8 Cara Tepat Mengelola Sampah Makanan di Rumah

Fimela Reporter diperbarui 13 Mei 2024, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Banyak cara yang dapat Sahabat Fimela lakukan untuk membuat perbedaan positif bagi lingkungan, seperti mendaur ulang, berbelanja barang bekas, mengganti transportasi pribadi ke transportasi umum, atau mengurangi penggunaan air. Namun, hal yang paling berdampak adalah dengan membuang sisa makanan.

Limbah makanan merupakan salah satu penyebab utama polusi global. Tahukah kamu? Bahwa hampir sepertiga dari seluruh makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia terbuang setiap tahunnya, dan hal ini menyumbang sekitar 8% gas rumah kaca dunia. Belum lagi sumber daya alam yang terbuang sia-sia. Produksi pangan membutuhkan sumber daya alam dalam jumlah besar, sekitar separuh daratan dunia dan 70% air tawar dunia digunakan untuk pertanian.

Tentu saja, tidak semua hal ini terjadi di rumah. Banyak sisa makanan yang terjadi pada proses produksi dan transportasi. Namun, hal yang bisa membuat perbedaan adalah pada penanganan dan penyimpanan produk makanan di rumah. Mengurangi limbah makanan tidak hanya baik bagi bumi, tetapi juga bagi keuntungan manusia. 

Melansir dari EHL Insights, di bawah ini adalah beberapa ide tentang cara mengelola pembelian, penyimpanan, dan konsumsi makanan Sahabat Fimela dengan lebih baik di rumah untuk mengurangi sampah makanan di lingkungan.

2 dari 6 halaman

1. Rencanakan makan dan berbelanja dengan cerdas

Rencanakan makan dan berbelanja dengan cerdas. (Foto: Freepik)

Perencanaan makan adalah salah satu cara termudah untuk mengatur konsumsi makanan Sahabat Fimela. Buatlah daftar makanan yang ingin kamu siapkan sepanjang minggu, termasuk malam apa kamu akan makan di luar dan rencanakan bahan-bahan apa (dan berapa jumlahnya) yang diperlukan. Lihatlah di lemari es atau dapur untuk melihat makanan apa yang masih dimiliki dan makanan apa yang bisa kamu buat dengan sisa makanan.

Saat berbelanja, pertahankan bahan-bahan yang ada di daftar dan hindari pembelian impulsif. Berikan kesempatan pada 'produk jelek' juga, karena buah-buahan dan sayur-sayuran yang berbenjol-benjol atau tidak rata baik-baik saja untuk dimakan dan biasanya dijual dengan harga diskon. Dan berhati-hatilah terhadap penawaran massal. Meskipun membeli dalam jumlah besar dapat menghemat uang untuk barang-barang yang tidak mudah rusak seperti tisu toilet dan produk pembersih, hal ini berisiko jika menyangkut produk segar. Bersikaplah realistis, jika tidak akan dimakan sebelum tanggal kedaluwarsanya, jangan membelinya, kamu hanya akan membuangnya.

3 dari 6 halaman

2. Simpan makanan dengan benar

Simpan makanan dengan benar. (Foto: Freepik)

Pelajari cara menyimpan buah dan sayuran segar agar tetap segar lebih lama. Beberapa jenis buah mengeluarkan gas alami saat matang (terutama pisang) yang dapat menyebabkan produk di dekatnya lebih cepat rusak, jadi sebaiknya menyimpannya secara terpisah. Pastikan lemari es Sahabat Fimela cukup dingin.

Jika membeli terlalu banyak produk segar, kamu selalu dapat membekukan atau mengawetkannya untuk memperpanjang umur simpan. Banyak barang yang dapat disimpan dengan baik di dalam freezer, termasuk roti, irisan buah-buahan, daging, dan makanan siap saji (praktis untuk dibawa saat terlalu lelah untuk memasak). Pastikan untuk mengunjungi freezer sesering mungkin untuk melacak apa yang kamu miliki.

4 dari 6 halaman

3. Atur isi lemari es

Atur isi lemari es. (Foto: Freepik)

Kulkas dan dapur yang berantakan dapat menyebabkan produk hilang atau terdorong ke belakang, sehingga akan membusuk sebelum Sahabat Fimela sempat menyadarinya. Cobalah mengatur produk menggunakan metode FIFO: 'first in, first out', dengan menempatkan barang yang baru dibeli di belakang sehingga produk lama dapat digunakan terlebih dahulu. Dan catatlah dalam hati apa yang kamu miliki di dapur (makanan kaleng, sereal, pasta, dan nasi) karena hal-hal tersebut sering kali terlupakan, tetapi pada akhirnya juga akan berubah.

