Fimela.com, Jakarta Film adaptasi novel populer karya Ika Natassa ini resmi tayang di bioskop Tanah Air mulai tanggal 30 April 2024 mendatang. Hal menarik dari film ini ialah proses syutingnya yang hampir 75% dilakukan di New York dan selebihnya di Jakarta.
Putri Marino dan Jihane selaku pemeran di film 'TAOL' ini pun membagikan ceritanya kepada Fimela di kantor KLY mengenai perasaan dan perbedaan syuting di dua tempat tersebut.
Sahabat Fimela ingin tahu? Simak kisah Putri Marino dan Jihane Almira saat jalani syuting di New York, sebagai berikut.
What's On Fimela
powered by
Perbedaan Syuting di New York dan Indonesia
Putri mengungkapkan beruntungnya tidak ada kesulitan saat menjalani syuting di kota metropolitan tersebut.
"Serunya di New York itu, kadang ada beberapa adegan kita kan banyak syuting di pinggir jalan gitu ya, dan mereka-mereka (masyarakat New York) yang lewat itu kadang bodo amat, yaudah lewat mah lewat aja gitu, jadi kita pun gak ribet ngurusin syutingnya," kata Putri di kantor KLY, Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (4/20/2024).
Namun dibandingkan dengan syuting di Negera sendiri, Putri mengungkapkan lebih mudah mengontrol situasi dan kondisi di Indonesia ketimbang di New York.
"Tapi walau mereka begitu, dibandingkan dengan syuting di Indonesia. Kalo di Indonesia nih, kita lebih punya kontrol, misalnya kaya syuting di gang-gang, kita kan bisa 'Bapak-Ibu misi sebentar yaa', tapi kalo di sana kan kita gak bisa, gak bisa asal ngomong," tambah Putri.
Syuting saat Musim Dingin
Diketahui proses syuting film 'The Architecture of Love' di kota New York dimulai semenjak akhir Oktober 2023. Dengan demikian, pada saat itu sedang memasuki musim dingin di sana.
Jihane dan Putri sepakat bahwa suasana di New York saat mereka syuting sangat dingin. "Wah New York dingin saat itu, sedingin itu yaa. Bahkan kita sampe pake warmer" kata Jihane.
Makan Kurang Teratur
Jika biasanya kalau di Indonesia mereka dapat makan tepat waktu. Jihane menyampaikan saat di New York mereka biasanya makan siang di jam 3.
"Kita tuh kalo makan pagi ke siang biasanya spare waktunya 6 jam, misalnya nih kita baru nyampe jam 9 pagi, let say kita makan jam segitu, berarti nanti kita lunch-nya jam 3," tutur Jihane.
Meski demikian, Jihane menambahkan bahwa para tim banyak yang menyiapkan makanan untuk ngemil sehingga mereka tetap bisa makan ringan. "Tapi biasanya ada aja yang bawa makanan di lokasi syuting, jadi nanti kaya 'eh gua bawa ini', pokonya saling berbagi aja di sana," lanjut Jihane.