerja dan memajukan karier.
Dalam mengasahnya, Sahabat Fimela dapat melakukan berbagai kegiatan yang seru dan menyenangkan. Melakukan latihan secara teratur yang secara khusus mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan dan penalaran adalah metode paling efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir Sahabat Fimela. Baik kamu sedang mempersiapkan ujian, membuat keputusan yang berpengaruh bagi bisnis, atau menjalani kehidupan sehari-hari, kegiatan menyenangkan ini dapat membangun keterampilan penalaran dan kemampuan pemecahan masalah yang kreatif.
Berpikir kritis tidak hanya membangun karakter yang kuat, tapi juga melahirkan pribadi bijak, rendah hati, dan sukses. Mengutip dari beberapa sumber, inilah yang dapat Sahabat Fimela lakukan sebagai kegiatan menyenangkan untuk mengasah logika berpikir.
1. Membaca setiap hari
Meskipun kelihatannya sederhana, membaca adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis Sahabat Fimela. Hal ini dapat memaparkan kamu pada ide-ide dan perspektif baru, serta dapat memastikan otak untuk berolahraga setiap hari. Walaupun semua jenis bacaan dapat bermanfaat, cobalah gabungkan beberapa buku yang menantang dari waktu ke waktu untuk melatih otak kamu.
2. Memecahkan teka-teki
Teka-teki terbukti menjadi aktivitas yang bagus untuk membangun neuron mereka. Baik itu Monopoli, tic tac toe, puzzle, ular tangga, dan masih banyak lagi lainnya. Sahabat Fimela akan secara aktif membangun keterampilan berpikir kritisnya dengan memainkan permainan-permainan ini.
Melalui teka-teki dan permainan asah otak, kamu perlahan-lahan belajar bagaimana merumuskan strategi, memahami dasar-dasar teori permainan, dan secara bertahap membangun keterampilan ini hingga menjadi kebiasaan.
3. Berpikir kritis melalui opini vs fakta
Kegiatan berpikir kritis yang berfokus pada opini dan fakta merupakan peluang pembelajaran baru yang sangat berharga dan relevan. Dunia kita yang selalu terhubung memudahkan terjadinya kerancuan antara opini dan fakta, terutama dengan artikel berita yang sensasional dan headline yang bersifat click-bait.
Bagaimana cara membedakan fakta dari opini? Fakta pada umumnya objektif dan mapan, sedangkan opini bersifat subjektif dan tidak terbukti. Misalnya, “awan ada di udara” adalah fakta. “Gaun itu terlihat bagus untukmu” adalah opini. Latih keterampilan berpikir kritis Sahabat Fimela dengan membaca atau mendengarkan berita. Lihat apakah kamu dapat mengidentifikasi saat seseorang mengutarakan opini dan bukan fakta.
4. Pemetaan argumen
Pemetaan argumen dapat menjadi latihan yang bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Seperti pemetaan pikiran, pemetaan argumen adalah metode yang merepresentasikan struktur argumen secara visual. Ini membantu menganalisis dan mengevaluasi ide-ide serta mengembangkan ide-ide baru.
Peta argumen biasanya mencakup hal-hal berikut:
1) Kesimpulan, apa yang diperdebatkan atau ditentang.
2) Premis, alasan yang diberikan untuk mendukung kesimpulan.
3) Inferensi, hubungan yang dibuat antara premis dan kesimpulan.
Pemetaan argumen dapat diterapkan pada situasi apa pun yang memerlukan keterampilan berpikir kritis. Semakin banyak waktu yang digunakan untuk memetakan suatu argumen, semakin baik Sahabat Fimela memahami bagaimana bagian-bagiannya cocok satu sama lain. Pada akhirnya, ini akan membantu berpikir lebih kreatif dan kritis, serta membuat keputusan yang lebih tepat.
5. Enam topi berpikir
Dirancang oleh Edward de Bono, Enam Topi Berpikir adalah latihan berpikir kritis yang diciptakan sebagai alat yang digunakan kelompok ketika mengeksplorasi perspektif berbeda mengenai suatu isu. Untuk membantu tim bekerja lebih produktif dan penuh perhatian, de Bono menyarankan untuk membagi berbagai gaya berpikir ke dalam enam kategori, yang direpresentasikan sebagai topi:
1) Topi putih bersifat objektif, berfokus pada fakta dan logika.
2) Topi merah bersifat intuitif, berfokus pada emosi dan naluri.
3) Topi hijau bersifat kreatif, dengan banyak ide dan sedikit kritik.
4) Topi kuning bersifat optimis dan mendorong hasil positif.
5) Topi hitam bersifat hati-hati dan memprediksi hasil negatif.
6) Topi biru adalah topi kendali yang digunakan untuk manajemen dan organisasi.
Dengan setiap anggota tim memakai topi yang berbeda, kelompok dapat memeriksa suatu isu atau masalah dari berbagai sudut pandang, mencegah satu sudut pandang (atau individu) mendominasi pertemuan atau diskusi.
6. Menciptakan seni
Mengekspresikan pikiran melalui media artistik adalah cara luar biasa untuk memupuk keterampilan berpikir kritis. Seperti menggambar atau mengarang musik, membantu kamu mengungkapkan hal-hal yang mungkin tidak tahu bagaimana melakukannya dengan kata-kata, hal ini memerlukan keterampilan berpikir kritis pada tingkat tertentu.
Melatih keterampilan artistik dan memupuk kreativitas merupakan kegiatan yang sangat diperlukan bagi Sahabat Fimela untuk membangun keterampilan berpikir kritis. Hal ini bukanlah tugas yang sederhana, dan menjadi salah satu faktor mengapa seni sangat dihargai sepanjang sejarah.
Penulis: Miftah DK
#Unlocking The Limitless