4. Pelajari cara membaca tanggal kedaluwarsa

Tanggal kedaluwarsa bisa menyesatkan dan menimbulkan banyak kebingungan. Faktanya, label kedaluwarsa menyumbang hampir 20% limbah makanan global. Sebanyak 84% konsumen membuang makanan pada atau mendekati tanggal kedaluwarsa pada kemasannya, padahal dalam sebagian besar kasus, makanan tersebut masih baik-baik saja untuk dikonsumsi. Meskipun tanggal 'digunakan sebelum' penting untuk diikuti, tanggal 'terbaik sebelum' biasanya memungkinkan terjadinya kesalahan yang besar. Jadi gunakan akal sehat kamu untuk menilai apakah barang tersebut benar-benar telah kedaluwarsa.

5. Makanlah sisa makanan

Meskipun menyantap makanan yang sama 2 hari berturut-turut mungkin kedengarannya bukan pengalaman makan yang paling menarik, ini adalah cara yang bagus untuk menghemat uang dan mengurangi limbah. Jika Sahabat Fimela bisa menghiburnya, banyak sisa makanan (seperti lasagna atau tiramisu) yang terasa lebih enak keesokan harinya. Namun jika itu bukan pilihan, pertimbangkan dengan membekukan sisa makanan untuk santapan cepat dan mudah saat kamu tidak ingin memasak.

5 dari 6 halaman

6. Berkreasilah dengan sisa makanan

Membuat sup untuk berkreasi dengan sisa makanan. (Foto: Freepik/jcomp)

Hanya karena tidak layak dikonsumsi bukan berarti harus dibuang ke tempat sampah. Ada banyak cara untuk memanfaatkan sisa makanan, antara lain:

1) Buat kaldu sendiri

Gunakan sisa sayur atau daging (termasuk tulang) untuk membuat kaldu sendiri yang bisa disimpan di lemari es atau freezer.

2) Buatlah sup

Sayuran yang lemas atau layu (seperti salad) dapat dihidupkan kembali dengan air dingin atau dicincang dan diolah menjadi sup. Bayam dan daun bawang sangat lezat dalam sup.

3) Jangan pernah membuang roti

Roti basi sangat serbaguna dan dapat diubah menjadi remah roti atau digunakan untuk roti panggang Perancis atau puding roti yang nikmat.

4) Simpan kulit jeruk

Kulit jeruk (seperti lemon dan jeruk) sangat bagus untuk memberi rasa pada air, gula, atau bumbu perendam dan juga dapat ditambahkan ke cuka untuk menghasilkan produk pembersih alami dan ramah lingkungan.

5) Tumbuhkan produk sendiri

Banyak lubang, biji-bijian, dan sisa sayuran (seperti bawang bombay, selada, alpukat, jahe, serai, dan kentang) dapat digunakan untuk menumbuhkan kembali sayuran baru.

6 dari 6 halaman

7. Membuat kompos

Membuat kompos. (Foto: Freepik)

Segala sesuatu yang tidak dapat digunakan kembali hampir pasti dapat didaur ulang. Sebagian besar sampah makanan yang kamu hasilkan dapat dibuat kompos, yang memberikan kehidupan kedua, dan mencegahnya menghasilkan metana di tempat pembuangan sampah. Sahabat Fimela tidak memerlukan taman atau banyak ruang luar untuk membuat tempat sampah kompos sendiri. Jika kamu tidak memiliki tempat sampah kompos sendiri (atau tidak punya uang atau waktu untuk berinvestasi di dalamnya), simpan sisa-sisa makanan dan buang ke tempat sampah kompos di lingkungan sekitar.

8. Donasi ke bank makanan

Alihkan makanan yang tidak mudah rusak dan tidak kotor ke bank makanan setempat, dapur umum, atau tempat penampungan untuk mendukung komunitas di sekitar Sahabat Fimela. Sebagai contoh di Swiss, Cartons du Coeur adalah salah satu bank makanan terbesar dengan tempat pengumpulan yang tersebar di seluruh negeri.

 

Penulis: Miftah DK.

#Unlocking The Limitless